Cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan hati Nadila Putri. Nyatanya Abdullah cinta pertamanya justru mencintai wanita lain yaitu Silfia Anwar.
Nadila pun memilih pergi meninggalkan mereka demi persahabatan.
Nadila memilih bekerja di UEA menjadi tkw, tetapi belum ada satu tahun kedua orang tuanya menyuruhnya pulang. Namun, tidak Nadila sangka ketika tiba di Indonesia justru dijodohkan dengan Abdullah.
Apakah Abdullah akan menerima Nadila? Lalu bagaimana nasib Silfia. Kita ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kak Faizah... kesini sama siapa?" Dila kaget karena Faiz tiba-tiba datang ke pengadilan seorang diri. Padahal biasanya kemana-mana selalu bersama Barra dan anak-anak.
Faizah bukan menjawab justru memeluk Dila erat sambil menangis. "Dila... aku kagum sama kamu, karena bisa sekuat ini" Faiz melepas pelukan lalu menatap lekat wajah Dila. Faizah rupanya sudah mendengar cerita dari Barra apa yang terjadi dengan rumah tangga Dila walaupun hanya sepenggal saja.
"Aku belajar dari Kak Faizah" Jawab Dila, walaupun sebenarnya ia tidak sekuat yang Faizah pikir. Tapi Dila ingat benar bagaimana kisah Faizah dulu dengan Ahsan, mengalami konflik rumah tangga yang begitu menyakitkan. Dengan Chana, Abi, Umi dan Alesha. Semua orang itu pernah membuat hati Faizah kecewa. Tetapi Faizah bisa melewati itu semua, Dila pun berharap akan bisa seperti Faizah.
"Benar La, kenapa kisah kita hampir sama" Faiz mengingat semua masalah yang ia hadapi, tapi setidaknya ada Barra di belakangnya yang selalu membantu memecahkan persoalan, sedangkan Dila menghadapi semuanya sendiri.
"La, kita ini seperti kakak adik bukan? Tapi kenapa kamu tidak mau cerita?" Faizah heran kenapa Dila seolah tidak mempercayai dirinya. "Sekarang cerita, bagaimana Abdullah memperlakukan kamu selama ini?" desak Faizah.
Dila pun akhirnya menceritakan masalahnya tidak ada yang ia tutupi lagi. Sejak awal pernikahan, dan bagaimana perlakuan Abdullah kepadanya.
"Ketika kamu pergi dari rumah aku tempo hari, Abdullah mencari kamu Dila. Kamu sebenarnya kemana?" Faizah pun ikut mencari Dila tapi tidak menemukan.
"Aku masuk rumah sakit Kak" Dila menceritakan ketika pingsan kemudian ditolong Tristan hingga dirawat selama tiga hari.
"Ya Allah..." Faiz tidak menyangka jika begitu kejadiannya. "Lalu siapa Tristan itu?" Faiz penasaran dengan pria baik itu.
"Aku belum mengenal lebih jauh Kak" Dila memang belum tahu asal usul Tristan, kerja di mana dan bagian apa, yang Dila tahu Tristan pria banyak uang. Nyatanya rela mengeluarkan uang untuk membayar rumah sakit, belum lagi kost.
"Semoga jika masalah kamu dengan Abdullah selesai, Tristan itu jodoh kamu La" Faiz tersenyum menghibur Dila.
"Aku tidak mau berpikir yang aneh-aneh Kak" Dila tidak mau memikirkan pria, karena masih banyak pr yang harus ia kerjakan.
"Dulu, ketika aku dikhianati Ahsan juga berpikir seperti kamu La, tapi kehadiran Mas Barra mampu mengobati luka aku" Faiz menasehati, tidak semua pria sama, maka Dila tidak boleh trauma.
"Nggak tahu Kak" Dila tidak mau berpikir yang lain dulu sebelum bisa lepas dari perkawinan yang menyakitkan ini.
"Oh iya La, Abdullah sepertinya menyesal sekali" Faiz menceritakan saat Abdullah kebingungan mencari Dila, ia mendengar gumaman Abdullah ketika sedang melamun di kamar. Intinya Abdullah ingin memperbaiki rumah tangganya dengan Dila.
"Sudah terlambat Kak Faiz, walaupun kak Abdullah berusaha memperbaiki sikapnya, tapi saya tidak mau menjadi istri kedua" tegas Dila.
"Selain itu aku juga kecewa, Tuan Ahmad menjodohkan saya dengan Abdullah karena hutang budi Kak" Dila meneteskan air mata kala ingat semua itu.
"Hutang budi apa La?" Faizah sama sama sekali tidak pernah mendengar masalah ini.
"Donor ginjal" Dila juga menceritakan tentang donor ginjal yang dilakukan bapaknya. Sebenarnya Dila tidak akan marah karena donor itu kemauan bapak sendiri, tapi kenapa Abdullah justru menyalahkan dirinya karena perjodohan itu. Setiap hari marah-marah menganggapnya wanita tak berguna dan menganggu kehidupan Abdullah dengan Silfia.
"Ya Allah... sekuat itu kamu Dila..." Faizah lagi-lagi meneteskan air mata.
"Jujur Kak, aku selama ini pura-pura tegar sebenarnya hanya tidak ingin membuat orang-orang sekeliling ikut terseret dalam masalah ini" Dila menarik napas berat, serapat apapun menyembunyikan masalah, toh akhirnya semua keluarga tahu juga.
"La, setelah perceraian ini semoga kamu mendapatkan kebahagiaan" Faiz mendukung langkah yang akan Dila ambil yang penting sahabatnya bahagia.
***
Di kebun buah-buahan yang menyejukkan hati semua orang yang datang ke tempat itu, tapi tidak untuk Abdullah. Sesejuk apapun yang ia lihat tidak ada yang lebih sejuk dari senyum Dila ketika ia belum menorehkan luka di hati wanita itu. "Tidak adakah kesempatan kedua untuk aku Nadila Putri" gumamnya dengan mata terpejam.
Abdullah duduk sendiri merasa hancur dan menyesal atas perbuatannya kepada Dila. Ia hanya bisa berharap permohonan membatalkan perkawinan tidak disetujui. Abdullah kini menyadari kebodohannya tidak menghargai Dila sebagai istri. Semua kenangan ketika Dila masih bekerja di kediaman Barra terasa indah. Tetapi semua itu tidak mungkin terulang lagi. Saat ini Abdullah hanya bisa meratapi nasib karena akan kehilangan wanita yang selalu mengisi ruang hatinya kini.
Saat sedang termenung, pandangan wanita yang ia pikirkan tengah berjalan ke arahnya. "Apa aku bermimpi?" Batin Abdullah mencubit lengan sendiri ternyata ia tidak sedang bermimpi.
...~Bersambung~...
jangan sampai balikan lagi ke Abdul apalagi kalau masih mempertahankan silfia.
usir ajh dri rumah biar tau kelakuan istrinya
usir ajh dri rumah biar tau kelakuan istrinya
pokoknya ditunggu banget kelanjutannya author