Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Marah Besar
Mendengar kabar dari teman-temannya Dinda, Daniel langsung menghubungi Daddy-nya saat itu juga. Dia tidak peduli lagi perut berapa jam perbedaan antara mereka saat ini karena dia harus menghubungi ayahnya saat itu juga.
Sedangkan ayahnya yang mendapatkan telepon dari Daniel pun langsung kaget. Apa secepat ini dia mengetahui segalanya?
"Ha-"
"Apa yang telah Daddy lakukan?!" teriak Daniel saat sambungan telepon mereka tersambung. Untuk pertama kalinya dia berteriak seperti itu pada daddy-nya atas apa yang telah laki-laki itu lakukan.
Sedangkan daddy-nya hanya bisa diam saja dan tidak menyangka jika beritanya secepat ini sampai pada Daniel.
"Apa wanita itu yang mengadu padamu? baguslah jika dia mengatakan yang padamu. Aku ingin tahu apa saja yang diceritakannya padamu. Apa dia ada melebihkan sesuatu mungkin agar kau marah padaku." kedua tangan Daniel terkepal erat ketika mendengar apa yang Tuhan itu katakan tentang Dinda. Hingga saat ini Dinda belum bisa dihubungi dan dia tidak pernah mengatakan apapun padanya karena memang ponselnya tidak bisa di hubungi. Lalu bagaimana bisa Daniel mengetahui segalanya jika bukan karena teman-temannya Dinda.
"Apa yang Daddy inginkan?" tanya Daniel menantang daddy-nya karena dia tahu ada sesuatu yang pria itu inginkan darinya maka dari itu dia melakukan hal ini agar Daniel menuruti apa yang diinginkannya.
"Pulang dan urus perusahaan! Dan satu lagi, temui Bianca karena aku sudah menjodohkan kalian berdua!" kedua sisi rahang Daniel mengeras sempurna. Dia percaya dengan apa yang pria tua itu lakukan pada.
"Setelah menghancurkan masa depan orang lain Daddy masih bisa meminta ini padaku? Sekarang katakan padaku, bagaimana caranya aku menebus masa depannya dengan hal yang telah daddy lakukan? aku sudah mengatakannya untuk tidak pernah mencampuri urusanku, tapi Daddy terus saya mencampuri apa yang tidak seharusnya daddy campuri!" Daniel masih tidak percaya dengan apa yang pria itu katakan padanya.
"Perlu Daddy ketahui jika Dinda tidak pernah mengatakan apa pun padaku atas apa yang telah terjadi padanya di sekolah. Kenapa Daddy tega menghancurkan masa depannya hanya karena keegoisan Daddy? kenapa dad? tidak puaskah Daddy menghancurkan hidupku dan juga hidup mommy?" tanya Daniel untuk pertama kalinya mengutarakan rasa sakit hatinya pada sang Daddy.
"Jangan pernah mengungkit masa lalu sudah lewat Daniel!"
"Kenapa? Apa sakit ketika membicarakan masa lalu? Jika Daddy merasakan sakit, lalu bagaimana yang mommy rasakan? Daddy menikahi sahabatnya sendiri dan kalian mengkhianatinya karena keegoisan kalian berdua lah mommy sampai stres! Mommy bunuh diri karena tidak sanggup menahan semua rasa sakit hatinya! katakan padaku bagaimana cara aku membalaskan dendam ku pada kalian berdua agar aku bisa merasa tenang karena telah berhasil membuat kalian merasakan sakit seperti yang mommy ku rasakan. Katakan!" Daniel terus saja berteriak bahkan dia sampai melemparkan ponselnya ke dinding karena terlalu kesal dengan daddy-nya.
"Aahhhkkk ...!" Daniel berteriak melampiaskan rasa sakit hatinya. Dia benar-benar merasakan sakit yang luar biasa saat ini. R
Sakit sekali hatinya ketika kembali harus mengingat masa lalu yang membutuhkan. Masa lalu saat dia mengetahui bahwa ibunya memilih bunuh diri karena tidak sanggup menahan rasa sakit terhadap sang suami serta sahabatnya sendiri yang tega mengkhianati ketulusannya.
"Dane, are you oke?" tanya Kevin saat melihat bahwa temannya sudah sedikit yang lebih baik setelah meluapkan amarahnya pada sang Daddy.
"Pesankan tiket pesawat untukku malam ini juga. Aku harus melihat keadaan anak itu. Aku telah merusak masa, maka aku harus bertanggung jawab untuk itu!"
"Oke, aku akan memesannya sekarang. Jangan khawatirkan apa pun, aku akan mengurusnya." ucap Kevin pada Daniel.
...****************...
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤