NovelToon NovelToon
Gendhis

Gendhis

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Keluarga / Persahabatan / Ibu Tiri / Kontras Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:534.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

“Jangan dulu makan! Cuci piring dan sapu halaman belakang, baru makan!” Bentak Bunda.

Bentakan, hardikan dan cacian sudah kenyang aku terima setiap hari. Perlakuan tak adil dari dua saudara tiri ku pun sering aku dapatkan. Aku hanya bisa pasrah, hanya ada satu kekuatan untuk ku masih bertahan tinggal dengan ibu tiri ku, semua karena demi ibu ku!

Ya, ibu yang mengalami Gangguan Jiwa sehingga harus di rawat dirumah. Maka aku hanya bisa bersabar menerima semua kondisi ini. Kemana akan berlari sedangkan ibu ku butuh di rawat, namun setiap hari perlakuan ibu tiri pada ibu membuat aku tak dapat menerimanya. Puncaknya saat aku mengutarakan pada ayah ku jika aku ingin kuliah.

“Tidak! Anak perempuan untuk apa kuliah! Kamu hanya akan di dapur! Buang-buang biaya!” Tolak ibu tiri ku dengan keras. Ayah pun hanya mengikuti keinginan istri mudanya.

‘Aku harus menjadi perempuan kuat dan aku harus bisa merubah takdir ku!’ Tekad ku sudah bulat, aku akan merubah takdirku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Riyadhoh Ku

Saat baru pulang kuliah, aku kaget karena pesan Uni Desi yang meminta ku untuk langsung pulang tak perlu menjemput Talita di rumah makan. Aku pun segera pulang. Tiba dirumah, aku segera masuk ke ruang tengah. Uni Desi sudah mengenakan daster favoritnya dan memasak sesuatu. Bau nya harum sekali. Aku bingung kenapa jam segini Uni Desi sudah pulang, biasanya ia akan pulang sore atau malam.

Ia menerima uluran tangan ku dan bertanya kenapa pulang cepat.

“Kenapa pulang cepat?” tanya Uni Desi yang terlihat menuangkan capcay ke mangkuk melamin.

“Dosen yang selanjutnya tidak datang Ni, hanya memberikan tugas.” Ucap ku yang segera mencuci tangan dan bermaksud mencuci piring yang terlihat menumpuk di bak pencucian piring.

“Eit.. sana ganti baju sudah kayak kerja sama penjajah saja kamu. Nanti beres-beresnya, kamu panggil Talita, tadi dia lagi mewarnai di ruang keluarga.” Titah Uni Desi, aku pun mengusap kepala yang berbalut kerudung. Ada rasa aneh karena Uni Desi biasanya tak suka melihat dapurnya berantakan dan tak suka menunda-nunda pekerjaan. Aku pun bergegas ke kamar untuk berganti pakaian dan memanggil Talita untuk makan.

Saat tiba di meja makan, aku justru kembali salah tingkah. Makanan dan semua peralatan untuk makan sudah tersaji dengan rapi diatas meja. Uni Desi sudah menyodokkan nasi ke dalam tiga piring. Aku pun duduk di sisi Talita.

“Kenapa wajah kamu? Ada yang aneh? Kamu pasti lagi merasa bahwa uni aneh ya?” tanya Uni Desi yang sepertinya melihat gurat wajah ku yang melihat memang aneh.

Aku menunduk dan sedikit tersenyum.

“Ndak kok Ni…” kilah ku.

“Sudah ayo makan,” Ucap Uni Desi. Aku pun mengambil satu sendok sayur capcay dan sambal ayam yang Uni Desi masak. Hem, rasanya lezat sekali.Ini pertama kali aku makan masakan Uni Desi. Talita juga tampak lahap karena capcay yang Uni Desi masak tidak terlalu terasa lada nya. Setelah makan, aku pun bergegas mencuci piring. Uni Desi tampak duduk dan bermain ponsel masih di atas meja makan.

“Ndis, besok kunjungan kamu ke panti ya?” tanya Uni Desi. Sedikit menoleh ke arah Uni Desi seraya tetap fokus mencuci piring aku menjawab pertanyaan Uni Desi.

“Iya Ni, mungkin saya agak sore pulang Ni. Besok mau motong rambut ibu,” ucap ku pada Uni Desi. Satu kalimat Uni Desi membuat aktifitas tangan ku berhenti dan membuat tubuh ku reflek berdiri menghadap ke arah Uni Desi walau masih bersandar pada dinding kitchen set.

“BEsok sekalian minta izin dan doa sama ibu mu, kamu sama Talita ikut umroh.”

Aku melongo dengan kondisi kedua tangan penuh busa sabun dan terangkat, aku masih mencerna ucapan Uni Desi.

“Kamu tidak senang?” tanya Uni Desi yang mungkin aneh karena tak ada respon dari ku. Aku justru mikir jika harus di potong dari gaji, maka berkurang lagi uang ku untuk biaya bu di panti juga biaya sehari-hari ku.

“Dipotong berapa sebulannya Ni.. nanti gaji saya habis..” Keluh ku.

Uni Desi berjalan ke arah ku dan meletakkan gelas kotor yang baru saja ia pakai. Lalau dahi ku ia dorong menggunakan ujung jari telunjuknya.

“Kamu itu… apa kamu mikir Uni ini tidak bisa berbuat baik?” UCap Uni Desi. Ia berjalan meninggalkan aku tanpa penjelasan yang aku minta. Aku bergegas menyelesaikan mencuci piring dan ingin meminta penjelasan majikan ku itu. Saat selesai ku cari keberadaaan Uni Desi, tampak ia sedang membersihkan kutek di tangannya. Aku duduk di lantai tepat di hadapannya.

“Ni… saya serius, tadi uni bercanda atau bagaiamana?” tanya ku penasaran. Dengan wajah juteknya yang khas alis hitam dan bulu mata lentiknya ia masih fokus pada kuku ibu jarinya.

“Uni mau ajak Talita, dan kamu ya harus ikut. Jika Talita sama Uni saja. Khawatir Uni tidak fokus.” Ucapnya. Aku mengigit bibir ku.

“Tapi… biayanya Ni?” Tanya ku ragu-ragu.

“Potong gaji 50 %” ucap Uni Desi masih tidak menatap ku.

“Ni…saya ndak usah ikut Ni…” ucap ku lirih karena sudah membayangkan kebutuhan untuk kuliah dan biaya ibu.

“Hiiiiihh… kamu itu Ndis… ya kamu ikut saja tidak usah mikir biaya. Anggap saja saya shodaqoh sama kamu! Kamu ini, bikin kesal saja. Tinggal bilang iya saja kok repot.” Ucap Uni Desi yang geregetan dan menatapku kesal. Ia pun kembali fokus pada jarinya.

“Be-ne-ran Ni?” Tanya ku ragi-ragu.

“Gendhiiiiiiisssss!” Mata bundar Uni Desi sudah melotot dan gigi yang gemeretak.

Aku menarik sudut bibir ku dan memamerkan gigi putih ku.

“Heh, ampun… ampun Ni… masyaallah… maturnuwun Uni Desi…. Saya ga menyangka kok bisa dapat rezeki nomplok begini… tapi nanti kuliah saya gimana Ni…?” tanya ku yang berujung dengan Uni Desi menunduk dan menatap ku dengan tatapan mata yang naik keatas seperti orang tua.

“Heh… siap Ni, saya akan buat surat izin Ni.. terimakasih Uni… mudah-mudahan Uni murah rezeki, panjang umur bahagia selalu, dan dapat jodoh baru…”

“Saya belum resmi cerai kamu doain dapat jodoh!” Ucap Uni Desi seraya mendorong dahi ku, aku tertawa dan segera mencium punggung tangannya berkali-kali. Rasa-rasanya ini kali pertama aku merasakan kebahagiaan. Seperti dapat hadiah milyaran rupiah.

“Sana siapkan berkasnya sama seperti kemarin berkas Uni, sekalian punya Talita. Dua minggu lagi kita berangkat.” Ucap Uni Desi.

Aku langsung bergegas, saat menuju kamar aku sedikit berpikir andai bisa diganti uang saja, namun hati ku cepat meralat pikiran ku.

‘Ndis… kapan coba bisa umroh gratis. Uang mah bisa dicari besok-besok’ ingat ku pada logika yang daritadi membayangkan jika uangnya diganti nominal daripada untuk biaya umroh.

Diluaran sana banyak cara orang-orang yang ingin menginjakkan kaki ke tanah suci, mulai dari menabung sedikit demi sedikit selama puluhan tahun sampai membayar ratusan juta rupiah untuk bisa segera berangkat ke tanah suci. Sedangkan aku hanya cukup patuh dan taat pada Uni Desi dan merawat Talita, saat selesai menyiapkan berkas. Aku shalat ashar, dan ketika ku pegang al quran baru aku akan membuka surah Al Waqiah.

Aku seketika menangis sesenggukan. Tak terasa sudah beberapa bulan lebih aku ikut riyadhoh jalur langit lewat Riyadhoh Al Waqiah. Aku justru menangis sesenggukan, aku baru sadar mungkin ini adalah sesuatu yang Allah beri dari semua dzikir ku yang aku lakukan. Berawal dari Bu Agustina yang mengatakan untuk membaca Al Waqiah sebanyak 3 kali setelah ashar. Saat itu aku juga tak sengaja membeli buku yang berjudul Riyadhoh Jalur Langit karya Nisaul Kamilah. Aku baru tahu dari Ibu Agustina jika penulis buku itu adalah seorang Bu Nyai. Yang aku tahu saat itu bagaimana cari cara untuk mudah secara ekonomi. Bu Agustina lah yang pertama memberikan amalan ini dan berakhir aku membeli buku tersebut.

Aku selama ini tak ada niat khusus. Hanya niat untuk keberkahan rezeki dan kecukupan rezeki. Dan hari ini, aku baru sadar bahwa sesuatu yang kita lakukan karena Allah akan mendapatkan balasan di luar nalar. Aku dua bulan ini memang tak lagi berdoa dan berniat untuk sesuatu saat akan atau setelah melakukan riyadhoh ku. Karena merasa sudah nyaman, dan kini Allah memberikan rezeki tak disangka. Aku tak sabar menanti esok, ingin ku ceritakan pada Bu Agustin. Dan saat malam hari aku justru terpaku menatap langit-langit kamar tidur ku.

‘Bodoh kamu Ndis, kenapa tidak coba untuk meriyadhoi ibu biar cepat sehat dan pulih.” Ucap ku dalam hati saat teringat apa yang aku dapatkan, jika memberikan aku hadiah perjalanan umroh secara gratis Allah bisa apalagi menyembuhkan ibu.Selama ini aku terlalu sibuk dengan doa dan riyadhoh untuk kepentingan ku, untuk uang. Sedikit sekali untuk ibu.

“Baik, besok kita akan ganti niat riyadhoh untuk ibu…” gumam ku seraya memejamkan mata sebelum berdoa.

1
Katherina Ajawaila
keren thour, akhinya mulai ada kemajuan buat gendhis semoga mmnya bisa di msukin k rmh sakit jiwa
Katherina Ajawaila
oithour, yg. baca pasti. pada ngembeng matanya, udh. lah thour sengsaranya 😭
Katherina Ajawaila
sabar Gendhis minta sama yg kuasa biar kamu kuat hingga. berhasil, unjukin sm ayah mi yg tau nya hanya di sugguhon daging basi sm jalang nya , dasar mmg laki2 hanya otak nya daging basi aja, 🤬
Katherina Ajawaila
Sedih amat thour alur ceritanya , perempuan jalang ngk! tau, diri, semangat gendis. pasti kamu akan sukses 😭
Katherina Ajawaila
aku mampir Outhour, ceritanya sedih, amat y
Siti Sopiah
dalam dunia nyata takda mertua macam tu.thor
Siti Sopiah
itu sih perempuan jadi2an
Siti Sopiah
Ya Allah Cika meninggal ?
Siti Sopiah
bagus ndis sekali kali bercanda jgn hanya main air mata.kau membuat air mata readers tumpah ruah ndis
Fajar Ayu Kurniawati
.
Sry Kurnia
Kecewa
Sry Kurnia
Buruk
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya thor, pasti ceritanya sangat seru.
Dini Mariani s
Buruk
Heri Wibowo
kok nggak dilanjutin lagi ceritanya kak, sudah kangen nih sama Gendis.
💗vanilla💗🎶
tdk bs berkata2 .. duh gendis
💗vanilla💗🎶
br mampir thor .. dan udh nyesekk..tp menarik
Puji Ustariana
Masya Allah
Puji Ustariana
jadi penasaran ada kejadian apa sajakah yv di alami zia ?
Puji Ustariana
jd tambah ilmu mba hehehe semangat ya mba 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!