Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.
Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.
"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Ikatan Diatas Kertas.
"Apa ini? Apa ini bagian dari akting juga?"
Sempat terkejut karena perlakuan tiba-tiba Bara, Arumi kembali dibuat terkejut saat Bara kini mulai melumat lembut bibirnya. Meskipun Arumi tidak membalas, namun Bara begitu mendalami ciuman mereka, bahkan dia sampai dibuat lupa jika sekarang mereka sedang ada didepan umum.
Para tamu undangan mulai mengabadikan momen itu di ponsel mereka masing-masing. Pasangan pengantin yang seharusnya menjadi pusat utama kini tergantikan oleh pasangan yang sedang berciuman mesra itu.
Kedua tangan Arumi mencengkram kuat jas yang dipakai oleh Bara. Perlahan, Bara membuka matanya dan menjauhkan wajahnya dari wajah Arumi. Mata bening berkabut itu menatap mata Arumi dalam-dalam, membuatnya menyadari sesuatu, jika dia memang sudah jatuh cinta pada gadis yang berdiri dihadapannya ini.
Diatas panggung, Randy yang menyaksikan interaksi keduanya mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, nafasnya memburu hebat. Sampai Delia yang berdiri di sampingnya pun tak kalah kesalnya karena Arumi telah berhasil mencuri perhatian para tamu undangan disana.
Dengan langkah cepat dan dada bergerumuh hebat, Randy berjalan turun menghampiri Bara dan Arumi, Delia yang melihatnya langsung ikut menyusul turun. Beberapa orang yang memang ditugaskan untuk berjaga oleh Tuan Reza ikut berlari mendekat karena takut akan terjadi keributan.
Bara segera melepaskan tangannya dari pinggang Arumi saat menyadari kehadiran Randy dibelakangnya. Perlahan, dia membalikkan tubuhnya dan menatap mata lelaki yang sedang menatapnya dengan tatapan permusuhan itu.
"Ada masalah apa Tuan Randy Prayoga? Apa salah jika aku mencium istriku sendiri?"
Tidak ada jawaban, Randy hanya diam dengan kedua tangan yang masih mengepal kuat, wajahnya menyiratkan sebuah kemarahan yang sangat dalam.
Bara menyunggingkan senyum tipis, dia melangkahkan kakinya maju dan berdiri tepat di samping Randy, mereka berdiri dengan saling berlawanan arah. Satu tangan Bara terangkat dan memegangi bahu Randy, menekannya sedikit kuat.
"Kata khilaf itu jika kamu melakukannya hanya sekali, jika berkali-kali itu artinya kamu menikmati. Dengan kelakuan bejat seperti ini, apakah kamu masih mengharapkan maaf dari istriku?" ucap Bara dengan suara yang memang hanya bisa didengar oleh mereka berdua saja.
Dengan mata memerah menahan amarah, Randy menoleh ke arah Bara, kedua mata pria itu saling bertemu dan saling menatap tajam.
"Ini belum ada apa-apanya, aku masih punya kejutan lainnya lagi yang akan membuat kamu menyesali semua perbuatan kamu seumur hidup kamu," Bara menoleh ke arah Delia yang berdiri tidak jauh didepannya, wajah wanita itu nampak sangat panik sekaligus kesal, "Sekarang aku akan membiarkan kamu bahagia dengan pernikahanmu dulu. Jadi, tunggulah saat dimana kehancuran akan menghampiri kalian berdua."
Sebelumnya, Bara memang sudah menyuruh asistennya untuk menyelidiki tentang Randy dan Delia. Dan dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh asisten Roy, Bara mendapatkan informasi tentang hubungan gelap yang terjalin antara Delia dan bos dikantornya. Dalam hal ini Bara memang sengaja tidak memberitahu Arumi, dia melakukan semua ini untuk menepati janjinya pada Arumi, membantu membalaskan dendam Arumi pada dua orang yang sudah mengkhianatinya itu. Dan Bara sudah mendapatkan bukti-bukti perselingkuhan antara bos dan sekertarisnya itu.
Bara menurunkan tangannya dari bahu Randy dan kembali berbalik mendekati Arumi, dia melepaskan jasnya dan memakaikannya di bahu Arumi.
"Ayo kita pulang," ajaknya.
Tanpa menunggu jawaban, Bara langsung meraih tangan Arumi dan membawa langkah istrinya melangkah keluar meninggalkan ruangan tersebut. Arumi yang masih bingung hanya dibuat menurut dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Beberapa orang yang ditugaskan berjaga disana ikut mengawal mereka sampai keluar dari dalam gedung. Para tamu undangan terus memotret ke arah mereka, bahkan sampai ada yang ikut keluar dari gedung demi bisa mendapatkan foto Bara dan Arumi dari dekat.
Asisten Roy yang sudah standby di depan segera membukakan pintu belakang mobil untuk mereka. Para penjaga disana mencoba menenangkan para tamu undangan agar tidak menghalangi laju jalan mobil yang akan lewat meninggalkan gedung itu.
_
_
_
Sementara itu didalam gedung, Randy tengah mengamuk dengan mengobrak-abrik semua barang-barang yang ada disekitarnya hingga membuat barang-barang tersebut pecah dan berserakan diatas lantai. Tuan Reza dan Nyonya Herlina langsung berlari menghampiri putranya yang sedang membuat kekacauan itu.
"Randy! Cukup Randy!!"
Namun, Randy tidak menghiraukan ucapan papanya, dia terus melempar dan menjatuhkan apapun yang dia lihat didepan dimatanya. Hatinya benar-benar dibuat hancur untuk kesekian kalinya kala menyaksikan sendiri gadis yang dicintainya disentuh oleh lelaki lain, meskipun lelaki itu adalah suaminya.
"Arrrghh...!!"
"Argghhh...!!"
"Breng-sek!!!"
Randy duduk bersimpuh, kedua tangannya menjambak kuat-kuat rambutnya ke belakang, air matanya lolos membasahi wajahnya. Hancur, itulah kata yang pantas untuk menggambarkan dirinya saat ini. Delia yang sedari tadi diam menyaksikan segera berjalan mendekati suaminya dengan deraian air mata diwajahnya.
"Say..."
"Diam!!" bentak Randy, dia mengarahkan pandangannya pada Delia dan bergegas bangun, satu tangannya mencengkram kuat rahang wanita itu. Dimatanya, wanita dihadapannya ini tak ubahnya seperti seorang iblis yang sudah membawanya pada jurang kehancuran.
"Ran, sakit Ran..." rintih Delia sembari memegangi pergelangan tangan Randy. Sedikitpun tak rasa ada belas kasihan pada diri lelaki itu, justru Randy semakin menguatkan cengkramannya dirahang wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu.
"Randy, lepaskan istri kamu!!" bentak Tuan Reza.
"Semua gara-gara wanita ini! Semuanya hancur! Wanita ini pantas untuk disiksa!!"
Semua orang yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa diam dan tidak ada yang berani untuk mendekat, membiarkan lelaki itu untuk menumpahkan kekesalannya.
Nyonya Herlina mencoba melembutkan hati sang putra, "Randy, jangan Nak. Ingat, sekarang Delia sedang mengandung anak kamu, dia istri kamu, Nak!"
Randy tersenyum kecut, "Ck, istri? Bangga sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga Prayoga, hah!!! Dasar wanita sialan!! Ja-lang!!"
Dalam gerakan cepat, Randy melepaskan tangannya dari wajah Delia dengan kasar hingga tubuh wanita itu terhuyung ke samping. Nyonya Herlina berlari dan memeluk tubuh menantunya itu. Dalam dekapan mama mertuanya, Delia kembali menangis, hatinya begitu terluka melihat sikap Randy yang seperti sekarang ini. Padahal seharusnya ini menjadi awal kebahagiaan untuk mereka berdua.
"Semua ini gara-gara Arumi, kenapa dia tidak lenyap saja dari dunia ini," Delia membatin kesal.
Momen itu pun tidak lepas dari kamera para pengunjung yang memang masih standby berada disana, mereka sudah mengabadikan semua momen yang terjadi, termasuk momen pengantin pria mengamuk barusan.
Tidak ingin melihat wajah Delia lebih lama lagi, Randy memilih untuk pergi meninggalkan gedung dengan menaiki mobilnya. Tuan dan Nyonya Herlina tidak bisa berbuat apa-apa lagi, jika semakin dipaksa yang ada Randy akan semakin memberontak, hingga dengan terpaksa mereka menyudahi acara resepsi tersebut dan meminta para tamu undangan untuk meninggalkan gedung setelah sebelumnya meminta maaf terlebih dahulu atas kekacauan yang terjadi.
...🌼🌼🌼...
✨ Terimakasih bagi yang masih setia menyimak. Author boleh minta bintang-bintang dan ulasannya 🙏🥰
......
siap nontonnn💃💃💃🏃♀️🏃♀️🏃♀️
sembur aja semburrr☕️