Si Kembar Yang Tak Diakui
Melewati usia pernikahan selama lima tahun dengan penuh harapan untuk mendapatkan momongan, akhirnya harus dilewati Alea yang dituntut oleh keluarga suaminya dengan kehadiran seorang penerus.
Tekanan kelurga suami yang menginginkan Alea hamil untuk meneruskan sang pewaris membuat pasangan romantis ini sepakat melakukan inseminasi buatan.
Untuk kesekian kalinya program itu selalu saja gagal. Hingga akhirnya keputusan sang mertua meminta Alea mau dimadu. Tentu saja keputusan itu di tolak mentah-mentah oleh Rama yang sangat mencintai istrinya yang terlihat sempurna di matanya.
Saat ini Alea masih diperlakukan seperti ratu dihati suaminya. Siapa sangka keberhasilannya saat mengetahui dirinya hamil justru menjadi bumerang dalam rumah tangganya.
"Apakah kamu masih mau mempertahankan wanita mandul itu untuk mendampingi hidupmu yang sudah berjalan 5 tahun ini, Rama?" sinis nyonya Tina ketika putranya baru tiba di rumah itu.
"Aku sangat mencintai istriku Alea mama. Alea tidak mandul. Hanya saja keberuntungan belum berpihak pada kami," tutur Rama dengan suara menggema di ruang keluarga itu membuat para pelayan menyembunyikan diri mereka karena tidak ingin berurusan dengan pria sejuta pesona dengan tampang cool sedingin gunung es di tengah laut Atlantik.
"Jangan berurusan dengan keluarga ini karena tatapan tuan Rama bisa membuat jantungmu berhenti seketika jika kamu masih mau mencoba kepo di balik pilar ini," ucap kepala pelayan Sesa pada Rani sang pelayan kepo yang masih ingin mengintip pertengkaran keluarga itu agar bisa dijadikan bahan gosip dengan pelayan tetangga sebelah mansion milik majikannya.
Teriakan sang suami di luar sana yang tidak terima dirinya menjadi bulan-bulanan sang ibu mertua yang terus menjadikan dirinya untuk menuntut keturunan padahal memiliki seorang adik ipar perempuan yang juga sudah berkeluarga dan kini sudah memiliki dua anak perempuan.
"Apakah tidak cukup Nindi yang memberikan mama dua orang cucu? sama sajakan? apa bedanya?" protes Rama.
"Nindy hanya putri angkat di rumah ini bukan anak kandung mama dan papa. Apa yang bisa mama harapkan dari seorang putri angkat. Lagi pula dia sudah dibawa pergi oleh suaminya ke luar negeri," ucap nyonya Tini membuat Rama tercengang.
"Mah ..! kenapa mama bahas sesuatu yang selama ini mama dan papa sudah sepakat untuk tidak membedakan Rama dan Nindy mah," keluh Rama.
"Nindy tidak ada di sini. Jadi, untuk apa kamu takut? Sebaiknya kamu fokus mencari wanita lain untuk memberikan mama cucu. Bukan berharap terus pada perempuan mandul itu," ketus nyonya Tini.
"Ini juga lagi diusahakan program bayi tabung itu. Mama cukup berdoa saja. Apa susahnya?" keluh Rama gregetan dengan sikap keras kepala ibunya yang tidak bisa bersabar.
"Kau itu pewaris kelurga ini. Harta dan semua aset perusahaan kami, semuanya atas namamu. Dari milik kelurga papa dan juga mama, semua untukmu. jika tidak memiliki keturunan, mau di kemanakan harta kita, Rama?" tanya mamanya dengan intonasi yang sudah menurun agar putranya mempertimbangkan lagi sarannya.
"Sumbangkan saja pada orang yang tidak mampu. Dengan begitu mama punya bekal untuk akhirat. Siapa tahu ibadah mama yang kurang akan tertutupi dengan amal jariah dari harta yang mama dan papa miliki," sarkas Rama lalu kembali ke kamarnya menemui istrinya Alea.
"Dasar anak kurangajar! Diajak diskusi malah ditinggal pergi. Lihat saja istrimu yang mandul dan yatim piatu itu. Apa yang bisa dibanggakan dari wanita itu. Jejak hidupnya yang tidak jelas sudah membuat reputasi keluarga ini menurun kualitasnya," gerutu nyonya Tini ikut masuk ke dalam kamarnya.
Alea memeluk tubuh suaminya penuh cinta ketika pintu kamar itu baru dibuka oleh Rama." Terimakasih sayang! kamu rela berdebat dengan mama demi membelaku. Maafkan aku menjadi penyebab kalian bertengkar," ucap Alea dalam dekapan suaminya.
"Aku membelamu karena kamu tidak bersalah, sayang. Aku tidak habis pikir dengan semua orangtua yang selalu menuntut momongan dari anak-anaknya yang sudah menikah.
Tapi, sebenarnya bukan kita yang tidak kepingin punya anak tapi, Allah yang belum memberi rejeki itu untuk kita. Masa kita yang disalahin? aneh nggak," kilah Rama.
"Biasanya orangtua yang mudah putus asa dengan ketetapan Allah hanya ingin mencari orang yang bisa mereka salahkan atas keinginan mereka yang belum terwujud. Yah, sejenis pelampiasan saja. Kalau ditanggapi bakal kita ikut gila. Disabarin juga, kita yang malah sakit hati," imbuh Alea meredakan emosi suaminya.
"Ya Allah, sayang. Kenapa kamu begitu sabar dan masih mau menenangkan aku? Padahal mama yang selalu menghinamu setiap kali berhadapan denganmu," ucap Rama memegang kedua pundak Istrinya dan menatapnya sendu.
"Setidaknya beliau tidak mengusirku dari rumah ini, sayang. Lagi pula ada kamu yang membuatku semakin kuat menampung semua makian mama. Kecuali kamu bersekutu dengan mama, maka aku tidak tahu harus berbuat apa untuk melabuhkan kesedihanku," imbuh Alea.
"Semoga kamu tidak menjadi istri pendendam, sayang!" harap Rama.
"Bukan istri pendendam. Tapi, menantu pendendam," sahut Alea memperbaiki perkataan suaminya.
"Salah ya perkataanku? kamu memang istri yang sangat teliti. Semoga buah kesabaranmu dibalas Allah dengan memberikan kita buah hati. Bukan hanya satu tapi dua sekaligus," timpal Rama lalu memagut bibir istrinya.
Pagutan itu terurai." Kita sholat isya dulu setelah itu turun makan. Aku sudah memasak makanan kesukaan kamu, sayang."
Alea membantu suaminya menanggalkan baju kerja agar Rama segera membersihkan tubuhnya.
Di meja makan, kedua mertuanya Alea sudah duduk dimeja makan lebih dulu. Seperti. Biasa Rama menarik kursi untuk istrinya duduk dan Alea melayani suaminya. Nyonya Tini sudah siap dengan nyinyirannya untuk menyakiti menantunya. Tapi, ia sengaja menunggu seseorang yang menjadi tamu spesialnya malam ini.
"Kenapa mama belum makan?" tanya Alea melihat ibu mertuanya belum menyentuh makanannya sama sekali.
Belum saja nyonya Tini menjawab, tamu yang dinantinya melangkah dengan anggun menghampiri kelurga itu.
"Selamat malam tante Tini, om Roy..!" sapa Elfira tersenyum menggoda sambil melirik Rama yang nampak mengatupkan rahangnya menahan emosi.
"Malam sayang..!" nyonya Tini mengecup kedua pipi Elfira.
"Duduklah Elfira..! Tante sudah menunggumu dari tadi. Rama! Masih ingatkan dengan Elfira, sayang?" tanya nyonya Tini untuk menjatuhkan mental Alea duluan.
"Hmm!" gumam Rama cuek. Ia meneruskan makanannya tanpa peduli dengan mantan kekasihnya itu.
"Alea. Ini Elfira. Mantan kekasih Rama Mungkin ia yang akan menggantikan tempatmu di hati Rama," sarkas nyonya Tini namun Alea sama sekali tidak kaget apalagi terlihat panik. Ia sudah tahu apa yang akan diucapkan oleh mertuanya.
"Baru mungkinkan, mama. Belum tentu suamiku suka dengan tawaran mama," balas Alea tidak kalah sarkas pada ibu mertuanya.
"Rupanya kamu terlalu percaya diri Alea. Apakah kamu jamin Rama akan setia pada wanita mandul sepertimu?" sindir nyonya Tini lagi.
"Laporan medis ku membuktikan aku tidak mandul mama. Hanya saja Allah masih memberikan ujian kesabaran untuk kami. Karena soal ujiannya terlalu sulit jadi mudah gagal.
Tapi, kegagalan itu membuat aku makin gigih untuk belajar mempertahankan posisiku sebagai istri putramu untuk mendapatkan momongan.
Dengan begitu aku bisa menyingkirkan wanita manapun yang berusaha merebut apa yang aku miliki," ucap Alea tegas lalu kembali menghabiskan makan malamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
like favorit
👍❤
2024-05-22
1
Sukhana Ana Lestari
Assalaamu'alikum Othor sholcan..
Akuh baca yg ini buat stok klw lg kosong Ukhti Khadijah.. Semoga cerita yg ini juga nhena di hatekuh... 😘😘😘😘
2023-12-02
2
As Pentele
sedih melht crta ini,, seandainya kita dimadu, apa yg hrs kita lakukan, dan ap persaan kita,, pasti skit hti gaes
2023-10-05
3