Hati Yang Tersakiti

Setelah berhasil bicara dengan Kenan Tyas merasa sangat senang dan dia akan mulai menyusun rencananya untuk bisa masuk kedalam rumah dan mendapatkan Kenan. Tyas pun mulai mengirimkan mata - matanya untuk mengikuti pergerakan Kenan dan juga Melinda yang merupakan wanita klub yang dulu diabaikan oleh Tyas karena dianggap tak penting.

Setelah 1 bulan lamanya orang yang ditugaskan oleh Tyas mengikuti Melinda akhirnya Tyas tau kalau Melinda masih saja berhubungan dengan pria lain dibelakang Kenan setiap kali Kenan ada pekerjaan dan tak pulang ke rumahnya.

"Hm, Melinda wanita seperti mu tak pantas berada disisi mas Kenan ya g baik dan sukses, atas dasar apa kamu bisa mendapatkan mas Kenan yang begitu sempurna. Bagaimana jika aku mengatakan kalau kamu bermain api dibelakangnya apakah nasib mu akan terbuang." gumam Tyas sambil melihat foto Melinda dengan seorang pria masuk kedalam kamar penginapan dan juga hotel.

"Aku akan membuat mu tersingkir dari kehidupan mas Kenan untuk selamanya, dana aku tak peduli dengan anak yang ada diantara kalian berdua." Tyas mulai melancarkan rencananya.

...💔💔💔...

"Mas." Melinda mendekati Kenan dan mencium pipi Kenan.

"Mel." Kenan menatap Melinda

"Aku sangat merindukan mu mas, apakah mas Kenan tak merindukan aku?" tanya Melinda dan mulai menempelkan jari telunjuknya didada Kenan dan menjalan kebawah mengisyaratkan sesuatu yang harus dilakukan dengan keintiman.

Kenan memeluk Melinda dan mencium bibir Melinda dengan lembut, lalu mereka mulai perang lidah dan saling bertukar salifa. Melinda sangat menyukainya namun tiba - tiba bayangan Fairi yang mencumbu Kenan saat mereka berada di rumah ibu Fairi di Surabaya terlintas dalam ingatan Kenan dan seketika Kenan menghentikan kegiatannya menikmati tubuh Melinda. "Maafkan aku Mel, sebaiknya kamu tidur lebih awal, aku masih harus mengerjakan tugasku yang masih banyak dan harus selesai besok pagi." ucap Kenan menghindari Melinda dan merapikan bajunya.

Melihat itu Melinda merasa kecewa namun dia tak bisa berbuat apa - apa karena dia gak mau membuat Kenan kecewa dengan dirinya. "Baik mas, tidurlah lebih awal jangan terlalu capek." ucap Melinda bangun dan membenarkan bajunya lalu keluar dari ruang kerja Kenan.

Melinda berjalan ke kamarnya dengan menitikkan air matanya, dadanya terasa sesak dan sakit karena sudah hampir 3 bulan ini Kenan tak menyentuhnya bahkan setiap kali merek bersama Kenan selalu berhenti ditengah permainan dan tak sampai melakukan penyatuan.

"Kenapa harus begini mas, kenapa? Apakah mas Kenan sudah tak menginginkan aku lagi? Aku sungguh sangat menginginkan sentuhan mas Kenan." gumam Melinda mulai menangis didalam kamarnya.

Sementara didalam ruang baca Kenan duduk di sofa sambil melamun dan memandang kosong kearah dinding ruang kerjanya. "Kenapa, kenapa aku tak bisa melakukannya dengan Melinda, seolah ada rasa sakit dan bersalah yang begitu sangat dalam. Dulu aku sangat menikmati permainanku dengan Melinda walau sesekali aku membayangkan kalau itu adalah Fairi, tapi kenapa saat sekarang aku justru tak bisa, seolah aku akan menghapus jejak cinta yang diberikan oleh Fairi kepadaku." gumam Kenan yang merasa tak mengerti dengan dirinya sendiri. "Kenapa permainan Fairi yang dilakukan dengan inisiatifnya dan tubuhnya yang serta ekspresinya yang menarik diatas tubuhnya selalu terbayang dan membuatku merasa tak nyaman melakukan hubungan dengan Melinda, apa dia memasang jimat pada ku? Fairi, aku sangat merindukan mu, Diman kau sekarang sayang." Kenan menutup matanya dan mulai meneteskan bulir bening dari sudut matanya.

...💔💔💔...

"Pagi Kenan, kenapa kok lesu banget?" tanya Farid saat bertemu dengan Kenan di lobby kantor.

"Hm." Kenan tak menanggapi dengan benar.

Mereka berdua masuk kedalam lif dan terlihat Kenan bernafas dalam dan berat, melihat sahabatnya sekaligus bosnya itu Farid tersenyum dan mulai menjahili Kenan dengan mengulurkan kertas lalu mencolek telinga Kenan, dan yang punya telinga langsung marah pada Farid.

"Hahaha, kau kenapa Kenan? Kau tak dapat jatah dari istrimu ya, atau kau tak bisa menyalurkan hasrat mu." ledek Farid lari keluar lif begitu lif terbuka.

"Apa lagi dengan mereka berdua, kadang mereka terlihat sangat menakutkan kadang juga seperti anak kecil yang tak sesuai dengan usia mereka." gumam Ambar yang melihat tingkah bos dan asistennya.

...💔💔💔...

"Siapa kamu?" tanya Melinda yang melihat Tyas datang ke rumahnya.

"Oh jadi ini rumah yang dibelikan oleh maa Kenan, lumayan besar juga." ucap Tyas masuk kedalam rumah dan mengabaikan pertanyaan Melinda sebagai tuan rumah.

"Maaf, sebenarnya siapa anda dan kenapa masuk kedalam rumah saya, apa yang sedang anda cari sebenarnya?" tanya Melinda lagi pada Tyas yang sudah masuk sampai kedalam ruang tengah.

Mendapat pertanyaan itu Tyas langsung menghentikan kegiatannya melihat - lihat rumah dan menatap Melinda dengan tatapan tajam. "Kau bertanya aku sedang apa dan mencari apa?" tanya Tyas menunjuk pada Melinda. "Aku sedang mencari wanita j*l*ng nan murahan yang sedang merayu dan menggoda kakak iparku sehingga membuat kakak ku kabur dari rumah." jawab Tyas dengan nada dan tatapan tak suka pada Melinda.

"Apa maksud anda, maaf sayang tak kenal dengan anda dan tak pernah merebut siapa pun." jawab Melinda tak kalah beraninya dengan Tyas.

Tyas tersenyum lalu duduk di sofa dengan angkuh, "Lihatlah, jika semua foto - foto itu sampai ditangan mas Kenan apa yang akan terjadi pada mu." ucap Tyas melemparkan beberapa foto Melinda dan Danang yang masuk kedalam sebuah kamar baik itu di hotel dan juga penginapan.

Melihat itu tubuh Melinda merasa lemas dan dia menatap Tyas kosong, sedetik kemudian keberaniannya muncul untuk melawan dan membela dirinya. "Apa yang akan membuktikan dengan semua foto ini, dia adalah akak ku dan ini tak ada artinya bagi ku, bahkan mas Kenan juga sifat tau soal itu." jawab Melinda dan tersenyum pada Tyas.

"Apa? Kakak? Jadi pria itu adalah kakak mu, kalau memang dia adalah kakak mu kenapa kalian harus bertemu di tempat lain kenapa tak bertemu di rumah saja." tanya Tyas lagi dan itu pertanyaan yang memang benar, jika mereka saudara kenapa harus bertemu diluar bukan di rumah.

"Aku tak ada urusan dengan anda dan juga tak punyak kewajiban menjawab pertanyaan anda, jadi sekarang silakan keluar dari rumah saya sebelum saya panggilkan pengaman di sini." ucap Melinda mengusir Tyas yang dianggapnya mengganggu.

"Ok, kita lihat siapa yang akan benar di sini." ucap Tyas sebelum dia keluar dari rumah Melinda.

Sepertinya Tyas dari rumahnya Melinda langsung berfikir bagaimana caranya dia membereskan Tyas agar tak mengganggu kehidupan rumah tangganya yang tenang dengan Kenan kedepannya.

...💔💔💔...

Dan Tyas sudah sampai di kantor Kenan dengan menangis terseduh - seduh lalu meminta bertemu dengan Kenan. Dan mendengar nama Fairi disebut membuat Kenan langsung mengijinkan Tyas masuk.

"Mas Kenan." Tyas lari kedalam pelukan Kenan saat Kenan sedang berdiri menerima panggilan telepon.

"Hentikan, apa - apaan kau ini." bentak Kenan pada Tyas dan hal itu membuat Tyas kaget dan takut.

"Maaf mas Kenan." Tyas mundur dan duduk di sofa dengan tetap terisak yang sangat menyedihkan.

"Katakan, aku mengijinkan mu masuk bukan untuk melakukan hal - hal yang melewati batas." ucap Kenan duduk di kursinya setelah selesai bertelepon.

"Maafkan aku mas Kenan, aku hanya merasa sedih dan tak adil. Kenapa mas kena. melakukan hal yang begitu kejam pada kakak ku Fairi, sementara wanita yang mas Kenan pilih Justru melakukan hal ini dengan pria lain." ucap Tyas meletakkan foto diatas meja dan kembali menangis.

Kenan bangun dan berjalan mendekati Tyas lalu duduk disamping sofa dan melihat foto - foto Melinda dengan pria lain. Kenan merasa meremang dan kaget melihat semua foto itu karena selama ini Melinda tak pernah cerita kalau dia dan kakak ya masih berhubungan, karena terakhir Melinda bilang kalau mereka sudah sangat lama tak berhubungan lagi. Namun Kenan kembali ke akal sehatnya dan tak ingin terprovokasi oleh foto yang ditunjukkan oleh Tyas padanya.

"Kau dapat dari mana foto ini? Mereka adalah kakak beradik jadi tak ada masalah kalau mereka bertemu." ucap Kenan santai.

"Kakak adik? Apakah jika kakak adik harus bertemu diam - diam dan masuk kedalam kamar hotel dan penginapan?" tanya Tyas lagi dan mengeluarkan foto yang lain lagi.

Kenan menatap foto itu dan memang ada sedikit keraguan di hati Kenan, namun Kenan tak ingin kehilangan istri lagi karena merasa tak peduli dan acuh, jadi Kenan hanya tersenyum dan mengabaikan kenyataan. "Apa maksud dan tujuan mu melakukan ini semua? Bagiku semuanya wajar, mau mereka bertemu dimana itu urusan mereka. Jika sudah tak ada lagi silakan keluar karena saya masih sibuk." ucap Kenan dan bangun kembali duduk di kursinya lagi.

"Baik, terserah mas Kenan saja mau percaya sama kata - kata ku atau tidak. Mas Kenan bisa menyelidikinya sendiri, karena aku tetap tak percaya kalau hubungan mereka hanyalah kakak beradik saja. Kalau memang begitu kenapa tak dibawah untuk ketemu sama mas Kenan saja, semua itu mencurigakan bagi ku." ucap Tyas lalu dia pergi keluar dari kantor Kenan.