NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:54.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Hari Pertama Kerja

Pagi hari, Vivian bangun dengan perasaan yang benar-benar malas. Percintaannya dengan Nathan semalam membuatnya merasa kelelahan, tubuhnya masih terasa berat. Dengan enggan, Vivian bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat.

Sementara itu, Nathan sudah bangun lebih awal. Dia sedang sibuk di ruang kerjanya, mengecek beberapa dokumen yang perlu ditandatangani. Setelah mandi, Vivian mengenakan dress selutut bermotif bunga dan keluar dari kamarnya.

Saat Vivian melangkah keluar, Monica, tiba-tiba menghampirinya dan menghalangi jalannya. "Apa yang kau lakukan, Monica? Minggir!" kata Vivian dengan nada malas, memutar matanya jengah karena merasa terganggu.

Monica malah memaki Vivian, "Kau pikir kau siapa? Wanita murahan!"

Kata-kata kasar itu menggema di seluruh penjuru ruangan, Nathan yang baru keluar dari ruang kerjanya mendengar makian tersebut. Wajahnya berubah marah, langkahnya cepat menghampiri Monica.

"Monica, beraninya kau!" Nathan menampar keras pipi Monica hingga dia jatuh tersungkur di lantai, sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Mata Monica membelalak sempurna karena terkejut. "Tuan, saya...," kata Monica terbata-bata, ketakutan.

Nathan tidak memberi kesempatan Monica untuk bicara lebih lanjut. Dia langsung mencekik leher Monica dengan satu tangan, matanya penuh kemarahan. "Kau berani menghina istriku? Kau dipecat, keluar dari rumah ini sekarang juga!"

Monica tercekik, wajahnya memerah karena kesulitan bernapas. "Tuan, maafkan saya...," ucapnya dengan suara serak, matanya mulai berair.

Namun, sebelum Nathan bisa melanjutkan, si kembar, Rio dan Henry, tiba-tiba datang. "Ge, jangan pecat, Monica!" kata Rio cepat, sambil menarik lengan Nathan.

Henry menambahkan, "Kami butuh Monica di sini. Tanpa dia, siapa yang akan kami kerjai?"

Nathan menoleh ke arah adik-adiknya, menatap mereka tajam. "Kalian membela pelayan yang tidak sopan ini?"

Rio dan Henry saling pandang sejenak, lalu Henry menjawab, "Kami tidak membelanya kok. Tapi tanpa Monica, kami tidak memiliki mainan lagi. Ayolah Gw, beri dia satu kesempatan lagi, kalau berani macam-macam biar kami yang memberinya pelajaran." ujarnya.

Nathan mendengus geli. Dia sudah menduga alasan si kembar memintanya agar tidak memecat Monica pasti tidak jauh-jauh dari kenakalan yang selalu mereka lakukan.

"Baiklah, satu kesempatan lagi. Tapi ingat ini baik-baik, Monica. Sekali lagi kau kurang ajar pada Vivian, kau tidak hanya akan dipecat, tapi aku akan memastikan kau tidak bisa bekerja di mana pun lagi!"

Monica mengangguk cepat, tangannya memegang lehernya yang masih sakit. "Terima kasih, Tuan. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi," ucapnya dengan suara serak.

Nathan menatap Vivian dengan lembut, lalu berkata, "Kau tidak apa-apa? Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."

Vivian mengangguk pelan, mencoba menenangkan dirinya. "Tidak apa, Nathan. Aku tahu kau hanya mencoba melindungiku."

Nathan memeluk Vivian sebentar, lalu berkata kepada si kembar, "Jangan berpikir aku tidak akan mengawasi kalian. Pastikan Monica tahu tempatnya, atau kalian yang akan mendapat masalah." Nathan tahu, melindungi Vivian adalah prioritas utamanya, dan dia tidak akan membiarkan siapa pun merendahkan atau menyakitinya.

Rio dan Henry mengangguk, mereka tersenyum lebar. Vivian dan Nathan kemudian berjalan bersama ke ruang makan, tangan Monica terkepal kuat. Dia menatap Vivian penuh kebencian. Monica pasti akan membalasnya, dia pasti akan menghancurkan wanita itu sehancur-hancurnya. Membuat Nathan membencinya, membuat hubungan mereka berdua hancur berantakan.

"Vivian, tunggu saja pembalasanku. Aku pasti akan menghancurkanmu!!"

***

Pagi ini, Vivian mulai bekerja di kantor Nathan. Ia menempati posisi sebagai sekretaris, menggantikan sekretaris lama yang mengundurkan diri karena hamil. Di kantor, Vivian dan Nathan bersikap profesional dan seolah-olah tidak ada hubungan khusus di antara mereka. Nathan, dengan sikap dinginnya, selalu berbicara to the point tanpa basa-basi.

Saat Vivian tiba di kantor, dia menarik perhatian banyak orang, termasuk seorang karyawan bernama Derry yang langsung jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Namun, tidak semua orang bersikap ramah. Merry, keponakan dari manajer perusahaan, memanfaatkan posisinya untuk menindas Vivian sebagai anak baru.

Ketika Merry melihat Vivian datang terlambat, dia langsung mendekatinya dengan sikap arogan. "Hei, kau terlambat. Harus bayar denda," kata Merry dengan nada menyindir.

Vivian yang tidak terima langsung menjawab dengan suara tegas, "Aku menolak. Kau bukan atasanku."

Merry mendelik marah. "Kau tidak tahu siapa aku? Jadi jangan macam-macam denganku!!"

Vivian balas menatap tajam. "Aku tidak tertarik untuk tahu kau siapa," katanya sambil melengos pergi, meninggalkan Merry yang marah dan merasa dipermalukan.

Sementara itu, di ruangannya, Nathan sedang berbicara dengan Max. "Pastikan semua laporan selesai hari ini. Aku tidak mau ada penundaan."

"Baik, Presdir," jawab Max dengan nada formal.

Vivian memasuki ruangan Nathan dengan berkas di tangannya. "Presdir, ini berkas yang perlu ditandatangani," katanya dengan nada profesional.

Nathan menerima berkas tersebut dan mulai membacanya. "Kau bisa pergi sekarang," katanya singkat.

Vivian mengangguk dan keluar dari ruangan tanpa kata tambahan.

Di luar, Derry mencoba mendekati Vivian. "Hai,kau pasti sekretaris baru itu kan? Aku Derry. Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk bertanya," katanya dengan senyum ramah.

"Hai, aku Vivian. Aku akan ingat itu," jawab Vivian dengan sopan, meski dia merasa sedikit canggung dengan perhatian yang diberikan oleh Derry.

Di sisi lain, Merry yang masih kesal karena kejadian sebelumnya terus memandang Vivian dengan penuh kebencian. Dia tidak tahu siapa Vivian sebenarnya, apalagi hubungannya dengan Nathan. Namun, Vivian tidak peduli dengan sikap Merry.

Nathan memperhatikan semua yang terjadi dari ruangannya. Dia tahu Vivian akan menghadapi banyak tantangan, tapi dia percaya pada kemampuan istrinya. Meskipun sikapnya dingin dan tegas, Nathan selalu memastikan Vivian tidak dirugikan atau dilecehkan di tempat kerja.

.

Ketika siang tiba, Vivian berjalan menuju kantin untuk makan siang. Derry mengikuti dari belakang, berharap bisa mengajaknya makan bersama. Namun, sebelum Derry sempat bicara, Merry sudah mendekati Vivian lagi.

"Kau pikir dengan melawan aku tadi, kau bisa bebas begitu saja?" kata Merry dengan nada mengejek.

Vivian hanya tersenyum tipis. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya. Kalau kau merasa tersinggung, itu masalahmu."

Nathan yang kebetulan melewati kantin melihat kejadian itu. Dia menghampiri mereka dengan wajah serius. "Ada masalah apa di sini?" tanyanya dengan suara dingin yang membuat suasana seketika hening.

Merry mundur sedikit, merasa terintimidasi. "Tidak, Presdir. Tidak ada masalah."

Nathan mengalihkan pandangannya ke Vivian. "Vivian, kita ada rapat penting. Siapkan semua berkas yang dibutuhkan," katanya tanpa basa-basi.

"Baik, Presdir," jawab Vivian dengan sikap profesional.

Nathan kemudian menatap Merry sejenak sebelum berbalik pergi. Merry merasa lega ketika Nathan meninggalkan tempat itu, tapi dia juga tahu bahwa Vivian bukan orang yang bisa dia remehkan begitu saja.

Hari pertama Vivian di kantor mungkin penuh masalah, tapi dia siap menghadapi semuanya dengan kepala tegak dan sikap profesional. Dan Nathan, meskipun dingin, selalu berada di sana untuk memastikan bahwa istrinya tidak dirugikan oleh siapapun.

***

Bersambung

1
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!