NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:663
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Hampir satu jam lamanya pertempuran itu berlangung, tapi selama itu para gadis baru bisa menenggelamkan enam kapal. Di anjungan, Farel terlihat sangat gelisah, ia tak henti-hentinya berjalan mondar-mandir di depan Takumi dan ketiga ajudan sang laksamana, sementara laksamana sendiri terlihat semakin tegang setelah mengetahui bahwa lawan mereka terlalu tangguh meskipun hanya lima belas kapal permukaan dan enam kapal selam.

Madjapahit mulai kelihatan lelah, posisi berdirinya sedikit berubah, tidak seperti patung jendral Sudirman lagi. Tirpitz menepuk pundaknya sambil memberikan semangat, ia bahkan membisikkan sebuah rayuan yang tanpa disadari justru membuat semangat gadis itu kembali.

"Hei, Madja-san. Kalau kau terus menerus seperti ini, bisa-bisa makan malam nanti tidak ada rendang untukmu!"

Mendengar ancaman yang dibisikkan oleh Tirpitz, seketika menyalakan api semangat dalam dirinya. Madjapahit segera menegakkan sikap berdirinya dan merapikan seragamnya, keringat yang menetes di keningnya segera ia usap menggunakan sapu tangan yang diberikan oleh Tirpitz.

"Kontak! Arah lima puluh derajat, jarak empat puluh mil!" serunya memperingati, "kapal sekutu di konfirmasi, total ada tiga puluh empat kapal!"

Mendengar informasi itu, seketika para gadis bersorak-sorai penuh kegembiraan. Angin segar segera dirasakan oleh mereka seiring terlihat nya sebuah skuadron pesawat pembom taktis terbang di atas formasi kapal lawan. Pesawat-pesawat pembom taktis itu segera menjatuhkan muatan mereka, menghujani formasi lawan dengan bom-bom seberat lima ratus pon.

Kini formasi kapal Seiren terlihat mulai berantakan setelah di hujani bom oleh pembom taktis. Pesawat-pesawat pembom torpedo milik Madjapahit dan Singosari segera melakukan pendekatan lalu melepaskan torpedo-torpedo mereka pada jarak dua ratus lima puluh meter. Beberapa diantaranya berhasil mengenai sasaran, sedangkan torpedo yang berhasil dihindari hanya lewat begitu saja tanpa mengatakan 'permisi'.

Tiba-tiba sebuah pesan radio dari kapal utama armada sekutu terdengar di headphone Tirpitz. Suaranya agak kurang jelas, tapi masih bisa terdengar bahwa yang berbicara adalah seorang gadis.

"Disini Enterprise dari Eagle Union," suara gadis itu terdengar lewat headphone, "Madjapahit dari Emerald Equatoria, apa suara ku terdengar?"

Madjapahit segera mendekatkan mikrofon kecil ke mulutnya, "sangat jelas, Enty!"

"Kami akan menyerang dari arah nol derajat. Harap berikan dukungan tembakan dari arah seratus delapan puluh derajat."

Tirpitz segera memerintahkan semua kapal untuk meningkatkan intensitas tembakan. Salvo serempak pun kembali di lakukan oleh para gadis, membuat formasi kapal lawan semakin berantakan.

"Waktunya untuk si sobat menunjukkan taringnya!"

"Si sobat sedang mengasah taringnya!"

Perintah itu segera diterima dengan di putar nya meriam raksasa kaliber 600mm di sisi kiri. Meriam raksasa itu terlihat berkilau di terpa sinar mentari pagi, gerakan memutar nya yang lambat tapi pasti membuat beberapa gadis yang berada dalam garis tembak segera menjauh agar tidak terhempas oleh kekuatan tembaknya.

"Taring si sobat sudah tajam, menunggu perintah untuk menggigit!"

Untuk kesekian kalinya Tirpitz melirik jam tangannya, menunggu jarum detik mencapai angka dua belas.

"Gigit!"

"Darah suci!"

Meriam 600 milimeter segera meraung, suaranya yang menggema bahkan bisa di dengar oleh armada Eagle Union yang jaraknya berpuluh-puluh mil laut dari asal suara!

Sebuah peluru raksasa melesat dengan kecepatan sangat sangat tinggi. Dengan diameter peluru yang sangat besar, tentu para Seiren bisa melihatnya. Tapi mereka justru terpaku pada posisi saat ini, seolah-olah mereka terkena nasib buruk akibat melihat peluru raksasa itu.

Kapal yang berukuran paling besar dalam formasi armada Seiren segera menerima hantaman dahsyat peluru itu. Bukan hanya lapisan armor titanium geladak nya saja yang di tembus, bahkan peluru sampai menembus bagian bawah kapal!

Ledakan dahsyat yang saling bersusulan terlihat dari kapal itu, di ikuti dengan jatuhnya pesawat-pesawat bermesin jet akibat kehilangan sinyal karna kapal mereka di tenggelamkan. Kapal-kapal Seiren yang tersisa memilih untuk mundur dari pertempuran. Satu persatu kapal Seiren berlayar memasuki portal waktu yang terbuka di depan mereka, menyisakan kawan mereka yang perlahan mulai tenggelam.

"Seiren mundur, kita memenangkan pertempuran!"

Seketika sorak kemenangan di serukan oleh para gadis. Laksamana terlihat menangis penuh rasa haru, ia bahkan sampai memeluk Tirpitz yang masih berdiri di sampingnya.

"Selamat, laksamana Tirpitz," ungkap sang laksamana sambil terisak, "pertempuran mu dan para gadis menjadi titik balik perlawanan kita terhadap para Seiren."

Tirpitz membalas pelukan itu sambil menepuk pundak atasannya, "terimakasih pak. Ini semua berkat semangat anda yang membakar keraguan serta meruntuhkan ketidakmungkinan dalam diri para gadis."

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!