"Astaga, hujannya tidak berhenti," ucap seorang gadis bernama Raina.
Gadis yang tak suka hujan itu, terus saja mengumpat karena ibunya sangat ingin Raina segera pulang ke rumah.
"Kan ada jas hujan?" ucap ibunya bernama Mery.
"Ibu, seperti baru mengenalku saja, aku sangat benci hujan. Bagaimana bisa pulang mengenakan jas hujan? apakah setelah pakai jas hujan, air yang turun dari langit itu, tiba-tiba reda? tidak kan?" jawab Raina dengan seribu alasan.
"Terserah kau saja, ibu tidak mau kau terlalu lama di tempat kerjamu, di sana ada banyak orang yang akan jahil padamu," jelas nyonya Mery yang paham tentang siapa saja teman Raina, ada Ghina dan Anita, dua orang itu sangat menyebalkan karena selalu membuat masalah.
Posisi Raina yang seorang asisten bos, terlihat terlalu cepat, karyawan lama iri dengan Raina.
Bagaimana kisah Raina selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SH - Bab 28
Beberapa menit kemudian ...
Jam buka restoran sudah mulai. Kim berada di kantornya yang ada di atas gedung restoran, sedangkan sang kekasih sedang bekerja.
Kim merasa kepalanya begitu sakit, ingin sekali membuat sang kekasih memahami jika cintanya begitu suci serta pengorbannya tidak kaleng-kaleng.
"Aku sudah memberikan cintaku padanya, tetapi kenapa dia tidak paham juga, hingga panggilan telepon dari ibunya, membuat Kim kaget.
"Ada apa? kau mengejutkanku." Sang putra merasa ada yang aneh dengan ibunya karena kata yang keluar dari sang ibu seperti sesuatu yang tidak biasa, Kim suka berjalan jelas suara ramai di sekitar sang ibu.
"Turun ke bawah, aku sudah ada di restoranmu."
Sang ibu tiba-tiba saja mengatakan kepada anaknya untuk segera turun ke bawah karena ada beberapa hal yang harus disampaikan, pada intinya adalah anak jangan bersembunyi lagi.
"Apa?" Sang pria benar-benar terkejut dan tidak percaya bahwa ibunya mampu melakukan suatu tindak kejahatan yang sangat dilarang.
"Jangan apa-apa, aku sedang mempermalukan kekasihmu. Kau masih ingin diam, atau membuatnya mengerti tentang status sosial yang tidak bisa diganggu gugat!"
Ibu Kim, semakin memperjelas apa yang terjadi, Kim ingin segera menemui kekasihnya yang mungkin saja mendapatkan keburukan karena dirinya.
Sang anak segera mematikan panggilan telepon dan segera keluar dari ruangannya.
Dia tidak akan patah arang, tapi saat mengetahui jika ibunya sedang marah, Raina pasti akan sakit hati dengan sikap ibunya.
Dia berlari menuruti tangga, rasanya sangat lama tangga menurun itu.
Hingga kedua bola matanya melihat jelas banyak pengunjung fokus kepada satu titik, Raina.
"Ibu, hentikan!"
Sang anak segera mendekati ibunya, lalu menarik lengan sang gadis. Ia melindungi Raina.
"Apa yang harus dihentikan? Gadis ini tidak tahu malu karena telah membuat Jie Eun hilang harga dirinya. Kau harus memikirkan masalah ini semua."
Sang ibu terus saja menuduh Raina, tapi sang gadis hanya diam saja.
Sungguh Raina dalam tekanan batin yang bergejolak.
Lalu pingsan seketika.
Keadaan menjadi sangat dramatis. Ibunya Kim, sangat tidak menyukai Raina, jadi selalu menyalahkan gadis itu untuk semua hal.
Namun, sang putra begitu mencintai Raina.
Ia segera mengendong tubuh Raina untuk dibawa ke mobil.
Segera saja sang ibu menyusul Kim.
"Kenapa anakku sangat senang membuat kecewa? sangat menyebalkan!" ucap sang ibu. Dia begitu kesal, karena kedatangannya tidak ada gunanya.
Ayus yang sedari tadi mencoba menyelamatkan sang gadis, mendapatkan pengamanan yang sangat ketat, alhasil sangat sulit untuk menembusnya.
Dia tidak bisa melakukan apapun. Sehingga harus membuat orang lain melakukannya. Untung saja sang bos datang.
Ayus merasa senang dengan semua ini. Dia begitu bangga dengan bosnya yang langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan gadis yang menjadi incarannya juga.
.
.
.
"Kau sangat senang membuat ibumu sakit hati, begitukah dirimu?" ucap sang ibu.
Langkah anaknya tidak berhenti ketika mendengar perkataan sang ibu, ia justru gas pol dengan mobilnya.
"Anak tidak tahu diuntung! kenapa aku sangat mudah dipengaruhi oleh gadis penyihir itu! apa kau tuli! hey!"
Sang ibu tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa melakukan segalanya dengan baik saat suaminya memberikan restu untuknya mengambil keputusan.
Ia melakukan panggilan kepada suaminya.
"Suamiku, aku tidak suka dengan nikah anakmu itu karena sudah keterlaluan!"
"Aku sudah bilang padamu, dia hanya ingin restu dan tidak akan membangkang lagi!"
"Bagaimana bisa aku memberikan Restu ketika ayah Jie Eun membuat hidupku menjadi lebih baik? dia telah memberikan kita banyak kesempatan untuk meraih karir dan cemerlang tetapi kau justru menghianatinya!"
"Tidak ada yang mengkhianati, kau saja yang baper. Berikan izin untuk Kim, dia adalah pria yang baik dan tidak akan membangkang jika suatu hal yang menurutnya baik telah berada di dalam genggamannya. Aku malas untuk membahas semua itu, jika kau ikuti apa yang aku katakan, pasti semuanya akan baik-baik saja, jika tidak? kau pikir saya sendiri!"
Tut ... Tut ... Tut ....
"Suamiku!!" teriak sang istri yang merasa bahwa suaminya telah terhipnotis oleh calon menantu yang tak diinginkannya.
******