NovelToon NovelToon
Kerudung Yang Tersimpan

Kerudung Yang Tersimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Syakilah

🌺🌺🌺

Suara adzan subuh membuat mata ini untuk mengerjap, meski kantuk masih menyerang, tapi dengan perlahan ku paksa untuk membuka, betapa indah dan sempurna pahatan yang di lukis tuhan pada wajah tampan yang kini ada di depan mata ku, sungguh nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan?

Serasa terbangun dari sebuah mimpi yang begitu indah, kini diri ku tersenyum bahagia, dimana hal yang selalu ku damba yang menurutku khayalan semata kini telah menjadi nyata. Di dunia ini tak ada hal yang tak mungkin jika Tuhan sudah berkehendak dengan Kun fayakun maka terjadilah. Seperti kisah cintaku dan dirinya mengisahkan jarak dan batasan seakan tak pernah mungkin bersatu, tapi takdir tuhan berpihak pada kami, beribu rasa syukur tak usai ku panjatkan di setiap sujud ku. Mungkin ini adalah janji tuhan dimana di setiap kesedian pasti akan ada nya suatu kebahagiaan.

Aku yang dulu hanyalah wanita malam kini telah sah menjadi seorang makmum dari seorang imam yang sangat beriman, membuatku merasa bersyukur atas takdir tuhan yang digariskan untuk ku. Maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?

Di kalah tubuh ini ingin bergerak, tapi mulut ini tak kuasa untuk tidak meringis. Mungkin bekas peraduan kami untuk menyempurnakan sebuah ibadah kami tadi malam masih terasa sakit, membuat mata nya terbuka sempurna dengan menatap ku begitu khawatir.

"Kamu kenapa sayang?" sebuah pertanyaan lembut yang mampu meneduhkan hati ini. Dengan segera aku mengulas senyum seraya menggeleng untuk menenangkan hati nya.

"Maaf, membuat tidur mu terusik!" balasku masih agak canggung. Dia terlihat membuang nafas kasar.

"Kenapa masih begitu canggung, kita ini sudah halal dan aku tak merasa terusik sama sekali" jawab nya terlihat datar.

"Apa masih sakit?" lanjutnya bertanya dengan lembut. Aku menunduk untuk membunyikan kegugupan ku.

"Maaf ya!" kata nya begitu menyesal. Aku dengan segera mendongak dan menatap nya.

"Aku ikhlas karena aku mencintaimu" balasku. Dia mengulas senyum teduh.

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di bibir ku. Jangan di tanya bagaimana keadaan jantungku saat ini, Ya, jantung ku saat ini seperti benderang mau perang. Belum sempat menetralkan jantungku kembali ku terkejut dengan tingkah nya yang mengangkat tubuh ini dalam gendongan nya.

"Aww.." pekik ku saat terkejut. Tangan ini mengalung begitu saja di lehernya. Dia mengulas senyum yang membuat ku semakin menambah nya.

"Mau kemana?" lirih ku.

"Kita mandi bersama" jawab nya mengedipkan satu mata berhasil menggoda ku.

"Tapi aku malu" jawab ku tersipu malu.

"Kenapa harus malu, kita sudah halal" ujarnya seraya membawa ku ke dalam kamar mandi. Aku di pinta untuk berdiam diri karena dia yang akan membasuh tubuh ini, dan benar saja dia begitu telaten membasuh di setiap lekuk tubuh ini meski, jujur aku malu tapi mendapat sentuhan yang begitu lembut tubuh ini seakan terhanyut. Aku tahu dia pasti menahan diri karena ku lihat dia beberapa kali menarik nafas untuk menetralkan pikiran nya yang mungkin menginginkan tubuh ini.

"Sayang, jika saja kamu tidak sakit mungkin sekarang aku akan menerkam tubuh indah mu ini" keluh nya setelah membasuh tubuh ini. Dan mata ku terbelalak ketika dia sudah berhasil melepas piyamanya di depan mata ini, ternyata dia juga membersihkan dirinya.

"Maaf, kamar mandinya kecil" ujar ku saat dia melilitkan handuk ke tubuh nya.

"Besar kecil sebuah tempat itu tak masalah, asalkan kita bahagia" balasnya seraya mengangkat tubuh ini

"Aku bisa berjalan"

"Ayolah, jangan membuat suami mu yang tampan ini merasa bersalah dengan melihat mu berjalan dengan tidak nyaman" kilah nya. Aku mengangguk mau tak mau menurut.

"Duduk sini, biar aku ambilkan baju" pintanya ketika membaringkan ku di ranjang. Lagi dan lagi aku hanya menurut. Dia berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil kan baju untuk ku.

"Sini ku pakaian!" ujarnya, tapi aku menolak.

"Biar aku pakai sendiri, lebih baik kamu memakai baju, karena waktu subuh akan beranjak" Dan benar saja dia melihat jam di atas nakas ku, lalu dia mengangguk membiarkan aku memakai baju yang dia ambilkan untuk ku. Sebuah dress panjang dan di padukan dengan blezer dengan warna senada.

"Kamu benar, kita sholat berjamaah di rumah saja" katanya seraya menghampiri koper yang dia bawah untuk megambil sebuah baju kokoh.

Selesai sholat berjamaah, aku mematut tubuh ku di depan meja rias. Ternyata jejak percintaan tadi malam menyisakan beberapa bercak di leherku. Ku mencoba menutupi dengan make up.

"Sayang, nanti kita sarapan di hotel ya" ujarnya memberi tahu. Aku mengangguk.

Acara akad nikah diadakan di rumah ku yang minimalis ini hanya ada dua kamar. Untuk ku dan ibu, sedangkan keluarga nya menginap tak jauh di hotel dekat perumahan ku. Entah sejak kapan dia sudah berganti dengan kemeja dan celana jens yang membalut tubuh nya lagi dan lagi aku terpana akan ketampanan nya.

"Kamu cantik" sebuah kata pujian tersemat di bibir nya ketika dia menghampiri ku dan kini dia berdiri di belakang ku menatap ku di cermin.

"Tapi lebih cantik pakai kerudung ini" ternyata dia menyematkan kerudung yang dulu dia berikan pada ku di atas kepala ku.

"Mas, ini kan kerudung yang-"

"Hem, kerudung yang kamu simpan kini akan ku pakaikan padamu. Aku tadi melihatnya saat mengambil baju, sekalian aku ambil" jawab nya dengan telaten memakaikan di kepalaku yang belum terbalut hijab.

"Dengan begini kamu tidak perlu repot-repot menutup cupang yang ku sematkan di leher jenjang mu" lanjut nya lagi.

"Masya Allah, cantik nya" puji nya membuat diri ini semakin merona.

"Terima kasih, mulai sekarang aku akan berhijab" kata ku yakin.

"Apa kamu sudah yakin?"

"Hem, insya Allah"

"Semoga Istiqomah ya!"

"Amin, terima kasih" ucap ku sekali lagi pada nya.

"Kalau boleh jujur, aku juga lebih suka kamu menutup surai panjang mu, karena aku ingin hanya aku yang menikmati keindahan dan kesempurnaan yang tuhan berikan pada tubuh mu"

"Maaf kan aku yang dulu-"

"Shut,,!!" cegah nya seraya menutup bibir ini dengan jari telunjuk.

"Yang lalu biarlah berlalu, jangan lagi ungkit cukup di simpan di sini sebagai pembelajaran" katanya seraya beralih menunjuk dadaku. Aku mengangguk, dia benar, masa kelam biarlah berlalu kini yang ada hanya masa dimana aku dan dirinya yang memulai lembaran baru dalam bahtera rumah tangga. Hanya sebuah doa yang selalu terpanjat di pernikahan ini semoga bisa menuntun kami ke jalan sakinah, mawaddah dan warahmah. amin.

1
Lia siti marlia
ihhhh sultan mah bebas mau beli apa aja ....perkara butik mh kecil yah syamil 😁
Lia siti marlia
ihhhhhb cocuit gemes deh dah tua juga masih dagdigdug seeer😁
Lia siti marlia
yes kesabaran kunci kebahagiaan 🤗
Lia siti marlia
ih pengenn kaya sakilah umi asiyah dan mom nuri 😁
Lia siti marlia
uhuh cotcuit syamil ....kamu memang laki laki top deh 🤗
Supriyatun
Luar biasa
Supriyatun
Lumayan
Lia siti marlia
buah jatuh gak akan jauh dari pohon nya dad tom
Suci Dava
kadang KALA bukan kadang KALAH, itu mempunyai arti yg berbeda.
Terus di novel orang tua nya Syamil pernah di kolom komentar itu mengingatkan bahwa penulisan " tuan MUDAH " itu salah yg benar "tuan MUDA", tp di novel ini kenapa penulisan nya msh TUAN MUDAH 🤔
diara
👍💪
Lita
baca ah...
Lia siti marlia
masih nyimak
Adiba Shakila Atmarini
kisahx menarik..lnjut up thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!