Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Luka yang Coba Dibuka Kembali
Malam itu, Alya membuat keputusan besar. Ia merekam video singkat untuk disiarkan di akun media sosial resminya yang kini telah memiliki puluhan ribu pengikut.
Dalam video itu, Alya mengenakan pakaian sederhana. Wajahnya tanpa riasan tebal. Tapi justru itulah yang membuatnya tampak tulus dan kuat.
“Aku Alya. Mungkin beberapa dari kalian akan melihat sebuah video lama yang memperlihatkan aku menangis di depan dosenku. Aku tidak akan menyangkal bahwa itu terjadi. Tapi yang tidak kalian tahu adalah... aku difitnah.”
“Aku pernah dijatuhkan. Tapi aku tidak membiarkan itu mendefinisikan siapa aku. Aku berdiri lagi. Aku lulus. Aku bekerja keras. Dan sekarang, aku memilih untuk menceritakan kisahku... sebelum orang lain melakukannya dengan versi yang salah.”
“Terima kasih untuk kalian yang tetap percaya pada kebenaran.”
Video itu menyebar cepat. Ratusan komentar masuk dalam beberapa jam, banyak yang memberi dukungan, beberapa bahkan berbagi kisah serupa tentang bagaimana mereka pernah difitnah tapi tetap bangkit.
Alya membacanya satu per satu, dan matanya berkaca-kaca.
Di sisi lain, Mira dan Clara terbakar amarah.
“Dia membalikkan semuanya!” bentak Mira sambil membanting ponselnya.
“Dia malah dipuji karena ‘jujur’!” Clara menimpali, frustasi.
Tapi Raka—yang diam-diam menyaksikan semua itu dari jauh—justru merasakan sesuatu yang lain di hatinya.
Kekaguman dan rasa kehilangan.
Beberapa hari kemudian, Alya menerima undangan sebagai pembicara dalam seminar kampus tentang integritas akademik. Ironisnya, kampus yang mengundangnya adalah kampus tempat kejadian fitnah itu dulu terjadi.
Ia berdiri di atas panggung, mengenakan blazer hitam dan kemeja putih. Wajahnya penuh percaya diri.
“Pernah difitnah bukan akhir dari segalanya. Kadang dunia tidak adil, tapi kita selalu punya pilihan, tetap jadi korban... atau menjadi pemenang.” ujar Alya
Semua orang bertepuk tangan. Termasuk beberapa dosen yang dulu tidak membelanya.
Dari sudut ruangan, Raka berdiri. Matanya tak bisa lepas dari Alya.
Dan saat Alya turun dari panggung, Raka memberanikan diri mendekat.
“Alya...” panggil Raka
Alya menatapnya sebentar. “Ada apa?”
“Aku cuma... aku cuma mau bilang, kamu luar biasa. Aku... menyesal pernah kehilanganmu.” ujar Raka
Alya tersenyum samar. “Sayangnya, kamu nggak kehilangan aku, Raka. Kamu membuang aku. Dan sekarang... kamu harus belajar hidup dengan pilihan itu.”
Ia berbalik meninggalkan Raka yang terdiam.
Langkah Alya ringan. Kuat. Tak ada lagi jejak luka. Karena perhitungan ini... baru dimulai.
Alya membuka mata pagi itu dengan senyum kecil. Kehangatan pelukan Davin di sampingnya selalu menjadi pengingat bahwa hidupnya kini jauh berbeda dari dulu. Tidak lagi sendiri. Tidak lagi menjadi korban. Tapi kini ia menjadi istri seorang pria yang berdiri di garis depan bersamanya.
Namun kedamaian itu tak berlangsung lama.
Pagi itu, telepon Davin berdering tanpa henti. Notifikasi masuk dari grup bisnis, asisten pribadi, dan bahkan beberapa klien penting. Semua karena satu hal, sebuah artikel gosip yang menyebar cepat di media daring.
“Pernikahan Bos Terkaya Jakarta Dihantui Skandal, Istrinya Diduga Pelakor yang Merebut Suami Orang!”
Alya menatap layar ponsel itu dengan napas tercekat. Di sana, terpampang fotonya yang sedang bergandengan tangan dengan Davin, diedit berdampingan dengan foto Tiara istri sah Davin sebelumnya yang sudah meninggal dua tahun lalu karena sakit.
Paragraf-paragraf dalam artikel itu menggambarkan Alya sebagai perebut Davin dari ‘keluarga sah’ dan menyiratkan bahwa ia menjadi istri demi harta.
Komentar publik mulai liar.
“Cewek matre.”
“Cantik sih, tapi jelas-jelas pelakor.”
“Kasihan almarhumah, baru dua tahun meninggal, suaminya langsung kawin lagi!”
Alya menggigit bibir, menahan emosi.
“Ini fitnah yang menjijikkan…” gumamnya.
Davin menarik napas dalam. “Aku akan tuntut media itu. Ini pelanggaran berat.”
Tapi sebelum langkah hukum dijalankan, Alya meminta waktu. Ia tahu siapa dalangnya, Mira dan Clara.
Benar saja. Di akun Instagram Mira, sebuah story diunggah penuh sindiran:
“Gak semua yang manis itu murni. Kadang, manis itu karena licik.”
Clara menambahkan story serupa
“Berhati-hatilah dengan wanita yang mendekati om-om kaya. Kadang cinta bisa dibeli.”
Nama mereka tidak menyebut Alya, tapi arahannya jelas. Dan publik sudah mulai menyambungkan semuanya.
Alya merasa marah, tapi dia tahu, melawan dengan emosi justru akan membuatnya terlihat panik.
Ia mengambil waktu sejenak di kamarnya. Menutup mata dan menenangkan diri. Lalu, ia membuat keputusan.
“Aku akan bicara. Tapi bukan untuk membela diri. Aku akan jelaskan semuanya, dan aku akan buktikan siapa aku... dan siapa mereka sebenarnya.” ujar Alya yakin.
Davin mendukung sepenuhnya. Ia bahkan menghubungi seorang jurnalis senior dari media terpercaya—seseorang yang dikenal jujur dan tak bisa dibeli dengan gosip murahan.
Dalam waktu dua hari, mereka menyiapkan wawancara eksklusif.
Dan ketika tayang, seluruh perhatian publik tertuju pada Alya.
Dalam wawancara itu, Alya tampil anggun dan tenang. Suaranya jelas, ekspresinya tulus.
“Saya bukan orang sempurna. Tapi saya bukan pelakor. Davin adalah duda ketika kami bertemu. Dan sebelum menjadi istrinya, saya adalah wanita yang pernah disakiti, dikhianati oleh sahabat dan kekasih sendiri. Saya tidak mencari harta. Saya mencari perlindungan. Dan Davin memberikannya, bukan dengan uang, tapi dengan penghargaan.”
“Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar soal mereka yang menyebar fitnah. Tapi saya ingin semua wanita tahu, jangan biarkan dunia mendefinisikanmu hanya dari gosip. Berdirilah dengan kebenaran.”
Wawancara itu menjadi viral. Banyak yang mulai membuka mata.
Komentar publik perlahan berubah.
“Ternyata bukan seperti yang dikira ya…”
“Dia elegan banget jawabnya.”
“Bisa kelihatan siapa yang beneran kelas, siapa yang cuma sirik.”
Di sisi lain, Mira dan Clara tak tinggal diam.
Karena serangan gosip gagal, mereka kini menyusun rencana yang lebih kotor, menyusupkan seorang pria muda untuk mendekati Alya, berpura-pura sebagai rekan kerja baru, dan menciptakan isu perselingkuhan dari pihak Alya.
Mereka menyewa pria bernama Kevin tampan, ramah, dan memiliki kemampuan akting yang baik.
Tugasnya, membuat Alya terlihat ‘goyah’ dalam pernikahannya.
“Bikin dia jatuh. Sedikit rayuan, sedikit kebohongan, lalu jebak dia dalam situasi ambigu,” kata Clara dengan senyum licik.
Kevin masuk sebagai staf magang di bawah divisi kreatif tempat Alya bekerja. Awalnya ia tampak biasa, tapi mulai mencuri perhatian dengan cara yang halus.
Mengantar kopi tanpa diminta. memberikan pujian profesional. Sampai akhirnya mencoba menyentuh ranah pribadi.
“Saya tahu Mbak Alya pasti banyak tekanan. Tapi saya cuma mau bilang... saya selalu ada kalau Mbak butuh teman cerita.”
Alya mengerutkan dahi. “Terima kasih, Kevin. Tapi saya baik-baik saja. Fokus saja kerja kamu, ya.”
Kevin tak menyerah. Tapi Alya selalu punya batas jelas. Dan semakin hari, Alya mulai curiga. Sikap Kevin terasa... dibuat-buat.
Suatu malam, Davin pulang membawa kabar dari detektif pribadi yang dimintanya menyelidiki penyebar gosip dan orang-orang di sekeliling Alya.
“Namanya Kevin. Dia punya koneksi dengan Clara. Satu agensi modeling. Pernah kerja freelance bareng.” ujar Davin, menjelaskan
Alya terdiam, lalu mengangguk. “Jadi benar. Mereka main kotor.”
Tapi kali ini, Alya tidak akan diam. Ia memasang jebakan balik.
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....