NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit
Popularitas:509.1k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku

Gadis itu sebenarnya bukan pelayan restoran, ia adalah salah satu karyawan di butik Alice dan Lucy. Alice yang melihat bahwa Valerie telah keluar dengan tangan terkepal erat kembali duduk dan ketiga gadis itu makan dengan tenang tanpa mempedulikan tatapan aneh dari semua orang.

.

.

.

Beberapa hari berturut Alice selalu berperilaku buruk. Meski tak lagi menampakkan diri di depan Valerie tapi gadis itu yakin bahwa wanita paruh baya itu pasti masih mencari tahu apa saja yang ia lakukan.

Karena itulah ia selalu berlaku seenaknya, segala hal yang tidak baik ia lakukan termasuk menghabiskan uang kedua orangtuanya.

Barnett dan Evelyn bahkan merasa aneh karena tagihan kartu kredit sang putri sudah mencapai limit. Padahal limit dari kartu tersebut terbilang cukup banyak jika untuk dihabiskan dalam beberapa hari.

Namun mereka tak mempermasalahkan, mereka mengira sang putri sedang ingin menikmati hari-hari sebelum terikat pernikahan. Ya, sejak ada notifikasi bahwa Alice menggunakan kartu kreditnya, Barnett yakin sang putri telah setuju dengan segala pengaturannya.

Pria itu tak lagi mencari keberadaan sang putri, menurutnya Alice kini telah kembali pada wujud aslinya. Tak lagi pembangkang dan keras kepala seperti kemarin.

"Lice, aku ngantuk," gumam Lucy yang sedang berbaring di samping Alice.

"Aku juga," sahut Kiara dengan mata yang sudah hampir merem.

"Tidurlah," jawab Alice, ia juga merasa mengantuk.

Saat ini mereka sedang menjalani perawatan kulit di salah satu pusat spa ternama. Ya, setelah berakting berhari-hari tentu mereka harus refreshing dan menyegarkan otak bukan. Jadilah mereka merawat tubuh sekalian menghabiskan semakin banyak uang.

Sementara di kediamannya, Valerie terlihat geram. Bagaimana tidak? Sejak hari itu ia mencari tahu tentang sang calon menantu, dan setiap hari pula gadis itu hanya tahu cara menghabiskan uang saja. Dan bodohnya ia tidak mencari tahu sebelumnya apa yang dilakukan Alice.

"Gadis ini, tidak akan aku biarkan dia masuk ke keluarga Nelson." Valerie mengepalkan tangannya, menurutnya keluarga Nelson tidak butuh wanita boros seperti itu. Bukannya untung dari kerjasama bisnis nantinya malah buntung diporot menantu.

.

.

.

"Dear, kamu pulang?" tanya Evelyn ketika melihat sang putri yang melangkah masuk setelah sekian hari kabur.

"Hem, oh ya Mom, apa ada kabar dari keluarga Nelson?" Alice bertanya balik, sebenarnya ia penasaran kenapa belum ada tindakan dari Valerie, padahal ia sudah berakting sedemikian rupa hingga siapapun tidak tahu kalau ia sedang bersandiwara.

"Sepertinya tidak ada, daddymu tidak mengatakan apapun."

Alice mangut-mangut.

"Dear, apa kamu sudah menerima pernikahan ini?"

"Hem, aku sadar Mom. Aku tidak akan hidup susah jika menikah dengan Aldric. Oh ya Mom, aku minta kartu yang lain dong. Tiga kartu ini sudah mencapai limit." Alice tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya.

Ia berakting pada semua orang agar hasilnya meyakinkan, jika ia bersikeras menolak di hadapan orangtua dan diluar berteriak sebentar lagi akan menjadi nyonya Nelson bukankah akan menimbulkan kecurigaan.

Jadilah ia harus pulang, selain agar semakin meyakinkan juga ia penasaran apakah Valerie sudah ada berbicara atau belum. Namun nyatanya wanita itu belum bertindak apapun.

Setelah mendapat kartu kredit sang ibu, gadis itu kembali ke kamarnya. Membuka obrolan group kemudian mengetik sesuatu.

Alice : Belum ada tanggapan dari pihak lawan, besok kita ledakkan bom utama kita.

Lucy : Siap, Bos.

Kiara : Selalu sedia.

Darier : Tenang saja, aktingku pasti jadi yang terbaik.

Alice, Lucy, Kiara : 😝😝😝

.

.

.

Keesokannya.

Valerie sedang dalam perjalanan ke kantor sang suami ketika melihat gadis yang sebentar lagi akan menjadi menantunya keluar dari salah satu kafe sembari bergandengan tangan dengan seorang pria.

Pria itu tampak seperti om om dari dandanannya. Perut buncit dengan kemeja dan jas besar yang membungkus tubuh buntalnya. Jangan lupa sebuah kacamata hitam yang bertengger di kedua matanya. Begitu juga dengan penampilan Alice yang menurut Valerie sangat **** dan terbuka.

Keduanya kemudian masuk ke dalam mobil meninggalkan rasa penasaran tinggi seorang Valerie. "Ikuti mobil itu!" titahnya pada sang sopir.

"Baik, Nyonya."

Di sisi lain, di dalam mobilnya Darier sedang mengeluh, "Panas banget sih baju ini, lagian kenapa aku harus berpenampilan seperti ini? Bukankah akan lebih keren jika aku berpenampilan sebagai diriku?"

Alice menoyor kepala pria itu. "Bodoh, jika kau berpenampilan sebagai dirimu tentu dia bisa mengenalimu."

"Benar juga ya," gumam pria itu sembari mengangguk-angguk.

"Tapi kau lihat, aku harus kepanasan. Dan kau? Apa kau tidak kedinginan?"

"Hah?"

"Lihatlah pakaianmu, sang...at se...xy," ujar pria itu dengan nada mendesah sembari menatap tubuh Alice dan mengedipkan sebelah matanya.

Alice membulatkan kedua matanya, ia lalu kembali menoyor sang rekan dengan tenaga yang lebih besar kemudian menjitaknya berturut.

"Aduh, aduh. Ampun ... Ampun," pekik Darier sembari menghindar dari serangan gadis itu.

Memakai pakaian berlapis dengan berbagai perlengkapan yang membuat tubuhnya terlihat buntal membuat pria itu sedikit susah untuk bergerak. Jadilah ia harus pasrah menghadapi kebrutalan sang rekan.

"Paman, tolong aku! Lihatlah gadis ini sedang membullyku," pintanya pada sang sopir, namun sang sopir hanya menggeleng sembari tertawa kecil dengan tingkah dua sahabat itu.

"Paman, paman jahat sekali malah tertawa. Aduh-duh..." Darier berlaku lebai, wajahnya bahkan dibuat-buat seperti sangat kesakitan. Alice yang melihat wajah aneh itu bahkan harus menahan tawanya.

"Masih berani padaku?"

"Tidak-tidak, tidak berani lagi, Bos. Ampun." Darier mengatupkan kedua tangannya, membuat Alice tertawa ringan.

"Kau ini ternyata brutal juga," ujarnya setelah gadis itu tak lagi menyerang.

"Kamu sudah tahu kalau aku adalah Ayla, tentu saja tahu juga seberapa brutalnya aku," balas Alice santai membuat pria itu memasang wajah kesal. Namun itu tidak bertahan karena mereka telah sampai di tempat tujuan.

Terlihat Lucy, Kiara dan seorang pria telah menunggu di sana. Pria itu adalah sahabat menyebalkan Darier, Yosua. Alice keluar dengan menggandeng mesra tangan Darier, lalu bergabung bersama yang lain masuk ke dalam bangunan yang seperti toko buku itu.

Rasa penasaran Valerie yang sudah di ubun-ubun seketika luntur ketika melihat sang calon menantu malah masuk ke toko buku. Namun rasa itu kembali muncul ketika melihat beberapa pasangan anak manusia keluar dari sana dengan bergandeng mesra.

"Kamu tunggu di sini!"

"Baik, Nyonya."

Dengan langkah elegan ia masuk ke toko buku itu, toko buku biasa yang memang benar-benar toko buku. Namun keberadaan Alice tidak terlihat di manapun, hingga ia hampir menyerah untuk mencari, terlihat sepasang kekasih keluar dari salah satu rak.

Dengan perlahan ia memutar rak itu dan menemukan dunia lain di dalam sana. Sebuah klub yang amat ramai, bahkan ia langsung disambut oleh beberapa pria. Dengan rasa jijik ia berusaha kabur dari sana, dan kembali ke dalam mobil dengan keadaan berantakan.

"Benar-benar gadis tidak berguna, tidak akan kubiarkan dia masuk ke keluarga kami!" pekiknya lagi-lagi menolak Alice sebagai calon menantu sembari mengelap seluruh tubuhnya dengan tisu basah.

"Anda kenapa, Nyonya?"

"Tidak usah banyak tanya! Kembali ke rumah, aku tidak jadi mengunjungi suamiku."

Di sisi lain, di dalam klub Alice dan teman-temannya saling beradu tos. Kelimanya tertawa, namun tetap tawa Darier yang paling menggelegar.

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
wardah
Luar biasa
Ryan Jacob
semangat Thor
embun senja
Luar biasa
adel
👍🏻
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Nurul Inayah Kasrul
keren banget thor...bener2 plot twice...olivia ternyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fiyaa
🤣🤣🤣🤣 darier kamu bisa aja
Noorjamilah Sulaiman
mantap
Noorjamilah Sulaiman
Lumayan
MashMellow🍭
dor dor dor dor
tembak tembak tembak
🤣🤣🤣
MashMellow🍭
permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣
Ari Randz
mari mulai berkhayal dan berpusing2 ria /Grin//Grin//Grin//Silent/
Ari Randz
Luar biasa
rosemarie
ini ga ada s2 nya kah
Joey: Ada di profil Author ya😊
total 1 replies
Wulan
mmmmmmmm
Sri Yati
omo omooooo....
kanjeng_ribet
ceritanya sangat bagus, aku sampai terbawa suasana kadang ikut nangis kadang ikut tertawa❤️❤️
Joey: Terima kasih ulasannya❤️❤️. Jangan lupa mampir di karya baru author ya. "Istri Amnesia Tuan G"
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Hikam Sairi
mampir
kriwil
udah ganti jiwa masih aja gemetar kasih setrum yang kenceng biar kaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!