NovelToon NovelToon
BUKAN MENANTU BIASA

BUKAN MENANTU BIASA

Status: tamat
Genre:CEO / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Tamat
Popularitas:526.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Qiev

JUARA 3 EVENT LOMBA MENGUBAH TAKDIR S3.

Maghala terjebak dalam situasi tak menguntungkan akibat peristiwa yang dipicu olehnya. Dia terpaksa menyelamatkan banyak hal meski hatinya enggan.

Status sosial yang tinggi membuat sang mertua malu mempunyai menantu pedagang angkringan pinggir jalan sehingga memaksa Maghala berhenti berjualan. Fokus mengabdikan diri pada keluarga Cyra.

"Menantu benalu, pengangguran!" Kalimat cibiran keluarga Cyra, menjadi penghias keseharian Maghala.

Suatu siang, kala Maghala hendak membeli obat bagi sang istri, langkahnya dijegal seseorang, Hilmi sang tangan kanan Magenta grup, membawa misi dari Janu untuk meminta Ghala menjadi pewaris utama.

Banyak misi di emban Maghala, termasuk membantu Asha agar bangkit. Semua dikerjakan secara rahasia hingga membawa sang menantu babu, berada di pucuk pimpinan Magenta grup.

Siapakah sosok sang menantu? Bagaimana nasib rumah tangga mereka? Akankah Maghala membalas perlakuan terhina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27. ANGGUN DIAZAE

Sang pelukis kenamaan, muncul di hadapan awak media. Dia lalu menuju podium di bantu seseorang dari sisi panggung.

Anggun Diazae mengatakan bahwa dirinya ada di sini karena bakat dan keberuntungan. Bukan sebab koneksi nepotisme yang kerap tersemat padanya.

"Aku memulai debut sepuluh tahun lalu saat para pelukis muda masih memegang tisu basah untuk menyeka wajah setelah makan," kekehnya sembari menatap tajam salah satu kamera.

"Melewati banyak halang rintang, di cemooh sebab karyaku tak sesuai keinginan para pemilik dana atau mungkin karena aku kurang menarik," selorohnya lagi, ingin menyindir Asha yang memiliki kulit bersih layaknya impian para gadis.

Terdengar kekehan para pewarta berita. Isu umum di kalangan para artis, aktris atau pelaku seni. Jika ingin berada di atas maka segala cara di tempuh, termasuk menurunkan belahan dada atau meninggikan lipatan rok.

"Aku hanya ingin menegaskan bahwa rasa sakit akan selalu menyertai perjuangan. Tak payah menaruh dendam karena itu hanya akan menghambat laju kalian. Jangan menoleh ke masa lalu seberapa pahit pun kepedihan nan menimpa. Semangat bangkit!" pungkas Anggun Diazae menutup pidatonya.

Tepukan riuh hadirin menandakan ucapan positif sang pelukis telah mendapat tempat di hati mereka saat ini.

Wanita berkulit eksotis sebab tetesan gen dari sang ayah, tersenyum mengembang seraya melambaikan tangan ke arah kamera sebelum dia turun podium.

Fans Diazae yang rata-rata bukan dari kalangan biasa, sudah antri untuk meminta sign atau sekedar hig five dengan idola mereka.

Anggun Diazae, meladeni keinginan para fans meski setengah hati. Ini semua demi pencitraan semata. Dia menilai bahwa para penggemar tak ubahnya bagai kawanan lebah yang berdengung, mengganggu imajinasi serta privasi.

Siaran langsung pameran lukisan karya pelukis ternama se Asia itu masih di siarkan secara serentak di berbagai channel televisi internasional, bertepatan dengan pukul tiga dini hari waktu Indonesia.

Ashadiya, seakan mengerti arti kalimat panjang sahabat yang di tujukan padanya. Dia menatap layar televisi dengan mata merah menajam. Tangan pun ikut mengepal, meremat ujung bantal di atas pangkuannya.

Gurat wajah Ashadiya yang biasanya kalem bahkan cenderung datar, kini penuh ekspresi marah. Bibirnya mengatup hingga tulang rahang mengeras. Nafas wanita ayu, sedikit terdengar mendengus kasar.

Handle pintu kamar sudah di ganti sesuai permintaan Ghala sebelum pergi, dia membawa salah satu kuncinya agar tak mengganggu Asha. Namun, sang istri nampak tengah berperang batin di pagi buta akibat sebuah tontonan yang dia saksikan dengan mata tak mengedip.

Nona muda Cyra bahkan tak menyadari jika Maghala sudah berada di kamarnya. Dia masih berdiri di depan pintu, berusaha mencerna semua bahasa tubuh Ashadiya.

"Assalamualaikum," lirih Ghala menghampiri sisi ranjang Asha, wanita itu membelakangi arah dia tiba.

Asha terjengit, dia terkejut Maghala sudah tiba kembali. Namun, Asha hanya menoleh sekilas, tak menjawab salam dan langsung fokus kembali ke layar televisi.

"Jawab salam, Humaira. Serius amat sih nonton tivinya," ujar Ghala, duduk di sebelah Asha, dia pun menarik kaki ke atas tempat tidur lalu melipatnya agar bersila dengan posisi menyamping menghadap sang wanita ayu.

"Ehm, wa 'alaikumsalam."

Maghala hanya tersenyum, dia memilih menyediakan telinga atas segala informasi yang di sampaikan media tersebut. Ghala lebih tertarik mengamati ekspresi Asha yang jarang dia temui.

"Kok bisa ya, dia sekalem ini. Apa hidupmu tertekan? tak punya kawan, Asha? atau melukis sebagai cara untuk menyalurkan imajinasi yang tidak dapat kau jumpai?"

"Ashadiya Cyra. Kamu, ah kamu lah pokoknya."

Tuan muda Magenta menunduk, dia menyembunyikan senyum menawannya setelah mengagumi wanita halal di hadapan. Hatinya menghangat meski pertemuan awal mereka terasa sedikit pahit dan terpaksa.

"Apa sih. Senyum gak jelas." Asha menangkap dari ekor mata lalu menyingkap selimutnya untuk menutupi wajah Ghala. Akan tetapi lelaki muda itu, justru menangkap jemari kanan Asha lalu menahan dan membubuhkan kecupan di sana.

Degh.

Perlakuan manis Maghala yang tiba-tiba, kerap membuat Asha sedikit merasa tersanjung. Suaminya romantis tanpa banyak kata.

Ghala lalu memutar tubuh dan merebahkan kepalanya di atas pangkuan. Tak melepaskan genggaman tangan Asha. Wajah tampan dengan hidung mancung itu bahkan menyentuh perut ibu hamil, membubuhkan kecupan di sana sebelum netranya memejam.

"Bangunkan saat azan subuh ya, Humaira. Aku lelah sekali," gumam Ghala.

Degh.

Degh.

Degh.

"Ehm." Suara Asha tercekat di pangkal tenggorokan sebab debaran jantung yang kian abnormal.

"Jangan membenci, BuMil. Balas saja dengan elegan. Dia Anggun bukan? setelah aku live jualan, kita cari referensi untuk kamu berlatih lagi ya. Agar tangan ini kembali hebat," sambung Ghala, menyamankan letak kepalanya seraya mengecup ulang jemari Ashadiya.

Acara televisi tak lagi dapat Asha nikmati dengan benar. Perutnya terasa berkedut setelah kecupan sekilas tadi, meski kandungan belum genap berusia empat bulan. Benarkah Ghala mencintai anak dalam kandungan, pikir Asha.

Wanita ayu, menunduk, dia menyelipkan anak rambut ke belakang telinga agar dapat mengintip wajah Ghala yang memejam.

"Apakah ini anugerah untukku bertemu denganmu, Ghala?"

Tanpa sadar, kebencian membuncah tadi luntur setelah melihat lelaki tampan yang tertidur. Jemari kiri Asha perlahan membelai rambut hitam tebal di atas pangkuan. Bibir pun kini mengulas senyum.

"Aku mau sedikit berkorban untuk merasakan sakit agar tangan ini dapat kembali menyampaikan pada dunia. Bahwa aku beruntung bertemu kamu, Ghala."

"Ajari aku bagaimana cara berdakwah yang benar ya, nanti. Agar apa yang ku lakukan dapat membawaku terus bersamamu." Asha membatin.

Semangatnya mulai bangkit lagi. Dia akan menahan sakit demi melihat senyum Maghala yang bangga terhadapnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdering.

Asha meraih gawai itu, melihat sebuah nama di sana. Darahnya kembali mendidih tapi ingat ucapan Ghala barusan sehingga dia hanya akan mengatakan satire.

"Halo," sapa Asha dengan nada datar.

"Hai Asha, kau lihat live pameran seni? karyaku beneran di pajang di sana," pekik Anggun dari ujung belahan benua lain.

Ashadiya mengangguk. "Ehm, selamat ya Anggun. Akhirnya kamu lolos juga ke sana, dan bisa bebas berkreasi ... aku pun bahagia dapat menjadi kandidat even Jerman meski gagal berangkat, namaku di sebut beberapa kali saja, sudah bangga banget," kekeh Asha, membalik kalimat, telak menohok di ikuti senyuman sinis meski Anggun tak melihatnya.

Glek. "I-iya. Congratulation!" seru Anggun berpura mengucapkan selamat, bola matanya memutar malas.

"Even Jerman memberikan kesempatan kehormatan bagiku tahun depan. Aku punya golden tiket, kau tahu?" ucap Asha, menyerobot niatan Anggun untuk pamer padanya.

"Kau yakin bisa melukis lagi? kamu bahkan sudah menikah bukan? apa karena terjadi sesuatu sehingga pernikahan kalian tertutup?" sindir Anggun.

"Yakin ... kau tahu jika terjadi sesuatu? bagaimana bisa? ehm tapi aku baik saja, bayiku sehat, terima kasih perhatiannya. Kau harus bertemu suamiku," kata Asha tertawa riang, seakan menandakan bahwa dia bahagia.

"Ehm, aku hanya menebak. Pernikahan tiba-tiba kan rata-rata begitu, maaf jangan tersinggung ya, Asha ... kau terdengar bahagia, apa suamimu setampan Sade?" kekeh Anggun mencibir, di ujung sana.

"Lebih dari Sade, dalam segala hal. Terima kasih, berkatmu aku bertemu dia. Bye Anggun, selamat berjuang untuk kesuksesanmu dan nikmatilah selagi engkau dapat merengkuhnya. Sampai jumpa di lain kesempatan," pungkas Ashadiya

Dia meletakkan kembali gawai di atas ranjang. Memandang sinis seseorang yang baru saja berbincang. Tidak ada yang tahu dia menikah kecuali staf catatan sipil. Jika informasi ini bocor, maka Anggun mematainya selama ini.

Seseorang dapat kembali bangkit dari keterpurukan dapat di sebabkan oleh dua hal. Keinginan membara atau dukungan orang terdekat. Dan Asha, kini memiliki keduanya.

.

.

...____________________...

...Hoyy, Mas Ghala, pengen juga dong, di mesrain 🤭...

1
Sri Puryani
ternyata yg tkg bohongi orang terdekat sdr
Sri Puryani
😀😀😀😀kangkung
Sri Puryani
bukannya klo menikahkan anaknya ijin keluar bui sbntr boleh ya thor?
Sri Puryani
serruuu thor.....kereenn.....bpk e anggun turun tangan....
Sri Puryani
naik motor mlh syahdu tau....oon lo anggun
Sri Puryani
Masya Allah ...bc nya smbl mrebes thor, tmbh lg pelajarannya
Sri Puryani
jelas bgt thor neranginnya....👍👍👍
Sri Puryani
gantengnya....😀😀
Sri Puryani
good sha jgn takut sama sade
Sri Puryani
boleh gk thor ghalanya dibw plg? habis manis sih....😀
Sri Puryani
kyk nya asha diperkosa tuh sama sade
Sri Puryani
keluarga arogan kasar
Omang
Lumayan
Omang
Luar biasa
Sativa Kyu
👍👍👍
Gesuriwati Damiri
Kecewa
Gesuriwati Damiri
Biasa
Rizal Axz
Luar biasa
Budi Hermawan
ada kata2 Sukron..
magala itu aslinya orang arab ya...
Nusa thotz
luar biasa...riset u nulisnya jempolan bener..good job/Good//Good//Good//Good//Good/
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ: Allahumma baarik, Syukron akak sudah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!