NovelToon NovelToon
Misteri Jodoh (Janda Tapi Perawan )

Misteri Jodoh (Janda Tapi Perawan )

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Febriliani

Jodoh, rezeki dan kematian adalah hal yang memang penuh dengan misteri. Sebabnya kita memang tidak tahu siapa yang akan jadi jodoh kita kelak.


Rili Askana menjadi galau tingkat dewa, diumur yang hampir genap 30 tahun. Dia tidak kunjung menikah'. Angin segarpun datang, disaat teman kerjanya menawarkan diri untuk menikahi nya. Tapi, disaat cinta-cintanya kekasihnya itu hilang tanpa bekas.


Kesedihannya bertambah parah, disaat Dia masih galau dipaksa nikah oleh orang tuanya dengan pria yang tidak dikenalnya.



Bagaimana kisah Rili? akankah Dia bahagia dengan pernikahannya.

Temukan jawaban misterinya di Novel ini.

Ini bukan cerita horor. Ini cerita yang bisa menguras emosi dan gelak tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tutup Buku.

"Auwuuhhh.... Sakit." Ucap Rili sambil memegang jidat nya yang bengkak karena terbentur badan mobil.

Hendrik yang mendengar ringisan Rili, kemudian menepikan kenderaanya. "Apa kamu terluka?" Tanya Hendrik dengan memutar badannya ke arah jok belakang. Pria itu nampak sangat khawatir.

Rili memegang jidatnya yang sudah membengkak dan biru. "Iya, jidat Rili benjol." Ucap Windi sambil memperhatikan tubuh sahabatnya tersebut. Windi memeriksa tubuh Rili, apakah selain jidat yang terbentur apa masih ada luka lainnya di tubuh Rili.

"Gak apa-apa koq hanya benjol dikit. Tadi aku melamun jadi tidak bisa menyeimbangkan tubuh saat mobil tiba-tiba berhenti." Ucap Rili sambil memegangi tangan Windi yang memeriksa jidat Rili yang benjol dan menjauhkan tangan sahabatnya tersebut dari jidatnya yang benjol.

"Ada mitos yang mengatakan kalau ada kucing yang melintas saat kita berkendara, maka penumpangnya bisa kena sial. Segala usaha dan urusan akan sia-sia dan tidak akan terwujud. Apalagi sampai kucingnya mati." Ucap Windi dengan mengedikkan bahunya. Bulu kuduk wanita itu berdiri. "Koq tiba-tiba jadi seram ya?" Ucap Windi dan kembali ke posisi duduknya semula mata wanita itu melihat ke arah sepupu nya Hendrik dan beralih lagi menatap Rili.

" Kamu jangan menakut-nakuti. Itukan hanya mitos." Ucap Hendrik sambil melajukan kembali kenderaanya.

"Iya, akupun setuju denganmu bang Hendrik. Itu hanya mitos." Rili ikut menimpali pembicaraan Hendrik.

Kini mobil Hendrik berhenti di depan Rumah bercat warna lime, yang tak lain adalah rumah Windi. Hendrik terlebih dulu mengantar Windi karena rumah Windi beda arah dengan rumah Hendrik dan Rili. Rumah Windi tergolong mewah dan berlantai dua. "Sudah sampai, kamu cepetan turun!" Ucap Hendrik.

"Iya bang. Aku duluan ya Rili. Sampai ketemu besok di kantor. ucap Windi sambil menepuk paha sahabatnya itu dengan pelan. "Jangan macam-macam sama Rili ya bang!" Ucap wanita berambut panjang sebahu tersebut.

"Ehmmm...!" Ucap Hendrik.

Windi pun turun dari mobil Hendrik dan berlari ke dalam rumah, agar terhindar dari hujan yang belum reda.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Rili, suasana di dalam mobil hening. Hendrik yang selalu mencuri pandang kepada Rili dari kaca spion itu sebenarnya ingin berbicara dan menanyakan banyak hal, tapi keinginan pria tersebut diurungkannya. Karena Dia melihat Rili sedang tidak mood dan wanita itu kembali melamun dan selalu melihat ke arah luar jendela mobil.

Kini mobil yang ditumpangi Rili pun sudah sampai di depan pagar rumahnya. tapi, wanita itu masih aja duduk dengan termenung. Dia tidak menyadari kalau Dia sudah sampai di depan rumahnya. Bahkan Hendrik yang memanggil namanya pun tidak didengar wanita yang lagi galau tersebut. Akhirnya Hendrik membunyikan klakson mobilnya.

Teeettt.... Teeettt.... teeet...

Usaha Hendrik untuk menyadarkan Rili dari lamunannya berhasil. Wanita itu kini berusaha mengubah posisi duduknya dan melihat ke arah Hendrik yang dari tadi matanya tak lepas dari wanita tersebut.

Rili celingukan, wanita itu baru sadar kalau mereka sudah sampai di rumahnya.

"Oohh.... Udah sampai." Ucap Rili dan membenahi baju yang dikenakannya serta menyelipkan anak rambutnya ke daun telinganya. Wanita itu sedikit salah tingkah dihadapan Hendrik, karena Hendrik terus saja menatapnya.

"Abang antar sampai ke dalam rumah ya?" Tanya Hendrik dengan posisi tetap menghadap jok belakang dan menatap Rili.

"Gak usah bang!" Jawab Rili dengan menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, titip salam sama ayah dan ibu." Ucap Hendrik dengan kecewa.

" Maaf ya bang udah merepotkan. Terima kasih banyak ya bang." Ucap Rili sambil turun dari mobil tersebut dengan berlari kecil. Rili malas kalau sempat Hendrik mengantarnya sampai ke dalam rumah. Nanti akan sangat banyak pertanyaan dari mamanya. Wanita itu sedang tidak mood berkomunikasi dengan manusia.

Ternyata Rili yang diantar Hendrik menggunakan mobil tersebut sedang diperhatikan oleh dua pasang mata yang tak lain adalah orang tua Rili. Sepasang suami istri yang sudah tergolong lansia tersebut hendak ke mesjid untuk berjamaah sholat magrib. Nampak Kedua orang tua Rili sedang memegang payung masing-masing.

Kini Rili sudah berada di depan kedua orang tuanya dan Hendrik sudah melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

"Siapa itu yang mengantarmu nak? kenapa tidak ditawari singgah." Ucap mama Rili.

"Itu Abang Hendrik ma, Sepupunya Windi." Ucap Rili dan hendak langsung masuk ke dalam rumah dan memegang jidatnya agar tidak dilihat mamanya yang bengkak.

"Buruan ma, udah adzan itu." Ucap Ayah Rili dan berlalu pergi duluan.

"Iya ayah." Ucap mama Rili.

"Cepat mandi dan jangan lupa sholat ya nak." Ucap mamanya lagi dan berjalan menyusul suaminya menuju mesjid, yang jaraknya memang hanya 50 meter dari rumah mereka.

Rili yang sudah selesai mandi dan sholat magrib tersebut, kini sedang membaringkan tubuhnya yang lelah. Wanita itu telungkup dengan wajahnya di daratkan di atas bantal, sedangkan kedua kakinya disilang dan diangkat ke atas lalu di ayun-ayunkan. Kedua tangannya sedang memegang ponselnya, wanita itu sedang mengotak-atik ponselnya tersebut. Memeriksa panggilan yang tak terjawab. Ada 4 panggilan tak terjawab yaitu dari ibunya 1 kali dan dari Rival 3 kali.

"Pria ini sudah dibilang jangan menelponku lagi masih saja menelpon." Ucap Rili sembari mencari nama Abang Yasir di panggilan keluar. Dia berniat menghubungi kembali no ponsel Yasir.

Dia pun menekan tombol panggil. Tetap saja suara wanita sang operator yang menjawab. Rili kesal, sangat kesal. Tanpa permisi air mata jatuh kembali di pipih mulusnya dan bermuara dibantalnya. Wanita itu terus saja menelpon no Yasir sambil menangis. Sampai kupingnya panas mendengarkan suara operator yang mengoceh. "No yang anda tuju tidak dapat dihubungi. mohon periksa kembali no tujuan anda. Terima kasih." Rili mengulangi panggilan itu secara otomatis sampai baterai ponselnya habis.

Rili beranjak dari ranjangnya menuju meja yang di atasnya ada stop contac listrik. Dia mencharger ponselnya tersebut dan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang empuknya yang berukuran 5 kaki tersebut.

Wanita itu berbaring telentang sembari menatap langit-langit kamarnya. Kedua tangannya yang mempunyai 10 jari yang lentik itu saling menyilang di atas perutnya.

Perut wanita itu nampak naik turun pertanda bahwa wanita itu masih bernafas. Dari ujung matanya mengalir air mata tanpa tangisan. Semua kenangan indah bersama Yasir kembali melintas dipikirannya, yang membuat air mata itu kembali membanjiri wajahnya.

"Bisakah aku melupakanmu?" Air mata kembali lagi membanjiri wajah putihnya.

"Kenapa kamu memutus contac denganku? bahkan kamu datang ke kota ini, tetapi tidak menemuiku. Apa maksud semua perlakuan mu ini Abang Yasir?" Rili berbicara sendiri dengan intonasi yang tinggi dan kadang rendah.

Wanita ini memang nampak frustasi. Hatinya belum bisa menerima. Bahwa pria yang mengucap cinta dan tidak bisa hidup tanpanya hanyalah bualan semata.

Begitulah kodrat wanita, makhluk yang namanya wanita selalu menempatkan perasaan dalam segala hal. Dan tidak heran, perhatian dan pujian saja sudah bisa membuat wanita jatuh cinta. Wanita memang sangat mudah jatuh cinta dan sangat sulit melupakan cintanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB dini hari. Wanita itu belum juga tidur. Bahkan dia melewatkan makan malamnya. Mamanya sudah menghampiri Rili ke kamarnya untuk mengajak makan malam, tapi wanita itu menolak dan berdalih masih kenyang. Mamanya meninggalkan kamar tersebut. Wanita yang melahirkan Rili itu tahu betul kalau putrinya ingin menyendiri.

Rilipun mencoba menenangkan dirinya dengan mengaji. Setelah selesai membaca surah Ar-rahman. Rili mengakhiri bacaannya dan berniat untuk tidur.

fa bi ayyai ala i robbikuma tu kazziban yang artinya maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?

Tentu menjadi pengingat diri bahwa ada banyak sekali Nikmat yang Allah berikan. Ayat tersebut diulang sebanyak 31 kali.

Ketika seorang sedang merasa terpuruk, patut mengingat betapa banyak nikmat Tuhan yang diabaikan atau tidak disyukuri. Bernapas juga termasuk dalam nikmat Allah yang harus disyukuri.

Sejenak Rili mengingat kembali arti dari surah Ar-Rahman yang dibacanya.

Dalam hati dia berniat. Tidak akan

menangisi pria yang mempermainkan cinta dan harga dirinya tersebut.

"Ku akui namamu tidak akan pernah luntur dari hatiku. Tapi hidupku harus berjalan. Aku tidak mau lagi menyiksa lahir dan bathinku gara-gara pria pembohong sepertimu." Rili menguatkan hatinya agar tidak terpuruk lagi karena pria pembohong itu.

"Dan aku tidak akan mencari tahu tentang dirimu Yasir. Mulai malam ini cerita tentangmu tutup buku." Rili berbicara dalam hatinya dan akhirnya wanita itupun tertidur setelah pukul 01.00wib.

*

*

*

Hari yang masih gelap, hawa yang begitu dingin menyelimuti tubuh, membuat orang malas untuk bangun dari tidurnya. Ditambah lagi saat ini musim hujan, hawa menjadi lebih dingin. Pagi masih buta matahari belum mengeluarkan senyumannya, manusia belum ada yang bekerja.

Namun pagi yang begitu dingin ini tidak membekukan semangat Rili untuk bangun dan melaksanakan sholat shubuh. Dia sudah mempersiapkan diri untuk segera melaksanakan rutinitas sebelum berangkat kerja.

Walau sudah berniat melupakan Yasir, tapi nyatanya pagi ini wajah Yasir yang tampan melintas lagi dipikrannya. Mengingat Yasir membuat denyut jantung Rili berantakan. Wanita itu menenangkan dirinya yang sedang duduk di depan meja riasnya. Dia menarik napas pelan dan menghembuskannya. Kegiatannya itu diulangnya lagi sampai wanita itu bener-bener rileks.

Rili mengeluarkan motornya. Dan ternyata ayahnya sedang duduk di teras rumah. Ayah Rili nampak sedang membaca koran ditemani teh manis panas dan goreng pisang kepok.

"Innalillah....!" Ucap Ayah Rili refleks karena dia sedang membaca berita yang membuat dirinya syok.

Rili yang sedang berada di teras rumah hendak menyalami ayahnya dibuat kaget dengan kata yang keluar dari mulut ayahnya tersebut.

"Siapa yang meninggal ayah?" Tanya Rili.

"Tidak ada." Jawab ayahnya datar sembari menutup koran tersebut dan memberikan punggung tangannya untuk disalami putrinya tersebut.

"Kalau tidak ada yang meninggal. Kenapa ayah mengucapkan innalilah." Ucap Rili.

"Kalimat itu bukan hanya untuk mendengar kabar meninggal saja, tapi kabar duka lainnya pun kita bisa mengucapkan itu." Ucap Ayahnya.

"Iya ya. Rili pamit ya Ayah." Ucap Rili kemudian melajukan motor maticnya tersebut.

Mama Rili yang mendengar percakapan Suami dan putrinya itu, berniat menghampiri suami tersebut.

"Siapa yang meninggal rupanya ayah? ucap mama Rili. Wanita itu sempat mendengar percakapan ayah dan putri kita." Ucap mama Rili sambil duduk di bangku sebelah kanan suaminya tersebut.

"Coba baca dan lihat gambar di koran ini ma." Ucap Ayah Rili sambil menyodorkan koran tersebut kepada istrinya yang sudah dinikahinya hampir 32 tahun tersebut.

Mama Rili pun membuka dan membaca koran itu. Mata wanita yang hampir katarak itupun nyaris keluar dari tempatnya saat melihat pemandangan yang disuguhkan di koran tersebut.

Bersambung..

Maaf telat up. Bukan karena disengaja, tapi karena lagi sibuk dikerjaan. Jangan bosan ya untuk mengikuti kisah Rili dan Yasir.

Tetap beri like, coment positif kalau bisa vote dan jadikan novel ini sebagai favorit

Terimakasih

1
Muhammad Habibi
Luar biasa
Susi Andriani
ya bagus itu
Susi Andriani
jadi ingat Drakor cras landing on you😀😀
Susi Andriani
cerita awal bagus
NBF
,
NBF
bknkah td nama si penjahat itu lamhot???
Chairani Pane Ira
hahaha...sungguh sedih cerita ny .
awal ny aq da gk mau melanjut kn bc..krn kesan ny terllu bertele2..lambat ..tp nth kenapa aq penasarn..
tp makin ke sini ..aq mkin mewek...😭😭😭
lanjut min...
Arissufian Mihsyani
smga rili balik sma yasir.ksi yasir sma rili.y wlaupn ribal jga baik.toi dia bsa cei yg lain.mga jodohx rili yasir y thor
Nia Nara
Fix, rival gak cinta sama mely.. ini lah pentingnya bagi perempuan untuk TIDAK mengejar laki2.. jadi serasa tidak ada harganya ya. Coba sama rili, apa rival tega suruh rili panjat pohon kelapa ?
Nia Nara
Perempuan keliru jika berpikir bisa “menaklukan” lelaki dengan membawa ke ranjang. Itu hanya berlaku untuk lelaki ke perempuan saja. Karena hormon di otak lelaki & perempuan berbeda
Nia Nara
Bedakan sama yasir ke rili sama rival ke mely.. so para perempuan, jangan mau yg lebih bucin ke cowok yaa
Nia Nara
Mely benar2 kekanak2an
Nia Nara
Ini resikonya kalau cewek yg lebih mencintai. Jangan harap dibujuk rayu kalau ngambek
Nia Nara
Apa manfaatnya yg dikakukan mely ? Lelaki bisa have sex tanpa cinta. Tidak jaminan lelaki akan mencintaimu setelah having sex. Cari lelaki yang lebih mencintaimu drpd cintamu kepadanya
Nia Nara
Rili sensitif ya 😅
Nia Nara
Mirip pengalaman ku dulu, selalu gagal krn paksu gak tega lihat muka kesakitan istrinya
Nia Nara
Ini baru lelaki yang menyayangi wanitanya.. biar kata napsu uda di ubun2, tetap gak memaksakan kehendaknya sendiri
Nia Nara
Kayaknya yasir ini banyak teka-teki dalam hidupnya ya
Nia Nara
Kok malah ngeri ya sama si yasir ini. Aku dulu pacaran hampir 4 tahun, pacar yg skrg jadi suami selalu menjaga dan menghormati. Kita tau batasan, gak pernah sampe kayak yasir gini, padahal jelas2 dulu mantan masih menunggu dan pasangan ku jg tau tapi dia tetep stay cool & menghormati gak macam yasir gini
febriliani
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!