Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLASH BACK
FLASH BACK
"Apa kamu pikir semua orang yang ada di sini adalah orang bodoh? apa kami ga bisa liat baju yang kamu pakai itu baju seorang laki-laki? apa kamu kira kami ga bisa lihat leher kamu yang penuh tanda menjijikan itu?"
Saat itu Ara hanya bisa terdiam dan tatapan matanya hanya tertuju kepada satu orang yaitu Dion, dan pada saat yang bersamaan Dion memalingkan wajahnya seolah dia menunjukkan bahwa dia tak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Ara
"Kenapa kamu begini ke aku kak? jadi ternyata selama ini hubungan kita cuma selemah ini, ga ada sedikit pun rasa percaya kamu sama aku"
"Maaf om dan tante, kayaknya sekarang aku pulang aja kan Ara juga udah pulang," menatap sinis ke arah Ara
"Maaf ya Dion kamu jadi harus melihat ini semua"
Dion hanya membalas dengan senyuman getir dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi, dengan cepat Ara memegang ujung baju Dion
"Kak tolong kasih aku sedikit waktu untuk jelasin semuanya," lirih
"Maaf ya Ara aku sudah ga bisa lagi lanjutin ini semua, hubungan kita berakhir sampai di sini. Aku benar-benar kecewa sama kamu Ara" tanpa menoleh sama sekali
Dion pun pergi meninggalkan Ara dan keluar rumah mewah tersebut dengan perasaan yang hancur lebur, dan tamparan ke dua dari sang tuan besar keluarga Sanjaya pun kembali mendarat di pipi mulus Ara
"Kamu tau kamu sudah bikin malu nama keluarga kita dengan sikap murahan kamu itu, kamu yang berbuat salah kenapa harus bawa nama mama kamu?"
"Pah udah pah kamu tenang dulu, kamu harus ingat penyakit jantung kamu," berpura-pura khawatir sambil mengusap punggung suaminya
Air mata Ara pun akhirnya terjatuh dari mata indahnya, semua itu bukan karena rasa sakit dari tamparan papanya atau semua kejadian yang menimpa dirinya. Yang membuat air mata Ara terjatuh pada saat itu hanya satu, yaitu sang kekasih yang selama ini dia cintai tak mau mendengarkan penjelasan darinya
"Kamu lihat sendiri kan bahkan Dion aja ga bisa percaya dengan alasan yang kamu buat apalagi papa, kamu itu cuma membawa sial bagi keluarga papa.!!"
"Mau aku jelasin dengan cara apapun papa tetap ga akan percaya sama omongan aku, karena sebenarnya papa ga pernah anggap aku ada. Bagi papa kelahiran aku di dunia ini cuma membawa sial, karena bagi papa aku lahir ke dunia ini dengan mengorbankan nyawa mama"
Tanpa menunda waktu lagi Ara langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga untuk masuk ke dalam kamarnya
"Mau ke mana kamu?"
"Aku mau ambil barang-barang aku pah, aku pilih pergi dari sini dari pada aku harus merusak nama baik keluarga. Dan hanya di anggap sebagai pembawa sial"
"Kamu...."
"Pah sabar jangan marah terus nanti jantung papa kambuh"
"Kalo kamu mau pergi jangan bawa barang apapun yang papa pernah kasih ke kamu," dengan yakin sambil mengepalkan tangannya
Ara pun menghentikan langkahnya dan membuang napasnya dengan kasar, dia menjawab dengan yakin tanpa menolehkan wajahnya sama sekali
"Aku cuma mau ambil foto mama aja di dalam kamar, aku juga ga butuh semua barang yang pernah papa kasih ke aku," melanjutkan langkahnya
Mama Tania mengajak suaminya untuk duduk dan menenangkan diri, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya dia sedang bersorak gembira
"Semua rencana berjalan dengan sangat mulus, bukan cuma Dion yang sekarang sudah tinggalin Ara. Sekarang Ara juga akan angkat kaki dari rumah ini, berarti cuma Nana satu-satunya anak yang akan di akui di keluarga Sanjaya"
Ara masuk ke dalam kamarnya dan segera mengganti pakaiannya, Ara pun melihat di atas tempat tidur ada tas yang dia bawa semalam. Dia menemukan ponselnya berada di dalam tas dalam tersebut dalam keadaan mati
"Berarti papa ga ada masuk ke dalam kamar ini sama sekali padahal ada bukti yang sangat jelas di sini, ga mungkin juga papa cari aku ke kamar ini kan bagi papa aku ga ada artinya. Ayo Ara kamu harus semangat"
Ara pun mengambil ponsel dan dompetnya, Ara mengeluarkan kartu atm yang pernah di berikan oleh papanya dari dalam dompet tersebut. Ara mulai mengambil sebuah tas ransel dan memasukkan beberapa barang yang dia anggap penting, dan salah satunya adalah foto mamanya
"Semua orang boleh menganggap aku ga ada, tapi ga ada yang boleh menghancurkan harga diri hingga tak tersisa"
Dengan cepat Ara mengganti pakaian yang lebih layak dan mengambil tas ransel yang telah dia siapkan, lali dengan langkah yang tegar dia kembali ke ruang tamu
"Aku pergi dulu ya pah, ini kartu atm sama handphone dari papa aku kembalikan, barang dari papa yang aku bawa cuma ijazah dan baju yang aku pake saat ini"
Ara meletakkan kartu atm dan handphone di atas meja
"Ingat Ara saat kamu melangkahkan kaki kamu keluar dari pintu itu, kamu sudah bukan lagi anak papa dan jangan pernah berharap bisa kembali lagi ke rumah ini," dengan tegas sambil menatap tajam
"Papa ga usah takut mulai sekarang papa bisa hidup dengan tenang, karena aku ga akan punya pikiran sedikit pun untuk kembali lagi ke rumah ini"
"Seandainya aku bisa memilih aku akan pilih di lahirkan sebagai anak orang lain atau aku ga perlu di lahirkan ke dunia ini sama sekali, karena kehadiran aku di dunia ini cuma membuat seseorang kehilangan nyawa" berkaca-kaca
Ara pun mencoba mengatur napasnya sejenak untuk menahan air matanya yang hampir terjatuh
"Kalo papa memang ga anggap aku lagi sebagai anak papa lagi ga masalah pah, tapi selamanya papa akan tetap jadi papa aku secara biologis seperti papa anggap aku selama ini"
Dengan langkah yang pasti Ara mulai melangkahkan kakinya ke arah pintu dan meninggalkan rumah mewah tersebut, akhirnya Ara pun menghilang begitu saja dari rumah mewah tersebut tanpa ada sedikit pun keraguan di dalam hatinya
Tuan besar di rumah itu hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan Ara, entah mengapa ada perasaan bersalah yang mengusik di dalam hatinya. Karena semua yang Ara ucapkan adalah kenyataan selama ini terjadi, kata-kata yang Ara ucapkan seakan menyadarkan dirinya atas kesalahan yang selama ini telah dia perbuat
"Kamu kenapa benar-benar pergi dari rumah ini? kamu bahkan ga bawa atm yang papa kasih ke kamu. Gimana kamu bertahan hidup di luar sana? aku yakin Ara pasti akan pulang cuma ini rumah yang dia punya, tapi gimana kalau dia benar-benar ga akan pulang lagi?"
Papa Surya pun langsung bangkit dari duduknya dengan wajah yang cemas, untuk pertama kali selama hidupnya dia khawatir memikirkan tentang Ara buah cintanya dengan istri pertamanya
"Kenapa pah?"
Tanpa menghiraukan pertanyaan dari istrinya papa Surya berlari ke arah pintu dan Ara pun sudah tak terlihat, dia kembali berlari ke arah pagar rumah mewah tersebut. Tujuan papa Surya hanya satu yaitu untuk mencegah kepergian Ara, tetapi semuanya sudah sia-sia karena Ara sudah menghilang entah kemana
"Ternyata selama ini aku cuma orang tua yang buruk, bahkan dia pergi tanpa ragu sama sekali"
FLASH OFF
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor