NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu rehat telah tiba. Fany dengan tenang mengemasi buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Tanpa banyak bicara, dia berdiri dan berjalan keluar dari kelasnya, berbaur dengan kerumunan siswa yang sama-sama menuju ke kantin.

Saat keluar dari pintu kelas, Fany tersentak kaget melihat Jacob yang berdiri di depan pintu, seolah menunggunya. Jacob tersenyum dan menyapanya dengan ramah.

"Mau ke kantin? Ayo kita ke kantin bersama," ajak Jacob dengan nada ceria.

Fany menatap Jacob dengan ekspresi malas, merasa terganggu oleh kehadirannya yang tiba-tiba.

"Tak perlu," jawab Fany singkat, mencoba mengabaikan Jacob.

Namun, sebelum Jacob sempat membalas, Natalie muncul dari dalam kelas dengan tatapan sinis mengarah pada mereka berdua. Dia mengejek Jacob dengan nada tajam.

"Jacob, kamu ini seperti lalat yang selalu mengerubungi makanan. Kenapa terus mengikuti Fany? Apa kamu takut kehilangan kesempatan untuk tebar pesona?" sindir Natalie dengan sinis.

Jacob mengernyitkan dahi, tampak terganggu oleh komentar Natalie, tapi dia mencoba mempertahankan senyumnya.

"Aku hanya ingin memastikan Fany tidak sendirian," balas Jacob defensif.

Fany menghela napas, merasa situasi ini makin tidak nyaman. Dia memutuskan untuk berjalan lebih cepat, meninggalkan Jacob dan Natalie yang masih saling melempar kata-kata tajam. Tujuannya hanya satu, menikmati waktu istirahatnya dengan tenang tanpa drama.

Jacob menggeram marah, merasa frustrasi karena ulah Natalie yang membuat Fany meninggalkannya.

"Seperti burung merak yang tak henti-hentinya melebarkan bulunya, kau ini terlalu haus perhatian, Natalie. Mungkin karena di rumah tak ada yang memberimu kasih sayang?" ejek Jacob dengan nada sinis, menatap Natalie dengan tatapan mengejek.

Natalie sangat marah, wajahnya memerah mendengar ejekan Jacob. Dia ingin membalas dengan kata-kata lebih tajam, tapi sebelum sempat membuka mulut, Jacob sudah berbalik dan berjalan cepat, berusaha menyusul Fany yang sudah menjauh.

Natalie berdiri mematung, menggertakkan gigi dengan amarah yang memuncak. Melihat Jacob pergi, dia merasakan kekalahan kecil, tetapi tekadnya untuk membalas dendam semakin menguat. Dia mengepalkan tangannya, bersumpah dalam hati untuk tidak membiarkan Jacob menang begitu saja.

Fany sampai di kantin, berjalan dengan langkah tenang menuju ruangan khusus The Paramount Circle. Ruangan ini memiliki suasana eksklusif, dihiasi dengan meja-meja kayu berukir dan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya lembut.

Begitu Fany duduk, seorang pelayan datang dengan cepat, membungkuk sedikit sebelum memberitahukan menu istirahat hari ini.

"Selamat siang, Nona Fany. Menu makan siang hari ini terdiri dari beberapa hidangan pilihan. Kami memiliki steak wagyu medium-rare, disajikan dengan saus jamur truffle dan kentang panggang rosemary. Ada juga pilihan salmon panggang dengan saus lemon dill, disertai dengan quinoa salad yang segar dan asparagus panggang."

Pelayan melanjutkan dengan nada profesional, "Untuk hidangan vegetarian, kami menawarkan lasagna sayuran dengan keju ricotta dan bayam, disertai salad caprese dengan tomat heirloom dan mozzarella segar. Sebagai penutup, kami menyajikan tiramisu klasik dan panna cotta dengan saus buah beri. Minuman termasuk jus segar, teh hijau, atau pilihan kopi spesial kami."

Fany mendengarkan dengan tenang, mempertimbangkan pilihan-pilihan tersebut sebelum memutuskan apa yang ingin dia makan. Meski berada di tengah kemewahan, ekspresinya tetap datar, menunjukkan ketenangan dan kontrol yang sempurna.

"Aku akan memilih salmon panggang dengan saus lemon dill, lasagna sayuran, tiramisu klasik, dan jus apel."

Pelayan mencatat pesanan Fany dengan cepat, membungkuk sedikit sebelum berlalu untuk menyiapkan hidangan. Fany duduk dengan tenang, menikmati momen sejenak sambil menunggu makanannya tiba. Meski berada di tengah suasana mewah, ekspresi Fany tetap datar, menunjukkan ketenangan dan ketidakpedulian yang khas.

Ruangan The Paramount Circle dipenuhi dengan bisik-bisik dan diskusi dari para anggota lainnya, namun Fany tampak tenggelam dalam dunianya sendiri. Tatapannya tetap fokus, memperhatikan detail-detail kecil di sekitar ruangan, tetapi pikirannya jelas jauh di tempat lain.

Jacob datang dengan langkah mantap berjalan ke meja dan duduk disamping Fany Dia duduk dengan ekspresi agak terhimpit, mencoba memperhatikan wajah Fany yang tetap datar.

"Kenapa kamu meninggalkanku tadi?" tanya Jacob, mencoba memulai percakapan.

Fany tetap diam, matanya tertuju pada piringnya tanpa memberi respons.

Jacob menopang dagunya dengan satu tangan, mengamati Fany dengan cermat. "Kenapa kamu begitu dingin?"

Fany masih tidak menjawab, membiarkan suasana antara mereka terisi dengan keheningan yang tegang. Jacob merasa frustrasi karena tidak bisa menembus tembok emosi yang selalu terlihat kuat di wajah Fany.

Fany duduk tenang di meja kantin, memandang piring yang baru saja disajikan pelayan. Piring berisi salmon panggang yang menggoda, lasagna sayuran yang harum, tiramisu klasik yang menggiurkan, dan segelas jus apel segar. Pelayan dengan sopan menyampaikan selamat menikmati, lalu meninggalkan mereka dalam keheningan.

Jacob duduk di sebelah Fany, menatapnya dengan ekspresi campuran antara frustrasi dan kebingungan. "Kenapa kamu begitu dingin, Fany?" kata Jacob mengulang pertanyaan dengan nada rendah, mencoba untuk memulai percakapan.

Fany tetap fokus pada makanannya, tidak menjawab. Dia terlihat tenang, tanpa menunjukkan minat untuk berkomunikasi dengan Jacob. Jacob menghela napas dalam, menggaruk kepalanya yang penuh dengan pertanyaan. Ia sadar bahwa mendekati Fany ternyata lebih sulit dari yang dia bayangkan.

Natalie memasuki ruangan dan duduk di samping Alexa, wajahnya terlihat tegang dan sinis saat ia melihat Jacob yang terus memperhatikan Fany dari kejauhan. Alexa memperhatikan ekspresi Natalie yang kusut. "Ada apa, Natalie? Kamu terlihat tidak nyaman," tanya Alexa dengan nada lembut.

Natalie mendesah pelan sebelum menjawab dengan nada kesal, "Aku jijik melihat Jacob begitu. Dia seperti anjing kecil yang terus mengikuti Fany. Ini bukan Jacob yang kita kenal dulu, dia berubah."

Alexa mengangguk mengerti, menunjukkan simpati pada perasaan Natalie terhadap situasi yang membingungkan ini. Mereka berdua melanjutkan untuk memperhatikan dari jauh, sementara Jacob terus mengamati setiap gerak Fany dengan intensitas yang tidak biasa.

Tiba-tiba suasana di kantin berubah drastis ketika terdengar suara teriakan keras yang memecah keheningan.

"Aaaaaaaaa!"

Teriakan itu membuat semua murid yang sedang berada di kantin terkejut. Mereka segera memalingkan perhatian mereka ke arah asal suara, wajah-wajah mereka penuh dengan kebingungan dan penasaran.

Beberapa murid melangkah keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi, sementara yang lain tetap diam duduk dengan ekspresi cemas. Namun, anggota The Paramount Circle yang berada didalam ruangan, tampaknya mereka tidak terlalu tertarik dengan kejadian diluar kantin.

Mereka tetap duduk tenang, seolah tidak terpengaruh dengan keadaan di luar. Tatapan mereka terfokus pada aktivitas dan diskusi mereka sendiri, tanpa merespon teriakan yang menggema di koridor kantin.

Di luar kantin, kegaduhan terus berlanjut, dengan beberapa murid berusaha mencari sumber teriakan tersebut, sementara yang lain berkerumun dan bercampur aduk dalam kebingungan dan spekulasi.

1
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
Uswatun hasanah
yeeyyy akhirnya.. didatangi juga Fany karna takut ama Ratunya 😂
Cahaya yani
knp kluarga ny tdak mnjemput nya.. ap scara tdak sngja di latih biar tangguh, tpi kl gtu knp tnpa ad bntuan scr tk di sngja
Uswatun hasanah
apakah Fany korban penculikan.. aish... penasaran...
Cahaya yani
thooorr please up yg byk donk 😭😭😭😭
Uswatun hasanah
waooo.. kejutan.. ternyata Fany seorang nona muda.. 😉.. ada kisah apa dihidup mu sih penasaran...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!