Dikhianati dan ditinggalkan membuat Alisya tak menghentikan tekadnya untuk tetap menjadi seorang Bodyguard, meski profesi itulah yang menyebabkannya putus dari sang kekasih. Di saat yang sama takdir mempertemukan Alisya dengan seorang klien bernama Virza. Namun, Siapa sangka bila kedatangan Alisya ke perusahaan Virza memiliki maksud dan tujuan tertentu hingga membuat Alisya terjebak pernikahan kontrak dengan Virza.
Akankah nyawa Alisa tertolong di saat jatuh ke dalam tebing dengan kedalaman 30 meter?
Apakah Virza dan Alisya akan tetap bersama ketika mantan kekasih masa lalu mereka membuat rencana untuk memisahkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Dalam Pencarian
Tubuh lunglai Vidya pun longsor ke lantai, buliran bening mulai menetes di sudut mata sembabnya. "Alisya masih dalam pencarian, aku benar-benar frustasi saat ini. Boy kerahkan semua anak buah kita untuk mencari Alisya." Perempuan paruh baya itu dibantu Boy untuk berdiri dan kemudian pria tampan itu membawa Vidya untuk duduk sekaligus menenangkannya.
"Aku akan meminta bantuan semua anak buah kita untuk mencari Alisya, aku yakin dia pasti masih hidup."
"Bagaimana bila dia sudah tewas, Boy. Bagaimana bisa aku bertanggung jawab," keluhnya dengan berulang kali.
"Polisi sudah memberitahu bahwa apa yang terjadi itu karena ulah dari orang suruhan Reno dan Mona juga ikut terkait," ungkap Reno yang baru saja mendapat informasi.
Vidya menarik tangan Boy seraya memohon kepada asisten pribadi putranya itu, "Jangan beritahu perihal ini pada Alisya dan juga Virza."
"Kenapa, Bu? Mereka pantas mendapat hukuman karena telah mencelakai Virza dan sampai saat ini Alisya belum ditemukan."
"Serahkan semuanya padaku, ada sesuatu hal yang harus aku catri tahu dulu apalagi saat ini Reno memiliki sebuah rahasia tentang keluarga Rodrigo. Sebelum aku mengetahui kebenaran aku minta kau bungkam dengan masalah ini dulu, Boy. Ini demi kebaikan Virza dan Alisya."
Boy menarik napas panjang, sejujurnya dia tahu sedikit perihal kematian ayahnya Virza meski masih penuh misteri namun ia takut bila Virza tahu hal ini dan menyebabkan sebuah masalah.
"Aku akan memikirkan cara, orang suruhan Reno pasti akan dihukum," kilah Vidya beranjak dari duduknya sambil meremas pakaiannya.
"Sepertinya ibu Vidya sedang tertekan, apakah Reno menekannya? Aku mulai curiga." Boy memandangi punggung lemah perempuan paruh baya itu.
Namun, Boy tahu pasti ibu Vidya tak akan bertindak tanpa berpikir lebih dulu. Dia tahu bahwa perempuan paruh baya itu selalu mengambil jalan terbaik dari setiap masalah yang dihadapinya. Mendengar pintu berderit dan menandakan operasi telah selesai, dengan cepat Boy sontak bertanya kondisi atasannya itu.
"Bagaimana keadaan pak Virza, Dok?"
"Pasien mengalami banyak kehilangan darah, beruntungnya operasi berjalan dengan baik hingga kaki dan tangannya tak mengalami patah tulang meski tulang pergelangan kaki dan tangannya bergeser dari tempat semula tetapi beliau harus dirawat secara intensif selama seminggu karena luka di bagian lengan kaki mengalami luka dalam."
"Baik, Dok. Terima kasih."
"Sama-sama."
Sungguh kabar itu membuat Boy bisa bernapas lega, setidaknya Virza masih bisa diselamatkan. Boy memandangi Virza dari bilik kaca jendela, tubuh lemahnya penuh dengan balutan perban di bagian kaki dan tangan. "Apa yang harus aku jawab bila dia bertanya tentang Alisya."
Mendengar langkah seseorang Boy menoleh ke sumber suara, "Boy, apakah Virza baik-baik saja?" tanyanya dengan berurai air mata.
"Kau!! Kenapa kau datang ke sini?" ucap Boy ketus.
"Aku ingin memastikan kea--" Belum sempat perempuan itu berkata, Boy sudah memotongnya. "Jadi setelah menyebabkan kecelakaan itu kau ingin memastikan apakah pak Virza masih hidup, begitu?"
"Tidak, Boy. Aku tak pernah tahu bila Reno akan membuat Virza dalam bahaya seperti ini. aku memang menyetujui rencananya namun aku tak menyangka bila tindakannya akan berakibat fatal seperti ini."
Plakkk!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Mona. Ya, perempuan itu adalah Mona. Perempuan yang paling dibnci oleh Vidya. Dengan tatapan nanar perempuan paruh baya itu meminta Mona untuk angkat kaki dari hadapannya. "Jangan sekali-sekali kau menampakkan dirimu di depanku. Semua yang terjadi pada puteraku ini karena kau."
Mona tertegun mendengar ucapan Vidya, dia tahu betul bahwa sejak dulu perempuan itu tak pernah menyukainya. "Kenapa Anda begitu membenciku, aku adalah perempuan yang dicintai Virza sampai saat ini."
Cuihhh.
Vidya meludah ke arah Mona, "Apa kau pikir puteraku serendah itu, mana mungkin dia mau memaafkan perempuan yang sudah mengkhianatinya. Sebelum aku hilang kesadaran sebaiknya kau pergi atau aku perlu memanggil satpam."
"Anda tidak percaya?! Virza masih mencintaiku dan aku yakin itu. Sebenarnya apa yang membuat Anda begitu membenciku? Andai saja Anda tidak benci padaku sudah pasti hal seperti ini tak akan terjadi pada Virza."
"Apa maksudmu?" Sorot mata Vidya begitu tajam ke arah wajah Mona.
"Iya, jika kau merestui hubunganku kecelakaan ini tak akan terjadi dan aku bisa hidup bahagia dengan Virza."
Vidya tersenyum sinis, "Puteraku tak akan bahagia hidup bersama perempuan sepertimu." Vidya melirik Boy dan meminta pria itu untuk mengusir Mona. Kehadiran Mona sungguh membuat moodnya menjadi buruk. "Boy, bawa dia pergi dari sini!"
Boy pun mengikuti perintah Vidya dan membawa Mona keluar dari rumah sakit, "Sebaiknya kau sadar diri bahwa kau takkan pernah bisa diterima di keluarga Rodrigo."
"Kau hanya seorang asisten Virza, berani sekali kau berbicara seperti itu."
"Karena sebagai asistennya inilah aku berhak berbicara, kau sendiri yang berkhianat dan sekarang kau ingin begitu percaya diri pak Virza masih mencintaimu. Jangan bermimpi Mona."
Mona menyunggingkan sebuah senyuman tipisnya, "Kau tak percaya bila Virza masih menghubungiku ketika dia bulan madu ke Italia waktu itu dan aku pastikan Virza akan menjadi milikku kembali."
"Kau sudah tak waras, bukankah kau sudah menikah dengan pria impianmu itu."
"Sekarang aku menyesal telah meninggalkan pria sebaik Virza, aku akan mengurus surat ceraiku dan akan kembali pada Virza."
"Jangan mimpi, pak Virza sudah menikah dan mulai mencintai istrinya dan aku akan menjamin kau tak akan bisa memisahkan mereka."
"Kita lihat saja nanti! Apalagi saat ini Alisya masih belum ditemukan dan aku pastikan perempuan itu tak akan ditemukan."
Saking kesalnya Boy sontak mencengkeram tangan Mona, "Aku pasti bisa menemukan Alisya dan aku akan melaporkanmu karena sudah mencelakai mereka."
Mona tersenyum lagi, "Silakan saja karena ibu Virza tak akan melakukan itu, apakah kau tidak tahu bahwa ayahnya Alisya itu dalang dibalik kematian ayahnya Virza dan jika Virza sampai tahu hal ini. Sudah pasti Alisya akan dibuang Virza."
"Apa maksudmu? Apakah ibu tuanmu itu mengatakan hal ini padamu? Itulah sebabnya dia tidak memenjarakan aku dan Reno." Mona melepaskan pegangan tangan Boy."Berani sekali kau menyentuh calon majikanmu ini."
"Apa? Mungkinkah apa yang dikatakan Mona itu benar." Boy membeku dan tak mampu melangkah. Informasi yang dia dengar dari mulut Mona sungguh menganggu isi kepalanya.
Mengingat apa yang dikatakan ibu Vidya tadi sungguh masuk akal namun bila itu memang benar kenapa ibu Vidya malah memilih Alisya untuk menikah dengan Virza, pria itu tak bisa lagi menunggu dan ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya dan bila itu memang benar. Virza pasti akan membenci Alisya padahal menurut Boy bahwa Alisya lah yang pantas untuk bersama Alisya bukan Mona.
"Bu, bisakah kita bicara," ucap pria itu sambil melangkah mendekati ibu Vidya yang tengah berdiri di depan ruangan Virza.
"Apakah Mona sudah memberitahumu..."
Makasih kk udah mau baca novelku dan salam kenal kk...
jika Author buat novel kedua, ditunggu like dan komentny yakkk...
Doakan Author lancar lahirannya, salam kenal buat pembaca semuanya🙏🙏😘😘😘🥰🥰
Salam kenal ya kk🙏😘