Sebuah senjata pusaka yg sempat menggegerkan dunia persilatan karena kehebatan nya, menjadi incaran banyak tokoh-tokoh pendekar yg berkeinginan untuk memiliki nya di saat senjata itu menghilang.
Dan bagi siapa saja yg akan berjodoh dengan pedang tersebut tentu akan menjadi tokoh dunia persilatan kelas wahid bahkan kemungkinan menjadi tokoh nomor satu tidak akan terbantahkan bila berhasil menggenggam senjata tersebut.
Baik dari kalangan putih maupun hitam saling berlomba guna mendapatkan pedang pusaka tersebut.
Nantikan kisah nya dalam cerita Pusaka Pedang Tabut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#5 Kawah Chandra Dimuka.
Laksana terbang , melesat lah tubuh Diwandaka ini menuju puncak Kawah Chandra Ambara , puncak ketiga sekaligus yg terakhir yg di datangi oleh pemuda asal desa Semenyih ini.
Tangan nya yg mengembang bagaikan sayap-sayap garuda yg tengah meangangkasa mengarungi dirgantara.
Hanya satu kali lesatan saja , pemuda itu tiba di puncak ketiga gunung Bayang ini.
Ia pun langsung bertengger di sebuah pohon yg berdaun lebat yg ada di sekitar puncak Kawah Chandra Ambara ini.
Dari ketiga puncak Gunung Bayang ini, puncak Kawah Chandra Ambara lah yg memiliki tempat yg paling luas dengan di tengah nya ada sebuah kolam air yg berair sangat jernih berkilauan.
Mungkin karena hal tersebut lah maka puncak ini dinamakan puncak Kawah Chandra Ambara.
Tidak seperti kedua puncak sebelum nya, di kawah Chandra Ambara ini, mata di sejukan oleh pemandangan yg sangat indah ini , bagaikan suwarga loka yg ada di alam.mayapada ini.
Bahkan tatkala Mentari tepat pada puncak nya dan menyentuh air kolam yg merupakan bekas kawah berapi dahulu nya itu, akan menampilkan suasana yg terang di dalam kolam tersebut.
Cahaya mentari yg masuk tentu akan dapat menjadi penerang bagi setiap mata memandang ke dalam kolam yg sebening kaca ini.
Ikan-ikan dan beberapa tumbuhan air terlihat dengan sangat jelas dan beraneka warna , menyejuk kan mata yg melihat nya.
Meski demikian , Diwandaka menduga bahwa kolam yg berada di puncak Kawah Chandra Ambara ini teramat dalam.dan sulit untuk di tentukan kedalaman nya.
Hal ini di sebabkan bahwa pandangan mata nya pun tidak dapat menembus hingga ke dasar nya meskipun di dekat tepian nya masih dapat di lihat.
Hehmm!, dimanakah aku harus melakukan tapa?
Bertanya di dalam hati nya pemuda itu, walaupun sebenar nya ada keinginan nya untuk sejenak sekedar membasahi tubuh nya dari air kolam tersebut, namun hal itu urung ia lakukan karena merasa belum pantas untuk masuk ke dalam air nya tersebut.
Biarlah nanti setelah diriku melalukan tapa dan dapat menentukan apakah dapat untuk masuk ke dalam kolam itu atau tidak , berkata Diwandaka dalam.hati nya.
Ia pun berjalan mengitari kolam kawah Chandra Ambara ini guna mencari tempat yg cocokuntuk menjalani sebuah laku sesuai pesan eyang Menjangan Putih.
Tidak terlalu lama ia pun menemukan sebuah goa kecil yg memang menghadap langsung ke arah kolam yg berair jernih dan berkilauan laksana kristal-ktistal mutiara.itu.
Bahkan letak dan posisi dari goa kecil.ini sangat lah strategis, sebab ia berada pada sebuah gumuk kecil dan ada beberapa pohon raksasa yg mungkin telah berumur ratusan tahun.
Dari goa kecil ini dengan sangat jelas dapat melihat ke arah kolam indah yg ada di puncak ketiga dari gunung bayang ini.
Baik lah , disini lah aku akan menjalani laku, berkata dalam hati Diwandaka.
Ia masih berada di depan mulut goa kecil itu sampai mentari benar-benar merendah di ufuk barat, dan pada saat malam tiba lah ia akan memulai nya, menjalani laku, tapa barata guna mendapatkan pedang pusaka , pedang tabut.
Sebenar nya lah puncak ketiga dari gunung bayang ini sangat lah indah, bahkan mungkin hanya beberapa orang saja lah yg dapat menikmati nya karena jalan menuju tempat itu tidak lah mudah.
Berbeda dengan puncak Kawah Dimuka, puncak pertama dari gunung Bayang itu masih dapat di daki oleh orang-orang awam sekalipun , tetapi tidak untuk puncak kawah Agni, pada puncak kedua ini , seseorang yg memiliki ketrampilan dan nyali yg tinggi dan sangat kuat saja lah yg akan bisa mencapai puncak nya, jalan nya teramat licin, curam.,serta sangat terjal, bebatuan nya pun sangat runcing sehingga amat mustahil dapat di daki.
Tetapi pada puncak ketiga , puncak ketiga , yaitu kawah Chandra Ambara ini, seolah memiliki kelainan tersendiri, puncak ketiga ini tidak dapat di masuki kecuali melewati salah satu dari dua puncak yg lain nya yaitu kawah Dimuka atau pun kawah Agni.
Tetapi bila harus melalui kawah Dimuka seseorang di haruskan menyebrangi jurang yg sangat dalam dan cukup lebar , namun bila harus dari puncak Kawah Agni , jalan menuju ke puncak kedua ini lah yg sulit untuk di daki dan di lewati.
Puncak Kawah Chandra Ambarà seolah puncak tempat nya dewa dewi bersemayam di muka bumi ini.
Selain indah tempat tersebut memang mustahil untuk di daki oleh manusia biasa.
Mega-mega yg berarak di sekitar puncak kawah Chandra Ambara ini menambah keindahan nya, apalagi tersalut oleh cahaya jingga kemerahan dari sang surya yg akan menuju ke peraduan nya itu.
Mata pemuda asal desa Semenyih ini tidak lepas-lepas nya memandang keindahan yg terjadi di depan mata nya , memang baru kali ini ia melihat keindahan seperti ini, seumur hidup nya.
Hehhh, baiklah , seperti nya sudah waktu nya aku menjalani laku, malam telah turun , kata nya di dalam hati.
Diwandaka pun duduk di dalam goa yg tidak terlalu besar yg berada di atas sebuah gumuk kecil ini.
Ia segera memejamkan mata nya setelah kedua telapak tangan nya ia tautkan di depan dada.
Terlihat bibir pemuda itu seperti bergerak-gerak melafalkan sebuah mantera.
Lalu kemudian keadaan menjadi hening sesaat Diwandaka larut dalam semedi nya , ia berusaha mendekatkan diri kepada sang maha pencipta seraya meminta petunjuk mengenai sebuah benda pusaka yg bernama pedang tabut itu.
Kita tinggalkan dahulu Diwandaka di puncak gunung Bayang, tepat nya di kawah Chandra Ambara.
Bertepatan dengan itu pula, di dalam istana Mudragha telah terjadi kegemparan yg luar biasa.
Banyak dayang serta emban pembantu yg terkena sejenis penyakit menular yg begitu cepat nya berjangkit, sehari semalam saja dapat menjangkiti lebih dari sepuluh orang.
Putri ayu Eka Rinjani yg menjadi penguasa sementara pengganti Ramanda nya itu menjadi kebingungan di buat hal tersebut.
Ia pun memanggil Rakryan Maha mantri Lang Dumadi guna datang menghadap.
Segera saja pembesar kerajaan Mudragha ini memenuhi panggilan dari putri ayu Eka Rinjani ini.
" Ampun kan hamba Gusti Putri, ada gerangan apakah Gusti Putri memanggil hamba malam-malam begini, adakah sesuatu yg penting ?" tanya Rakryan Maha mantri Lang Dumadi sambil menjura hormat.
" Tentu saja paman mantri, sesuatu yg terjadi akhir-akhir ini membuat pikiran ku menjadi tidak menentu, apakah paman mantri bisa mencarikan jalan pemecahan nya " sahut Putri ayu Eka Rinjani.
" Masalah apakah gerangan nya yg Gusti Putri risaukan itu , apakah mengenai wabah penyakit menular yg berjangkit dalam hanya semalam saja telah menimbulkan korban di atas sepuluh orang,.itu kah yg ingin Gusti putri bicarakan itu ?" tanya Rakryan Maha mantri Lang Dumadi.
" Benar paman Mantri , masalah itu lah yg membuat diri ku tidak bisa memejamkan mata, apakah yg sebaik nya harus kita lakukan guna mencegah wabah ini semakin menjalar " ucap Putri ayu Eka Rinjani menjelaskan.
Sambil kembali menjura hormat, Rakryan Mahamantri meminta kepada Putri ayu Eka Rinjani agar mencari petunjuk kepada sang Hyang Agung, sebab bagaimana pun juga semua nya itu berasal nya dari sana.
" Jadi maksud paman Mantri , diri ku harus meminta petunjuk kepada sang Maha Kuasa, begitu ?" tanya Putri ayu Eka Rinjani .
" Benar Gusti Putri, doa seorang pemimpin dan penguasa tentu akan lebih cepat di jawab oleh Sang Hyang Agung." balas Rakryan Maha mantri Lang Dumadi.
Tampak termenung Putri ayu Eka Rinjani setrlah mendengar perkataan dari salah seorang pembantu nya
" Lantas, apakah kita tidak sebaik nya memanggil beberapa orang tabib guna menolong para dayang dan emban yg telah terkena penyakit menular itui ?" kata Putri ayu Eka Rinjani.
" Mungkin sebaik nya memang demikian Gusti Putri , asalkan diri mu mendapatkan petunjuk dari Sang Hyang Agung itu, tentu wabah ini akan segera berallu dengan cepat " ucap Rakryan Maha mantri Lang Dumadi.
" Jika memang itu pendapat mu. Baik lah aku akan menjalani....nya " ujar Putri ayu Eka Rinjani.
Penguasa kerajaan dari Mudragha ini langsung meninggalkan balairung istana dan segera masui ke dalam bilik rahasia nya.
Gadis cantik putri dari sang maharaja prabhu Aria Agra Semantik ini menuruti semua perintah dari Rakryan Maha Mantri Lang Dumadi itu.
Setelah dua hari berada di dalam bilik nya tanpa ia harus keluar dari rumah nya , barulah Putri ayu Eka Rinjani mengakhiri laku yg di jalani nya ini.
Kembali ia mengumpulkan para pembesar dan pejabat keraton istana Mudragha ini guna mengetahui perkembangan terakhir dari kerajaaan nya ini
adu siasat perang antar dua kerajaan
bakalan seru