Terjebak Gairah Sang Mantan

Arsen sedang duduk di ruang kerjanya bersama Bryan, Arsen duduk termenung sambil menatap ke luar jendela, dia sedang memikirkan Naya yang dia temui beberapa hari yang lalu di restoran tempat Naya bekerja.

“Ada apa Arsen, apa kau ada masalah?” tanya Bryan ketika melihat Arsen melamun hal yang jarang dia lakukan saat bekerja

“Kau ingat wanita yang mengantarkan makanan saat kita makan di restoran kemarin bersama Rania?” tanya Arsen balik

“Iya aku ingat, wanita yang sangat cantik” balas Bryan spontan membuat Arsen menatap tajam pada sahabatnya itu.

“Kau kenapa lagi Arsen, memang benarkan wanita itu sangat cantik, dan semua laki laki yang melihatnya pasti akan mengatakan hal yang sama denganku” jelas Bryan

“Tapi aku nggak suka kau memuji Naya di depanku” sahut Arsen

“Naya, Naya siapa, aku nggak paham apa yang kau maksud? jangan bilang saat ini kau sedang merasa cemburu padaku” tanya Bryan dengan wajah bingung.

“Dia wanita yang aku hancurnya masa depannya” jelas Arsen

“Wanita yang mana, kan selama ini kau suka koleksi wanita ha ha ha, maaf aku hanya bercanda” balas Bryan sambil tertawa.

“Aku bukan koleksi wanita Bryan, tapi aku tidak pernah tertarik dengan mereka semua” sahut Arsen

“Terus kenapa kau tanggapi wanita wanita yang mengejar cintamu itu Arsen?” tanya Bryan

“Apa bedanya denganmu Bryan, berapa banyak wanita yang telah kau ajak berkencan, hanya Hendrik yang benar benar tidak tergoda oleh rayuan para wanita, sungguh beruntung wanita yang mendapatkan hatinya” jelas Arsen

“Kalau aku beda denganmu Arsen, aku menjalaninya karena kami memang saling menyukai” balas Bryan sambil menahan tawanya, karena dia melihat lirikan malas dari sahabatnya itu.

“Suka dari mana? jelas jelas banyak wanita yang kau buat patah hati” umpat Arsen

“Kejadiannya sama, seperti yang bicara barusan” sindir Bryan membuat Arsen jengkel.

“Kalian lagi ngapain sih, bukannya kerja malah berdebat, nanti di tanyain sama tuan Rayendra dan tuan Samudera soal proyek yang baru, kalian bisa disidang berdua” ucap Hendrik yang baru masuk ke ruangan Arsen sambil membawa beberapa dokumen dari tuan Rayendra.

“Kau bawa apa Hendrik?” tanya Arsen malas malasan terlihat Arsen sedang galau, melihat sikap Arsen seperti orang banyak masalah, Hendrik menoleh pada Bryan yang hanya mengangkat bahunya tanda dia juga nggak tahu.

“aku membawa banyak kerjaan dalam dokumen ini, dan yang harus segera diselesaikan, tapi sebelum kita mengerjakan ini, mending selesaikan dulu masalah yang sedang kau hadapi saat ini, ada apa?” jelas Hendrik sambil bertanya pada Arsen

“Aku bertemu dengan Naya kemarin, di restoran yang biasa kita datangi saat makan siang” ucap Arsen

“Naya? Naya yang dulu itu, yang telah kau hancurkan hidupnya gara gara dijual sama temannya?” tanya Hendrik

“Oh wanita itu, aku ingat saat itu kau menyuruhku mentransfer uang sejumlah 2 Milyar ke rekeningnya” ungkap Bryan

“Ya kalian berdua benar” balas Arsen

“Terus masalahnya ada dimana?” tanya Hendrik

“sampai saat ini aku masih merasa bersalah dengan nya” ungkap Arsen

“Kau bukan merasa bersalah padanya Arsen, tapi kau mencintainya dan kau tidak menyadarinya itu” tegas Bryan

“Nggak lah saat bertemu kemarin, aku tidak merasakan hal apapun hanya kaget aja, kembali bertemu setelah peristiwa itu” jelas Arsen

“Ya sudah kalau kau tidak mencintainya, lupakan Naya jangan sampai mengganggu pikiranmu, kejadian itu tidak sepenuhnya kesalahanmu Arsen, memang Naya aja yang bernasib malang, dijual oleh temannya sendiri” ucap Bryan.

“Aku tahu Bryan tapi sampai saat ini aku belum bisa memaafkan diriku sendiri, bagaimana kalau Naya hamil karena perbuatan ku saat itu, coba kau bayangkan kalau benar Naya hamil, bagaimana kehidupan anakku sekarang”

“Aku hidup dengan berkecukupan dan anakku hidup susah di luar sana, kalian bisa bayangkan nggak keadaannya “ terang Arsen

“Tapi Naya kan nggak hamil Arsen?” sahut Bryan

“aku nggak tahu dia hamil atau nggak karena perbuatanku saat itu, kalau ternyata Naya hamil, berarti sekarang anakku berumur dua tahun lebih, Hendrik apa kau tahu sesuatu mengenai Naya?” tanya Arsen mengejutkan Hendrik, dia tidak menyangka Arsen akan menanyakan Naya padanya.

“Aku nggak tahu Arsen, kan kita sama sama baru pulang dari Amerika, lagian sebentar lagi kau akan menikah dengan Rania, jangan membuat masalah baru Arsen, kasihan tuan Rayendra dan nyonya Rima” jelas Hendrik sambil mengingatkan Arsen dengan kondisinya saat ini.

“Oh shiit aku lupa, tapi aku tidak mencintai Rania” ungkap Arsen

“Kalau nggak cinta kenapa kau mau diajak menikah oleh Rania” tukas Bryan

“Aku di jodohkan mama, yang ngebet aku harus menikah dengan Rania adalah mama, aku malas berdebat” jelas Arsen

“Astaga Arsen, aku pikir kau mencintai Rania, makanya aku dukung hubungan mu dengan Rania walaupun lewat perjodohan, kita sudah lama saling kenal dengan Rania, dan memang dari dulu Rania tergila gila padamu Arsen” tukas Bryan

“Aku nggak tahu kenapa aku bisa menerima perjodohan ini, tapi bukan berarti aku akan menikahi Rania, perjodohan hanya cara kedua orang tuaku dan orang tua Rania untuk mendekatkan kami berdua, selanjutnya terserah aku atau Rania”

“Aku sudah bilang sama mama, kalau akan jalani perjodohan ini, kalau aku merasa cocok aku akan meneruskan ke jenjang pernikahan dan kalau aku tidak merasa adanya kecocokan ya aku mundur” jelas Arsen

“Dan aunty Rima mau menerima syarat darimu Arsen?” tanya Bryan

“Ya kami sepakat, aku pusing lihat mama tiap hari ribut mencarikan jodoh untukku, ya sudah saat aku muak, aku ajukan syarat seperti itu, dan mama setuju, jadi kalian sudah tahukan kalau aku belum tentu menikah dengan Rania dalam waktu dekat” jelas Arsen

“Apa kau mencintai Naya! Arsen? ….” tanya Hendrik dengan wajah penuh selidik

“biasa aja wajahnya, jangan kayak gitu, curigaan aja” sahut Arsen

“lupakan Naya dia masa lalumu, masa depanmu ada bersama Rania” nasehat Hendrik, Arsen hanya diam mendengar apa yang Hendrik katakan padanya, sesaat dia menatap Hendrik dengan tajam.

“kau menyembunyikan sesuatu hal dariku Hendrik ?” tuding Arsen

“Yah itu lagi, nggak ada yang aku sembunyikan Arsen” sahut Hendrik dengan cepat dia berusaha terlihat biasa saja saat ini, jangan sampai Arsen curiga padanya.

“Hendrik bareng sama kita di Amerika, dan balik ke sini juga sama, terus dia menyimpan rahasia apa darimu Arsen?” ucap Bryan, lalu dia menatap ke arah Hendrik yang terlihat menarik nafas panjang.

“Tidak tahu kenapa apa merasa kalau Hendrik menyimpan sesuatu hal yang penting dari hidupku” jelas Arsen

“Apa kau mengetahui sesuatu Hendrik? jangan menyimpan hal yang akan menjadi masalah di masa depan” jelas Bryan, Hendrik terdiam mendengar apa yang Bryan katakan

“Aku benar benar tidak tahu apa apa Arsen, aku pernah ingin menyelidiki kehidupan Naya sekarang, tapi aku tidak jadi melakukannya, karena aku mendengar kalau aunty Rima sangat ingin kau menikah dengan Rania” terang Hendrik

“Kenapa kau ingin menyelidiki nya Hendrik? Apa kau juga merasakan hal yang sama denganku” tanya Arsen sambil menatap tajam sahabatnya itu, begitupun dengan Bryan dia juga penasaran dengan jawaban Hendrik saat ini.