Cerita tentang gadis desa bernama Juliet Harvey yang harus berjuang untuk mengatasi masalah keluarga sang nenek yang hampir bangkrut.
Namun siapa sangka, niatnya untuk meminta bantuan kepada sang ayah yang sudah lama tidak bertemu malah membuatnya ikut terseret masalah dengan CEO tampan penuh dengan masalah, Owen Walter.
Bagaimana kisah Juliet dan Owen? Apa Juliet bisa mengatasi masalah keluarga neneknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khintannia Viny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPC BAB 9
Hari yang di tunggu-tunggu oleh Tomi Harvey dan istrinya pun tiba, hari di mana mereka akan mengenalkan Juliet secara resmi saat pesta malam ini.
Pagi ini, Barbara sedang berada di ruang keluarga bersama dengan Victoria yang datang berkunjung untuk menunjukkan gaun yang akan di pakai oleh Juliet.
Pakaian yang terlihat kekurangan bahan, begitu menarik perhatian orang-orang jika seseorang memakai pakaian seperti itu.
“Apa Juliet akan mengenakan gaun dengan bagian d4da dan punggung yang terbuka seperti ini di acara pesta pertamanya? Apa lagi di sana ada banyak sekali pengusaha dan petinggi-petinggi terkenal.” Batin Barbara saat melihat gaun yang akan di gunakan oleh Juliet.
“Emm, nyonya Victoria... Apa ada gaun yang lebih sopan? Bukankah lebih baik jika dia mengenakan gaun yang lebih sederhana?” tanya Barbara kepada Victoria.
“Silahkan saja jika anda ingin menggantinya, tapi di usianya yang sudah tidak muda lagi, sepertinya tidak pantas jika dia memakai pakaian yang tertutup seperti anak yang lebih muda darinya.” Jawab Victoria dengan acuh tak acuh.
Barbara hanya bisa diam sambil menahan rasa kesalnya.
“Dia ini benar-benar menyebalkan! Yah,, tapi ada benarnya juga, gaun seperti itu bisa menarik perhatian banyak orang, kita hanya perlu menjual anak itu saja.” Batin Barbara.
Barbara pun menoleh ke arah Anna selaku pelayan Juliet.
“Hei kau!” panggil Barbara.
“Iya nyonya?” tanya Anna.
“Bagaimanapun caranya, kau harus bisa membujuk Juliet untuk memakai gaun ini! Jika tidak, kau akan langsung di pecat!” ancam Barbara kepada Anna, karena Barbara yakin kalau Juliet tidak mungkin tega membiarkan pelayan pribadinya di pecat.
***
Di tempat lain, Owen sedang bersiap untuk pergi ke pesta dengan malas, ini pertama kalinya dia kembali ikut ke acara seperti ini setelah bercerai dengan Rebecca.
“Semuanya sudah siap tuan.” Ucap pelayan yang membantu Owen memakai pakaiannya.
“Terimakasih karena sudah bekerja sama dengan baik tuan muda.” Ucap Laurent.
“Kenapa anda bicara seperti itu bibi Laurent?” tanya Owen.
“Karena jika anda pergi ke pesta itu, semua pembantu yang ada di rumah ini tidak akan di tegur oleh tuan besar.” Ucap Laurent.
“Sebaiknya anda segera berangkat sekarang agar tiba di sana tepat waktu tuan, karena sebentar lagi pesta akan segera di mulai.” Lanjut Laurent.
“Sepertinya bukan ide yang buruk juga jika aku datang terlambat bi.” Balas Owen sambil tersenyum miring.
“Tuan muda!” tegur Laurent.
“Sepertinya tidak masalah jika aku memohon agar jalanan macet.” Balas Owen kembali.
***
“Ini semua karena kau!” ucap Barbara tiba-tiba kepada sang suami.
“Ya ampun, kenapa semua orang menyalahkan aku atas kemacetan yang bukan aku sebabkan?” tanya Tomi tidak terima.
“Andai saja kau tidak menjual rumah kita yang ada di pusat kota, kita tidak perlu mengalami kemacetan seperti ini!” ucap Barbara.
“Astaga, kenapa kau membahas hal itu di sini sih!?”
Sementara kedua orang itu berdebat, Juliet hanya bisa diam menggenggam erat syal yang dia pakai untuk menutupi punggung dan d4danya yang terbuka.
“Haa,,, aku berharap kita tidak akan pernah tiba di pesta dansa itu selamanya.” Batin Juliet sambil menghela napas panjang.
“Aku tidak percaya jika aku harus berdiri di hadapan semua orang dengan pakaian seperti ini, aku terpaksa memakai gaun ini karena tidak ingin Anna di pecat, rasanya aku ingin menghilang saja.” Lanjut Juliet.
Setelah beberapa jam perjalanan karena terjebak macet, akhirnya mereka bertiga pun tiba di pesta. Di sana sudah ada Victoria yang menunggu sejak tadi dengan wajah kesal.
“Ya ampun Nyonya Barbara! Kenapa baru datang sekarang!? Terlambat juga ada batasnya kan!” ucap Victoria dengan kesal.
“I-itu karena hari ini ada kecelakaan lalu lintas membuat jalanan jadi macet.” Balas Barbara.
Victoria yang kesal itu melirik ke arah Juliet, dia semakin kesal dengan syal yang di pakai Juliet.
“Apa-apaan syal itu!?” tanya Victoria.
“Aku terpaksa membiarkannya karena dia bersikeras tidak akan datang ke pesta dansa jika tidak menggunakan syal itu.” Jelas Barbara.
“Haah, mengurus satu anak keras kepala saja tidak becus!” batin Victoria yang langsung menarik tangan Juliet dengan kasar.
“Cepat ikuti aku!” ketus Victoria yang membawa Juliet dan meninggalkan Tomi dan Barbara.
“Nyonya Victoria, bisakah kau memberi aku waktu sebentar saja?” tanya Juliet.
“Waktu? Untuk apa? Kau pikir bisa membicarakan waktu di saat tamu kehormatan sudah datang ke pesta?” ketus Victoria.
Victoria tidak mau tau tentang alasan apapun yang di ucapkan oleh Juliet, dia hanya ingin Juliet segera masuk ke aula utama.
“Persilahkan kami masuk!” ucap Victoria kepada para penjaga pintu.
“Nona keluarga Harvey memasuki aula.” Teriak penjaga tersebut sambil membuka pintu besar yang ada di hadapan Juliet.
Jantung Juliet terasa tidak karuan, rasanya jantungnya ingin copot karena rasa gugupnya, ini pertama kalinya dia pergi ke tempat yang ramai seperti ini.
Pintu aula pun terbuka lebar, Juliet bisa melihat jika perhatian semua orang sedang tertuju padanya, membuat tubuh Juliet semakin gemetar tidak karuan.
“Masuklah nona Harvey.” Ucap Victoria.
Juliet pun masuk ke dalam aula dengan tubuh yang masih gemetar dan jantung yang berdegup kencang, lalu saat itu tiba-tiba saja Victoria menarik syal yang di pakai Juliet hingga akhirnya semua orang bisa melihat tubuh indah Juliet.
Juliet sama sekali tidak menyadari jika syal yang dia pakai sudah terlepas dari tubuhnya.
“Astaga, cantik sekali wanita itu.”
“Jadi dia putri dari keluarga Harvey?”
“Aku baru tau jika keluarga Harvey memiliki putri secantik itu.”
“Katanya selama ini dia tinggal di desa, apa mungkin dia sakit dan baru di kenalkan hari ini?”
Ada banyak sekali orang yang membicarakan Juliet Harvey saat ini, hal itu membuat Juliet semakin gugup hingga membuat napasnya sesak.
Juliet memegang d4danya untuk mencoba menenangkan dirinya, namun dia baru tersadar kalau syal yang dia pakai sudah tidak ada.
“Hah!? Syalku? Di mana syalku? Sejak kapan syalku menghilang?” batin Juliet yang semakin panik dan malu.
Juliet merasa penampilannya saat ini terlalu seksi dan sedang di tonton oleh semua orang yang ada di sini.
“Ah, nafasku.. a-aku tidak bisa bernapas.” Batin Juliet yang seketika pucat dan berkeringat membuat semua orang heran.
“Dia kenapa? Kenapa tiba-tiba diam begitu?” ucap salah satu tamu.
“Ah, aku harus bagaimana? Rasanya sakit sekali!”
Saat Juliet sama sekali tidak bisa bergerak dan mencoba sekeras mungkin untuk bernapas, saat itu penjaga pintu mengumumkan seseorang memasuki aula tersebut.
“Tuan muda Owen Walter memasuki aula!” teriak penjaga pintu dengan lantang.
Owen pun memasuki aula dengan gagahnya dan tidak lupa wajah dinginnya yang selalu dia perlihatkan.
Saat itu semua orang terkejut melihat Juliet yang masih mematung di tengah aula membuat jalan Owen terhalang.
“Gadis bodoh itu menghalangi jalan tuan Owen! Apa yang harus aku lakukan di saat seperti ini?” gumam Barbara yang panik melihat anak suaminya itu beraninya menghalangi jalan seorang Owen Walter.
Sedangkan Victoria tersenyum miring di sebelah Barbara karena dia menganggap hal ini menarik untuk di lihat.