"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Basah?
"Kamu masih belum mengerti, sayang?" Tanya Darren lagi, Sherena menggelengkan kepala nya. Dia memang tidak mengerti apapun. Otaknya terlalu blank saat ini.
"Aku memberikan nomor mu pada gadis itu, bukan nomor ponsel ku, sayang." Jawab pria itu membuat Sherena membulatkan kedua mata nya.
"H-aah, kok bisa?"
"Justru kamu yang kok bisa gak tahu nomor ponsel sendiri sampe cemburu buta begini sih, Bby?" Tanya Darren yang membuat Sherena cengengesan.
Dia memang tidak menghafal nomor ponsel nya sendiri, karena dia berpikir untuk apa di hafal? Kalo ada yang minta kan tinggal lihatin aja nomor nya.
"Hehe.."
"Jadi, udahan cemburu nya hmm?" Tanya Darren, membuat Sherena refleks menganggukan kepala nya.
"Hufftt, syukurlah." Darren mengusap dada nya dengan lega. Dia benar-benar tidak suka saat di acuhkan seperti tadi, apalagi tanpa alasan yang jelas.
"Ayo pulang, kenapa kita disini?"
"Mesuum." Jawab Darren yang membuat Sherena langsung menoleh ke arah Darren dengan tak percaya. Ya kali aja mesuum di tempat seperti ini, mana di tepi jalan lagi.
"Isshh, otak kamu gak normal deh."
"Terus, kamu kok mau sama laki-laki yang otak nya gak normal?" Tanya Darren, pria itu semakin mendekat dan akhirnya wajah mereka saling berhadapan saat ini.
Darren menarik tengkuk Sherena, lalu dengan cepat dia mencium bibir Sherena, melumaat nya dengan rakus. Bahkan Darren juga sempat-sempatnya membuka beberapa kancing blouse yang di kenakan oleh Sherena. Dia juga membuka pengait braa nya dan memainkan buah kenyal milik gadis itu, memainkan buah ceri yang berada di puncak gunung itu.
Sherena berontak, dia tak suka saat Darren melakukan nya dengan kasar seperti ini. Tapi, tenaga nya tentu saja tak bisa mengimbangi tenaga Darren.
"Diamlah, sayang.."
"Aku akan diam kalau kamu melakukan nya secara perlahan, sayang."
"Baiklah, aku minta maaf kalau aku terlalu kasar padamu, sayang."
"Iya, tidak apa-apa, sayang." Jawab Sherena, Darren pun kembali melanjutkan permainan nya, kali ini dia mengecupi leher Sherena, bahkan memberikan nya tanda kepemilikan lagi, padahal yang waktu itu saja bekas nya belum hilang. Sekarang, malah di tambah lagi oleh Darren.
"Pelan-pelan.."
"Iya, sayang." Jawab Darren. Kali ini, pria itu menyusu di dada kenyal sang gadis. Memutar-mutar lidah nya di puncak buah kenyal milik gadis itu, membuat Sherena bergerak-gerak tak karuan karena rasa geli dan nikmat yang bercampur menjadi satu sekarang ini.
"Ssshhh.. aahhh.." Sherena mendesaah tertahan, permainan Darren benar-benar luar biasa. Tapi, dia masih cukup waras untuk tidak membiarkan kesadaran nya di ambil alih oleh kenikmatan yang di berikan pria itu.
"Pelan-pelan, sayang."
"Enak, yang." Jawab Darren sambil mendongak, gadis itu meremaas pelan rambut Darren, bahkan sedikit menjambak nya. Tapi Darren tak peduli dan memilih melanjutkan permainan nya. Tubuh Sherena benar-benar membuat nya menggila, sungguh demi apapun dia benar-benar kecanduan dengan rasa yang di berikan oleh tubuh Sherena.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Darren menyudahi kegiatan nya. Dia benar-benar puas, padahal hanya memainkan buah kenyal tanpa penyatuan, tapi rasanya dia benar-benar puas. Bagaimana kalau mereka bersatu? Bisa-bisa Darren akan melakukan nya semalaman suntuk.
"Rapikan pakaian mu, sayang. Kita pulang." Ajak Darren.
"Gak mau, sayang aja yang rapihin."
"Kok aku?" Tanya Darren membuat Sherena memutar mata nya dengan kesal.
"Yang berantakin pakaian aku siapa? Hmm.."
"Hehe, aku."
"Ya sudah, ayo rapikan. Tadi aku juga bertanggung jawab lho, setelah membuka kancing kemeja mu itu, aku kembali merapikan nya kembali, sayang." Jawab Sherena. Akhirnya, Darren pun merapikan kembali pakaian Sherena. Meskipun begitu, sempat-sempatnya Darren mengecup buah kenyal kesukaan nya barulah dia menutup nya dengan cup nya dan blouse.
"Sudah, sayang."
"Oke, ayo pulang." Jawab Sherena. Darren pun kembali memasang safety belt nya dan kemudian mengemudikan kendaraan nya dengan kecepatan sedang.
Darren melirik ke arah Sherena yang duduk tak nyaman di samping nya.
"Kenapa, sayang?"
"Gak nyaman, yang."
"Iya, kenapa? Datang bulan?" Tanya Darren, Sherena menggelengkan kepala nya. Ini masih belum waktunya dia kedatangan tamu bulanan nya.
"I-ini aku.."
"Iyaa, itu kamu kenapa?"
"Ini aku basah." Jawab Sherena dengan wajah yang memerah, dia merasa malu dan langsung memalingkan wajah nya ke samping.
"Yang mana?" Tanya Darren lagi, membuat wajah Sherena semakin memerah saja di buatnya.
"Sudahlah, gak usah di bahas lagi. Aku malu!"
"Haha, baiklah, sayang." Darren tergelak mendengar ucapan gadis nya. Dia senang saat melihat wajah cantik Sherena itu memerah karena malu. Wajah malu-malu gadis itu malah membuat nya bernafssu, kalau saja dia tidak ingat kalau gadis itu masih bersekolah, dia pasti sudah melakukan nya dari kemarin-kemarin.
Sherena memegangi bagian bawahnya, terasa tak nyaman karena lembab. Ini semua karena perbuatan Darren. Tapi ya inilah resiko nya saat dia memiliki kekasih yang usia nya lebih dewasa di bandingkan dirinya. Apalagi kekasih nya berstatus duda yang sudah lama tidak mendapatkan kehangatan dari wanita, pasti bawaan nya mesuum aja terus.
......
🌻🌻🌻🌻