Aminah hancur berantakan tak berdaya, ketika suaminya yang bernama Galah menceraikannya mendadak. Alasannya, ketidakpuasan Galah terhadap Aminah saat adegan di atas ranjang yang tak pernah memuaskannya.
Galah lelaki Hiperseks, ia selalu berekspektasi berlebihan dalam adegan Hotnya. Belum lagi, Galah kecanduan alkohol yang sering memicu Emosinya meluap-luap.
Dunia mulai berputar dalam beberapa tahun setelah Aminah menjanda dan memiliki anak satu. Ia bertemu dengan lelaki yang lebih muda darinya yang bernama Aulian Maherdika Rahman. Maher keturunan orang kaya dengan lingkungan keluarga yang selalu mencemooh kemiskinan, baik kerabat sekaligus keluarga barunya
Apa yang akan terjadi dengan Aminah dan Maher dalam menghadapi Perasaannya yang sudah tumbuh dan saling mencintai. Hubungan mereka jelas bertolak belakang dengan keluarga Maher yang sombong, Angkuh dan selalu mencemooh Aminah berstatus janda anak satu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gondrong Begaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kolusi Hati
Berawal dari sebuah kejadian fatal, melukai keduanya terutama Aminah. Ia mengalami memar yang tak sedikit. Namun, Dokter sudah memastikan keadaanya baik-baik saja.
Sejak kejadian itulah, mulai tumbuh sesuatu dalam diri Aminah. Retakan mulai terjadi di sumsum hati Aminah, retakan itu bukan membawa luka, melainkan membawa kabar yang mungkin terdengar konyol.
Konyol sekedar candaan mungkin biasa, tapi ini, Konyol hanya karena sebuah terguran kecil. "Hei ..., Nama ku Maher!" Sapaannya berikut perkenalan. Terbilang sederhana, namun mampu membulak-balikkan Hati Aminah seketika.
Masa pemulihan dari luka akibat hantaman Motor milik Maher, Aminah sering banyak menghabiskan waktu untuk memikirkannya. Pagi, siang bahkan malam. Sudah di lewatinya, namun Nama Maher masih melekat dalam ingatannya.
Batinnya bertanya, apa yang di rasakannya sama persis atau tidak sama sekali. Pertanyaan itu cukup merepotkan sampai Aminah berdiam diri pasrah bukan untuk mengalah, tapi membiarkan waktu yang akan mengambil keputusan.
Di waktu yang sama, sudah menghabiskan bergelas-gelas kopi hitam, namun pikiran Maher masih saja mengarah pada perempuan yang ditabraknya. Pertemuan yang sempat membuat nya panik dan berakhir yang sangat sederhana, mengacaukan segala yang ada di dalam kepalanya.
Hatinya turut campur selalu dia dan dia yang ditanyakan nya, seolah diantara mereka ada persekongkolan hati atau sebuah Kolusi Hati. Tapi, siapa yang memulai Kolusi itu, tak ada daftar sebuah nama organisasi atau sebuah penyerangan dalam bentuk strategi. Demi mendapatkan keuntungan bersama. Tapi ini mengalir begitu saja.
Keduanya mulai kerepotan, berusaha untuk mengelak dari sebuah Narasi yang terjadi. Cinta tak mengenal waktu, datang atas kehendaknya sendiri dan pergi membutuhkan waktu untuk seumur hidup.
Terkadang perasaan itu membuat payah bagi mereka yang mengalami, malas untuk melakukan hal apapun bila tak terbalas. Tapi, mampu membalikkan hari-harinya yang padat merasa lebih sempurna bila perasaan itu menyatu.
"Hayo ..." tegur Robi mengagetkan Maher di Bengkel.
"Ahh .., lo Bi, ngagetin gue aja" balasnya lesu.
"Ngelamunin apa sih, Lo?" Tanya Robi sambil membawa potongan kue di dalam kotak kecil.
"Itu loh, soal gue menabrak perempuan pedagang kue" ujarnya.
"Oh itu, memang kenapa, Bos?"
"Gak apa-apa sih, cuma lucu aja" jawabnya terasa aneh.
Robi mengira bahwa Bosnya sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu terlihat dari gerak geriknya sejak kejadian menabraknya beberapa hari yang lalu.
"Hati-hati Bos, itu namanya penyakit Hati"
"Maksudnya?"
"Ya elah si Bos masih aja kaku"
"Hmm ..." keluhnya.
"Lagi Bucin si Bos ..." ejek Robi.
"Ahh ..., mana bisa sih! Pertemuannya singkat sekali men, mana mungkin gue jatuh cinta" alasan Maher.
Robi hanya tertawa, atas perkataannya yang bodoh. Lantas Robi pun tak melanjutkan obrolannya dan memilih untuk meninggalkan Bosnya seorang diri di Bengkel dan segera mengambil motor untuk menyalakannya.
"Bisa jadi kali ya ..." batin Maher setelah mencerna perkataan Robi tadi.
"Kejar Bos, siapa tau sehati" teriak Robi sambil melaju dengan motornya.
"Sue ..., gue kira dah pulang lo!" kaget Maher atas teriakan Robi yang mengejeknya.
Pasukan kuda besi mulai berdatangan di halaman kontrakan Mpok Wati. Mereka adalah pasukan Band Rock n Roll milik Arumi. Berisik bukan mai.n, suara knalpot Vespa mampu mengusir segala yang ada dipikiran Aminah saat ini dalam sekejap. Aminah yang sibuk duduk di teras kontrakan merasa terganggu hingga merasa kesal atas tingkah laku mereka yang semrawut.
"Hhmm ..., pasukan bekicot datang" keluh Aminah mencibir bibirnya.
"Halo .., Minah gue yang cantik" sapa Andri asal darah betawi.
"Halo juga cantiknya gue ..." sambung sapa Alex Panggabean asal medan.
"Yes ..., Minah gue, Minah cantik dan mmm .... Minah I love u" ujar Somad lelaki asal tanah sunda. "Pokonya, lieur mun ntos ningali si Minah nu geulis mah (Pokoknya bikin pusing kalau sudah liat Aminah yang cantik)" sambung kembali Somad dalam bahasa sunda yang halus.
"Set dah ..., ngapa jadi rame muji si Minah?" kata Arumi.
"Iya lah ...,, Minah kan cantik dari pada lo ... Mmm" serentak ke tiga sahabat Arumi dengan kompak.
"Maksud kalian apaan?" cecar Arumi melototinya.
"Hehehe ..., peace Rum, ente juga cantik dah, kalah Ariel Tatum juga" ngeles mereka untuk menghindari amukan Arumi yang galak dan super bawel.
"Dasar ..." kesal Arumi. Lalu ia menginjak semua kaki ke tiga sahabatnya dengan penuh emosi.
"Rasain nih ..." geram Arumi.
"Aww. .."
"Aww ..
"Aww ..., duh sakit, Men"
Serentak mereka bertiga kesakitan atas pijakan keras oleh Arumi yang mengenakan sepatu pantofel Rocker.
"Makanya, di jaga ente kalo punya mulut sama mata, awas aja diam-diam menyikat si Minah lo, gue tampol baru tau rasa lo" ancam Arumi sebagai pentolan di Bandnya.
Selain galak dan bawel. Arumi juga tidak menyukai sikap lelaki yang mata keranjang, apalagi merendahkan derajat wanita. Hal itu sangat di bencinya.
"Jagalah mulut, jangan kau kotori.
jagalah mata jangan jelalatan" serentak mereka bertiga menyanyikan lagu artis tersebut yang sudah tenar dengan merubah lirik sesuai keadaan, sambil berjoged dengan gerakan yang sama seolah sedang berdansa.
"Dasar ..., pada sinting emang lo pada" kata Arumi.
"Sudah-sudah kalian ini bikin gaduh saja, sudah datang tak di jemput pulang entah kapan" celetuk Aminah merasa risih.
"Nah ini nih, mahkluk planet mars kalo udah ngomong kaya anggap kite jelangkung aje" jawab Arumi.
"Hehe ..."
Suasana yang tadinya sepi sunyi berganti kegaduhan oleh pasukan Band Arumi. Aminah meras tidak kaget lagi, karena memang mereka itu spesialis gaduh. Jadi, ia menganggapnya sudah biasa.
"Eh ..., Minah, ngapain lo diem-diem di luar sendirian?" Tanya Arumi lekas duduk di samping Aminah di teras.
"Ahh .., lagi memikirkan sesuatu" jawab Aminah benar adanya.
"Tumben lo punya pikiran, biasanya kagak lo"
"Dasar kamu tuh Rum, kalau bicara asal jeplak aja" keluh Aminah.
"Hehe ..., memang apa yang lo pikirin?"
"Hmm ..., apa ya!" jawabnya sambil memijit kedua alisnya seolah sedang berat dengan pikirannya.
"Ahh ..., capek dah kalo ngomong sama manusia planet Mars"
"Hehe ..." tawa polos Aminah.
"Kan ada handphone lo, ngapain ke, telpon temen lo, nonton film drakor atau apalah itu" ujar Arumi.
"Masalahnya kan cuma ada nomer kamu aja Rum, coba kalau ada nomer Maher! Aku kan bisa ngobrol sama dia, atau ngapain lah ..." jawab Aminah keceplosan mengatakan sebagian yang ada di kepalanya soal Maher.
"Nah ..., nah ..., jadi ini yang ada di pikiran lo dari tadi! Pantas saja lo duduk-duduk manis di teras sendirian, tau nya lagi mikirin si Maher"
"Ups ..., ketahuan deh" polos Aminah sambil menutup mulutnya.
"Dasar ..., lo ya, kalo cinta bilang sana sama si Maher! Bilangnya gini ..., Oh Maher, aku mulai jatuh cinta setelah kau tabrak, saking enaknya rasa sakit pada tubuh ku, aku jadi sayang banget sama kamu" ungkap Arumi dengan gaya yang konyol seolah sang pujangga hati.
"What's ..., Maher?" serentak ketiga sahabat Arumi dengan kompak.
"Nih apaan lagi, segala What's Maher?" Kecam Arumi memandangi ketiga sahabatnya.
"Galau deh gue Rum .., Minah" kata Alex.
"Hancur sudah harapan gue di telan si Maher" sambung Andri merengek melucu.
"Oh tidak Emak, Somad gagal deui wae ngarebut hate si geulis Aminah, ( Oh tidak Emak, Somad gagal lagi mendapatkan hati Aminah )" Sambung Somad berbahasa sunda.
"Eror unlimited kalian, Fix ..." kata Arumi.
"Fix, kita jomblo tiga sekawan yang abadi dan kekal" serentak ketiganya dengan menunjukkan wajah jeleknya seketika.
"Ahh .., kalian ini ada-ada saja" celetuk Aminah.
Lalu, mereka melanjutkan obrolannya hingga tengah malam dengan di suguhkan sajian kue dan kopi hitam yang di buat Aminah. Banyak cerita yang lucu di antara mereka mengalir begitu saja, seketika suasana merubah warna nya menjadi lebih akrab dan hangat.
"Pokonya, besok kita jualan ya Minah" kata Arumi sambil mengunyah kue yang di buat Aminah.
"Masalahnya kaki aku masih sakit, Rum" keluh Aminah dengan alasannya.
"Kan pake motor gue bisa jualannya, ngapain repot-repot jalan lo"
"Oh iya, ide bagus tuh ....!" jawab Aminah.
"Siapa tau kite bisa ketemu si Maher pujaan hati lo" sindir Arumi.
"Hhmm ..., tapi aku malu Rum, kalau ketemu mau ngomong apaan!" balas Aminah.
"Tenang kalo soal itu, biar urusan gue aja! Pokonya lo besok dandan secantik mungkin, bila perlu .., itu bapaknya yang punya pabrik lipstik, lo suruh dia pakein lipstik di bibir lo dah ampe tebel banget, biar si Maher kelpek-klepek sama Lo" ujar Arumi mencandai Aminah.
"Au ah, kalau ngomong kaya orang bener, Rum!" kesal Aminah. Lalu, ketiga sahabatnya hanya sibuk menertawai wajah Aminah yang terlihat jelek karena ejekan Arumi.