Zahra Amalia,seorang gadis berusia 21 tahun , cantik, pintar dan ramah,berprofesi sebagai seorang perawat di rumah sakit besar.
Zahra banyak d sukai oleh teman - taman, sahabat, rekan kerja dan pasiennya karena terkenal dengan keramahannya dan kebaikan yang suka menolong. Tak sedikit dari keluarga pasien yang banyak menjodohkan Zahra dengan anak mereka,tapi Zahra hanya menggap itu sebagai guyonan biasa aja .
bagi yang tidak tahu kehidupan Zahra yang sebenarnya mereka beranggapan hidup Zahra sudah sangat sempurna.
Tapi siapa yang tahu, di balik senyum di bibirnya ada sebuah luka yang sangat dalam di rasakan oleh Zahra, luka di khianati oleh seorang pria cinta pertamanya , belum sembuh luka tersebut Zahra di kabari lagi dengan statusnya sekarang sebagai seorang istri entah dari pria yang seperti apa yang tidak di kenalnya
Bagaimana kah Zahra menyingkapi semua masalah rumit di hidup nya,akan kak Zahra bisa menerima pernikahan yang tidak pernah di hadirinya itu.....???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febrina Adrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Kondisi Zahra makin membaik, hari ini dokter sudah mengizin kan Zahra untuk pulang , Zahra sangat senang akhirnya bisa pulang juga, walaupun Zahra seorang perawat dan hampir setiap hari menghabiskan waktunya di rumah sakit ,tapi ketika ia menjadi seorang pasien Zahra sama dengan pasien lain pada umumnya yang tidak betah dirawat lama dan ingin cepat pulang dari rumah sakit. Dua hari sudah cukup membosankan kan bagi Zahra untuk menginap di rumah sakit.
Tante cindi membantu Zahra beberes untuk persiapan pulang, sementara Alif sedang menyelesaikan administrasi sebelum pulang.
" Semua sudah siap " Setelah urusan di administrator selesai ,Alif kembali ke ruangan Zahra untuk menjemput Zahra pulang.
" sudah bisa pulang sekarang kan bang " tanya Zahra pada Alif begitu Alif masuk ke ruangannya
" nggak sabar kali mau pulang pulang dek " goda Alif pada Zahra
" iya bang, nggak sabar cepat pulang, sudah kangen dengan kasur Zahra yang di rumah " jawab Zahra bergurau, Tante cindi dan Alif tertawa mendengar ucapan Zahra
Semenjak Zahra tahu sandi ikut merawat dan menjaganya di rumah sakit selama ia di rawat , raut muka Zahra sedikit bersinar ,Zahra terlihat lebih bahagia dari pada biasanya. Alif sangat memperhatikan perubahan Zahra tersebut. Zahra lebih bahagia dan ceria dari pada biasanya Alif juga ikutan senang.Tapi masih ada yang mengganjal di hati Alif, Alif masih merasa penasaran apa yang membuat sandi berubah , walau pun perubahannya tidak banyak, tapi itu mampu membuat Zahra bahagia.
" Assalammualaikum..." ketika Zahara ,Alif dan Tante cindi bersiap - siap untuk pulang ,tiba - tiba ada sapaan salam dari luar dan pintu kamar pun terbuka, sandi masuk dan sedikit canggung begitu sandi melihat cindi ada di dalam ruangan inap Zahra,
" Abang..." sapa cindi heran dan bingung melihat kedatangan sandi si ruangan inap Zahra.
Sandi mengusap tengkuknya kikuk, " katanya Zahra pulang hari ini ya " tanya sandi kikuk, ketika mendapat kabar dari Alif bahwa Zahra sudah boleh pulang ,sandi sangat senang , sandi pun bergegas pergi dan meninggalkan pekerjaannya karena ingin menjemput Zahra di rumah sakit, tapi siapa sangka ternyata di rumah sakit juga ada adiknya cindi yang tengah membantu Zahra bersiap - siap untuk pulang .
" iya bang, ini kami udah mau pulang " jawab cindi
" klau gitu bareng abang aja cin " Kata sandi lagi, cindi mengerutkan keningnya , heran dengan sikap sandi yang sedikit aneh,
" Abang tadi ada keperluan di rumah sakit ini mendengar Zahra sudah boleh pulang Abang pikir kenapa tidak sekalian aja " sandi mencari alasan.bagai mana pun sandi tidak mau cindi berpikir yang aneh - aneh pada nya.
" kebetulan om, Alif juga masih ada pekerjaan yang harus di kerjakan , jadi nggak apa - apa kan jika Zahra dan mama bareng om aja pulang nya." Alif paham dengan kondisi sandi saat ini, sandi ingin dekat dengan zahra, tapi ia masih malu pada keluarganya, karena dulu pernah menolak keberadaan Zahra dalam hidup nya, hanya Alif dan Zahra yang tahu perubahan sandi saat ini, karena selama Zahra di rawat sandi ikut menemani Zahra walaupun itu hanya di malam hari, karena jika malam Zahra akan di jaga oleh Alif saja.
" Oya udah nggak apa - apa jika tidak merepotkan Abang " jawab Tante cindi.
Zahra hanya diam aja menyaksikan dua orang dewasa yang pernah bertikai itu saling berkomunikasi dan terlihat sangat kamu menurut Zahra , Zahra tahu ayah nya masih belum bisa menunjukkan perhatiannya ketika mereka berada di antara keluarga besar nya.
karena ayahnya masih malu untuk mengakui kesalahannya.
Alif mengantar Zahra ke parkiran , dan membantu Zahra naik ke mobil sandi,setelah semua masuk ke mobil sandi menjalankan mobilnya menuju kerumah orang tuanya karena Zahra masih tinggal di rumah orang tua sandi.
Sesampainya di rumah orang tuanya sandi tidak mampir, sandi hanya menurunkan Zahra dan Tante cindi di depan rumah tersebut karena sandi bilang masih harus balik ke kantornya karena masih ada pekerjaan yang mau di selesaikan nya.
nenek dan kakek meyambut kepulangan Zahra dengan bahagia." akhirnya cucu kesayangan kakek pulang juga, Jangan sakit - sakit lagi nak" ucap kakek sambil memeluk Zahra.
" insyaallah kak " jawab Zahra balas memeluk sang kakek.
Kemudian Zahra beralih memeluk neneknya " jangan buat nenek jantungan lagi ya nak" kata nenek sambil mengelus kepala Zahra yang tertutup hijab dengan sayang
" iya nenek nggak akan lagi " jawab Zahra sambil tersenyum
" Kalian pulang di antar sama siapa ?" tanya kakek sambil melihat ke luar gerbang ," Alif mana?" tanya kakek lagi
" kami di antar bang sandi kek, tadi jumpa bang sandi di rumah sakit " jawab cindi sambil menuntun Zahra masuk kedalam rumah di ikuti oleh kedua orang tuanya .
" Terus sandi nya mana ?" tanya nenek heran karena tidak melihat sandi dari tadi
" bang sandi balik ke kantornya ma, karena masih ada pekerjaan katanya " jawab cindi lagi
" Zahra langsung masuk ke kamar ya nak, istirahat ,nanti kamu mau apa - apa panggil Tante saja ya" kata Tante cindi pada Zahra yang terlihat masih lemas dan pucat
" ya Tan, Zahra ke kamar dulu ya nek ,kek " ujar Zahra dan berlalu ke kamarnya.
cindi dan kedua orang tuanya duduk di sofa ruang keluarga ,
" Ma , cindi merasa bang sandi aneh deh ma" kata cindi pada mamanya,
" aneh gimana " Tanya mamanya penasaran
" tadi saat cindi dan Alif mau bawa Zahra pulang ,Tiba - tiba bang sandi datang dan menawarkan pulang bareng bang sandi aja, padahal biasa nya jangan kan mengajak Zahra bicara ,melihat Zahra aja bang sandi enggan gitu ma" kata cindi menceritakan kejadian di rumah sakit tadi , " dan bang sandi terlihat lebih perhatian pada Zahra gitu ma " kata cindi lagi
Mendengar cerita cindi orang tuan cindi pun juga merasa heran
" mungkin perasaan kamu ajak cin, kalau pun benar syukur Alhamdulillah berarti tuhan telah menunjukkan kebenaran itu pada sandi sehingga dapat membukakan pintu hatinya untuk menerima Zahra dalam hidupmu " ucap papa cindi berfikir positif tentang perubahan sandi dan di anggukkan kepala oleh istrinya .
" Pa Zahra sudah besar apakah tidak selayaknya Zahra tahu siapa ibunya yang sebenarnya pa " cindi menatap serius pada orang tuanya.
papa cindi terlihat sedikit berpikir dengan yang di ucapkan cindi tadi, apa yang di bilang cindi ada benarnya juga
" Kasihan Zahra pa, Zahra masih beranggapan jika Mirna adalah ibunya, padahal ibu yang sebenarnya adalah intan. jangan sampai luka hari Zahra makin dalam karena selalu ditindas oleh ibunya pa, padahal Mirna bukan ibu kandungnya. " kata Zahra lagi
" Papa paham tentang ke khawatiran kamu terhadap Zahra cin, tapi kita tidak bisa berbuat banyak akan hal itu, sandi lah yang punya hak penuh untuk menjelaskan dan memberitahu Zahra mengenai hal itu semua, karena sandi ayah kandungnya , dan sandi juga yang sudah melarang kita menceritakan tentang ibunya kepada Zahra.
" Tapi sampai kapan kita menyembunyikan ini pada Zahra pa " kata cindi lagi pada papa nya
papanya hanya menggelengkan kepalanya ,Karen papanya juga tidak tahu Samapi kapan rahasia ini akan terungkap .
kurang kerjaan apa nungguin elo??
dan.
tinggalkan Rio...
salken Thor
mampir yaa