Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 35.
Pagi menjelang, "hmmm loh kok aku disini" gumam Ara.
"Iya sayang kemaren kamu ketiduran nungguin mas sambil diliat sama tv" kata Bastian.
"Hehhehe iya mas kemaren aku ketiduran, nunggu mas lama, mas pulang jam si?".
"Jam 11 sayang kemaren mas banyak sekali pekerjaan, makanya mas lembur tahu tahu sudah jam 11, maafin mas ya Ra ?" seraya membelai rambut sang istri .
"Iya mas ..tapi mas gak bohong kan ?" tanyanya lagi pada sang suami.
"Enggak sayang " dikecupnya kening sang istri.
"Siang ini datanglah ke kantor, kita makan bersama sekalian beli mainan buat Mateo, Mateo belum punya mainan, kamu mau kan? ".
"Iya mas, nanti siang Ara akan ke kantor" jawab Ara.
"Kamu cepetan mandi gih biar Mateo aku yang jaga".
"Anak papa belum bangun ya ?" sambil mencium pipi gembul Mateo.
Setelah bersiap siap, seperti biasa Ara dan Mateo mengantarkan sang suami ke depan, mereka seperti keluarga yang bahagia tapi ada satu hal yang membuat Ara meragukan pernikahan yang dijalani nya ini apakah benar mas Sebastian setia? entah karena sampai saat ini Ara belum bisa mengingat semua tentang suaminya ini. Dan sampai saat ini mereka belum melakukan hubungan layaknya suami istri atas permintaan Ara ia merasa belum yakin, meski bukti buku nikah dan foto pernikahan terpampang jelas dimatanya.
"Siang itu Ara pergi ke kantor Bastian, ia memakai dress bunga bunga warna putih tak lupa dengan Mateo yang ada digendongannya.
"Siang, apakah pak Sebastian nya ada ? Saya istrinya mau bertemu" ucap Ara pada resepsionis.
"Selamat siang".
"Kenapa ini orang ngaku ngaku istrinya pak Bastian, istrinya kan nyonya Soraya" batin resepsionis.
"Pak Bastian nya tidak ada ibu baru saja keluar" bohong resepsionis.
"Oh ya sudah nona terima kasih", sekretaris Bastian Nina yang kebetulan baru saja kembali dari makan siangnya mengenali nyonya Ara.
"Nyonya Ara, pak Bastian sedang rapat, anda bisa menunggunya di ruangannya" kata sekretaris Nina.
Nina adalah sekretaris Bastian yang dulu, ia cuti hanya sebentar karena harus menggantikan Soraya yang tak mau lagi bekerja setelah menikah. Nina lalu di tarik kembali ke perusahaan agar Nina bersedia Bastian memberikan kompensasi kepada Nina tunjangan melahirkan dan potongan jam kerja agar Nina bisa mengurus bayinya. Nina menjadi orang kepercayaan Bastian selain juga Toni
Setelah mengantarkan nyonya Ara, Nina kembali ke meja resepsionis.
"Dengarkan baik baik, ingat dan hafalkan wajah nyonya Ara dia adalah istri pertama dari pak Bastian jadi kalau beliau datang kembali langsung saja antarkan ke ruang pak Bastian"
"Ba..baik nona Nina, saya akan mengingatnya" jawab resepsionis.
"Baik sekarang lanjutkan pekerjaanmu"
"Ba..baik"
Ara masih menunggu suaminya rapat, ia perlahan lahan menuju meja kerja sang suami, disana ada beberapa foto pernikahannya. Sekelebat bayang masalalu memenuhi kepalanya , "ah..kepalaku sakittt" Ara tak kuat menahan tubuhnya lalu dengan kuat ia memegang ujung meja kerja sang suami agar dirinya tidak jatuh, Mateo sang anak pun menangis ikut merasakan apa yang dirasakan mamanya.
Bersamaan dengan itu Bastian yang sudah selesai dengan rapat yang ia pimpin, kembali keruangannya. Bersama dengan Toni ia ingin membahas keuntungan yang akan perusahaan peroleh, saat membuka pintu, ia melihat Ara sempoyongan,ia pun segera berlari menolon sang istri.
"Ara, kamu kenapa Ara ?" tanya Bastian panik.
"Toni, tolong kamu gendong Mateo sebentar dan cepat panggil dokter" perintah Bastian.