Memiliki Suami tampan,baik, penyanyang, pengertian, bahkan mertua yang baik adalah sebuah keberuntungan. Tapi bagaimana jika semua itu adalah hanya kamuflase?
Riska Sri Rahayu istri dari Danang Hermansyah. Mereka sudah menikah selama 4 tahun lebih namun mereka belum memiliki buah hati. Riska sempat hamil namun keguguran. Saking baiknya suami dan mertua nya tidak pernah mengungkit soal anak. Dan terlihat sangat menyanyangi Riska, Riska tidak pernah menaruh curiga pada suaminya itu.
Namun suatu hari Riska terkejut ketika mendengar langsung dari sang mertua jika suami nya sudah menikah lagi. Bahkan saat ini adik madu nya itu tengah berbadan dua.
Riska harus menerima kenyataan pahit manakala yang menjadi adik madu nya adalah sepupu nya sendiri.
Sanggupkah Riska bertahan dan bagaimana Riska membalaskan sakit hati nya kepada para pengkhianat yang tega menusuk nya dari belakang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kehebohan di Taman
"I-ini tidak seperti apa yang kamu maksudkan, Sayang. Ta-tadi Sis-" belum sempat Mas Danang meneruskan kalimatnya sudah di potong oleh istri muda nya. Kentara sekali kebohongan itu di netral nya.
"Mas! Sudah saatnya jujur! Sudah waktunya mbak Riska tahu semua ini! Aku sudah muak seperti ini terus! Ayo katakan terus terang!." Siska berdiri dari posisinya. Lalu perempuan itu menatap tajam ke arah suaminya yang telah aku lepaskan. Sorot itu mengintimidasi Mas Danang. Aku tersenyum miris ke arah Mas Danang.
Kamu dikendalikan oleh Siska, Mas? Di mana letak harga dirimu? kentara sekali tidak di hargai istri sendiri. Rasakan dan nikmati!.
Aku pun segera berdiri. Tubuhku sejajar dengan Siska. Kami nyaris tidak berjarak. Aku melipat tangan di depan dada. Aku sudah tidak bisa bersabar lagi.
"Maksudnha kamu mau bilang kalau Mas Dananh memang suami kamu? Begitu Siska?." tatapan sengit kelayakan ke arah Mas Danang dan Siska bergantian.
Mas Danang membeku di tempatnya. Berbeda dengan Siska yang berani membalas tatapan tajam ku. Dengan bangga perempuan itu pun ikut melipat kedua tangannya di depan dada.
"Iya, aku memang istrinya Mas Danang, kenapa? nggak terima?." Tanpa rasa bersalah Siska memantangku. Dahulu nya di angkat sedikit lalu di arahkan padaku. Terlihat jelas jumawanya.
Aku benar-benar tidak mengenali sepupuku sendiri saat ini. Setan mama yang telah berhasil menguasainya.
"Astagfirulloh ... Siska. Tega kamu ya, Aku ini sepupumu sendiri, tapi kenapa kamu sampai hati merebut suamiku? Apa salahku padamu, Siska?." Aku pura-pura meratap. Wajah ini pun ku pasang sesedih mungkin. Suaraku pun sedikit bergetar. Semua itu sengaja aku lakukan untuk mengetahui motif Siska merebut suamiku dan mencari simpati dari orang-orang yang melintas.
"Mau tahu alasannya? Baiklah aku kasih tahu sekarang, tapi jangan kaget. Karena aku membenci kalian berdua. Kamu dan Ibu mu, Mba! Gara-gara kalian hidup kami jadi sengsara! Gara-gara ibumu ibuku jadi menderita!." dengan lantang dan penuh keangkuhan Siska mengatakan demikian.
Aku menautkan kedua alis, memicingkan mata berusaha keras menyerap perkataan Siska. Namun, nihil aku benad-benar tidak memahami dengan apa yang di maksud sepupuku tersebut.
Membuatnya menderita? Kata-kata itu terus memenuhi ruangan kepala ini. Apa maksudnya?.
"Ya ampun ... jadi perempuan itu sepupu nya sendiri? Kok tega ya? Dasar wanita nggak punya hati!." Aku yang tengah berpikir keras di kejutkan oleh suara seseorang di belakang. Aku menoleh, ketemuakan seorang Ibu yang sedang mengejar anaknya menimpali kami dengan suara lantangnya.
"Apa lihat-lihat! Pergi sana! Nggak usah ikut campur!." Siska mengusir orang tersebut. Aku hanya bisa menatap nya dengan perasaan entah.
Aki tidak tahu apa yang kamu maksud Siska, tapi yang pasti kami tidak pernah merusak dan merebut kebahagiaan siapapun!. Perlu di ingat, penyesalan itu adanya di belakang. Kamu akan menyesal bila menyadari perbuatanmu saat ini. Dan untuk mu, Mas Danang, tentukan pilihanmu. aku atau Siska, sepupuku sendiri yang akan kami jadikan istri! ah lupa kenapa pula aku harus memberikan pilihan. Maaf, aku tidak mau kamu pilih. Biar aku yang memutuskan. Ceraikan aku sekarang juga!." Ini saat yang aku tunggu-tunggu. Meminta talak di depan Siska. Agar dia paham bahwa suaminya adalah pria yang di campakkan.
Mas Danang masih bergeming di tempat duduknya. Hanya matanya yang bergerak ke sana kemari. Di tatap nya aku dn Siska secara bergantian.
Kenapa laki-laki itu mendadak bisa? apa dia tidak memiliki nyali setelah ketahuan begini? Dasar laki-laki tidak tahu diri.
"Ayo Mas jatuhkan talak!." suaraku meninggi pada akhirnya. Tidak kupedulikan tatapan mata orang-orang sekitar kami yang penasaran. Emosiku sudah sampai ubun-ubun.
"Mas! jangan diam aja dong. Jatuhkan talak untuk Mbak Riska! dia sendiri yang memintanya. Kenapa kamu mendadak tidak bisa bicara? Bukankah kamu berencana menceraikan dia?." Siska kembali menekan suaminya yang masih membisu. Mas Danang menggaruk tengkuk nya yang entah gatal atau tidak.
"A-aku tidak akan menceraikan kamu Riska!." Mas Danang berdiri, lalu mengikis jarak dengan ku. Sadar diri, aku pun segera mundur ke belakang. Tangan yang hendak mencekal lengan ini pun segera di tepis kuat-kuat.
"Jangan egois kamu! Aku ingin bercerai dari kamu saat ini juga! Kasihan Siska telah lama menginginkan gugatan cerai dari aku. Kamu yang sudah menikah dengan sepupuku sendiri berarti sudah siap konsekwensinya. Yaitu menceraikan aku." tatapan tajam ke Mas Danang yang semakin salah tingkah.
"Sadar diri juga kamu, Mbak. Tenang sudah seharusnya istri pertama itu mundur. Biar bagaimana pun kamu itu sudah kalah dengan aku. Sebab meskipun masih baru Mas Danang sudah banyak menghabiskan waktu bersamaku." dengan bangga Siska berbicara demikian. Dagunya kembali terangkat ke atas. Tatapan nya pun mengunci mataku.
"Terima kasih aku ucapkan padamu, Siska. Sebab kamu telah menyadarkan aku dari banyak hal. Dengan kamu merebut Mas Danang, aku jadi cukup sadar bahwa laki-laki macam dia tidak layak untuk dipertahankan. Sebab dia laki-laki murahan yang selama ini menumpang hidup padaku. Makannya sudah saat nya aku membuang laki-laki modelan seperti itu. Jadi, aku harap kamu jangan bangga sudah berhasil merebutnya, Siska. Tapi nggak papa juga sih kalau kamu bangga memungut sumpah yang telah aku buang. Aku rasa kamu di nikahi Mas Danang itu hanya pelarian sementara. Dalam hitungan waktu, beberapa tahun kedepan aku pastikan kamu akan ada di posisiku. Di selingkuhi dan di khianati dengan perempuan lain. Entah siapa. Tapi semoga kamu tidak di tikung sepupu mu sendiri ya! Hukum tabur tuai itu berlaku. Kamu merampas suami sepupu mu sendiri tidak menutup kemungkinan kamu pun akan mengalami hal serupa." Senyum ku menyeringai ke arah perempuan yang sedang membuka mulut tersebut.
"Itu tidak akan pernah terjadi, Mbak. Kamu tahu kenapa mas Danang bisa berselingkuh ? Sebab kamu sudah tidak lagi menarik baginya, tidak hanya itu saja. Kamu tidak kunjung bisa memberikan keturunan padanya. Padahal Mas Danang itu anak laki-laki satu-satunya. Sedang aku sebentar lagi akan memberikan cucu untuk ibunya. Jadi wajar kalau akhirnya diduakan berbeda dengan aku yang langsung hamil. Tidak ada alasan mas Danang untuk menduakan aku nantinya." aku tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Laki-laki tukang selingkuh itu tidak butuh alasan untuk bertahan dengan satu pasangan. Sebab dia sudah terbiasa membuat alasan untuk berselingkuh."
"Astaghfirullah .... jadi istri muda itu sepupu istri tuanya sendiri. Innalillahi ada yah perempuan tidak punya otak kerja nya merusak rumah tangga sepupu nya sendiri. Terbuat dari apa hatinya?" Aku menoleh ke arah sumber suara. Ternyata suara seorang ibu muda yang menggendong anaknya yang masih balita.
Aku mengendarkan pandangan ke sekeliling, tanpa disadari sudah banyak orang yang menonton kami. lalu diri ini tersenyum simpul saat melihat orang-orang yang sudah mulai sibuk mengarahkan Android, smartphone ke arah kami. Taman ini yang biasa tenang kini mendadak heboh dengan adegan kami. Ah biarlah di sini aku korbannya.
"Pasti sebentar lagi viral."
.
.
.
Bersambung ....
tinggalkan aja suamimu riska......