NovelToon NovelToon
Marry Or Kill: My Husband

Marry Or Kill: My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Balas dendam pengganti
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.

Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 BERSAING

Saat mereka berhenti di depan ruang resepsionis, staf HRD meminta para peserta magang memperkenalkan diri satu per satu.

Ketika tiba giliran Sera, ia berdiri dengan anggun dan berkata,

"Perkenalkan, nama saya Sera Maheswara. Saya berharap bisa belajar banyak di sini dan memberikan kontribusi yang baik"

Semua orang mengangguk kagum melihat cara Sera bicara yang percaya diri. Namun tiba-tiba Fiora menyahut dengan setengah mengejek.

"Wajar sih pede banget, kan anak orang kaya. Tinggal nyebut nama keluarga aja, semua orang pasti respect"

Nadya yang berada di sebelah Fiora ikut tertawa. Para karyawan disana agak syok mendengar perkataan Fiora.

Sera menunduk sebentar, mencoba menahan diri. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Reindra berdiri dengan tatapan menusuk ke arah Fiora.

"Nama keluarga tidak ada hubungannya dengan kerja keras. Kalau kamu merasa kalah hanya karena nama berarti yang lemah itu kamu, bukan dia"

"Oh ya semoga para karyawan disini bisa membantu kita sebagai anak magang tanpa membeda bedakan" Jelas Reindra dengan penuh wibawa.

Beberapa pegawai disana mengangguk mendengar tuan muda Reindra berkata, lalu suasana hening hanya ada cibiran dari beberapa staf yang membuat Fiora terdiam, bibirnya gemetar menahan malu, sementara Darian semakin kesal karena tahu Reindra selalu membela Sera.

 "Cukup, ini bukan tempat untuk saling menjatuhkan. Saya harap kalian bersikap profesional"Staf HRD pun segera menengahi.

Fiora menggenggam tangan Darian,meminta perlindungannya dari tatapan para staf disana. Darian hanya terdiam.

"Yasudah sekarang kita lanjutkan berkeliling,nanti akan saya kasi tahu sekalian tentang pembagian divisi kalian"kata staff HRD.

Mereka mulai mengikuti langkah staf HRD sambil menjelaskan bagian bagian dari kantor itu. Sera berjalan di samping Reindra dengan tenang, pura-pura tidak peduli pada Fiora. Namun dari ekor matanya ia bisa melihat jelas bagaimana Fiora sengaja menempel pada Darian.

"Sayang, aku capek"ucap Fiora dengan suara manja sambil mengguncang lengan Darian.

Beberapa staf yang ikut mengantar mereka melirik, ada yang berbisik-bisik kecil, sebagian terlihat geli dengan tingkah Fiora yang berlebihan di lingkungan kerja.

"Bagaimana bisa ada anak magang seperti itu diterima di perusahaan ini"bisik salah satu staf.

"Iya lebay sekali dia,kita lihat saja kemampuannya"kata salah satu staf yang berada di belakang Fiora..

Darian menarik napas panjang, berusaha menjaga wajahnya tetap datar meski hatinya terasa jengah.

"Fiora, jangan berlebihan. Kita lagi di kantor" bisiknya pelan.

"Tapi aku kan pengen semua orang tahu kalau kamu milik aku" jawab Fiora sambil menatap sekilas ke arah Sera, jelas menunjukkan kalau ucapannya ditujukan untuk menyindir.

Sera yang malas mendengar sindiran dari Fiora ia hanya menghela napas,Reindra yang disebelahnya hanya tersenyum lalu menggenggam tangan Sera.

Fiora yang melihat tangan Sera digenggam Reindra makin geram, ia mempererat genggaman tangannya pada Darian, bahkan menyandarkan kepalanya ke bahu pria itu.

"Kamu capek nggak, sayang? Aku sih seneng banget bisa magang bareng kamu. Emang kita jodoh makanya bareng bareng terus" katanya keras seolah ingin semua orang mendengar.

"Fiora, cukup. Jangan bikin orang salah paham" Darian sedikit malu tetapi ia tetap menjawab dengan datar.

Sebelum Fiora membuat ulah lagi,staf HRD buru buru membagi mereka ke divisi magang masing masing.

"Baik kalian akan saya bagi ke beberapa divisi,sekarang kalian dengarkan saya dengan baik"

"Kami sudah membagi menjadi dua tim, untuk laki-laki kalian akan saya tempatkan di divisi marketing dan strategi. Jadi Reindra dan Darian akan berada di satu tim" jelas staf HRD sambil menatap dua pria itu.

Reindra hanya mengangguk tenang, sementara Darian sempat melirik ke arah Sera yang berdiri di sampingnya.

"Sedangkan untuk perempuan, kalian saya tempatkan di divisi administrasi dan event planning. Jadi, Fiora, Sera, dan Nadya akan bekerja bersama di satu tim" kata staf HRD.

Seketika wajah Fiora langsung berubah masam. Ia sontak melepas genggaman tangannya dari Darian.

"Apa? Kenapa aku dipisah dari Darian? Aku maunya satu divisi sama dia!" serunya lantang.

Beberapa staf saling berbisik, ada yang tersenyum kecut mendengar keluhan manja Fiora. Sementara Sera hanya berdiri diam, berusaha menahan senyum kecil melihat tingkah Fiora yang berlebihan.

"Kenapa sih dia,dari tadi buat drama terus"batin Sera.

"Ini perusahaan, bukan tempat main-main. Semua pembagian sudah sesuai kebutuhan divisi. Kalau kamu keberatan, lebih baik kamu keluar dari program magang ini"kata staf HRD itu dengan lantang.

Fiora terperangah, wajahnya merah karena dimarahi di depan banyak orang.

"Tapi—"

"Sudah cukup! Tidak ada tawar-menawar. Kamu ikut aturan di sini, atau silakan angkat kaki" tegas staf HRD dengan mata tajam.

"B-baik"kata Fiora takut.

"Sekarang kalian sudah boleh bekerja ini ada para staf dari divisi kalian,jadi kalian bisa bertanya kepada mereka dan mereka yang akan jadi pembimbing kalian"tegas staf HRD.

Mereka semua pun berjalan mengikuti staff divisi mereka masing masing. Sera berjalan terlebih dahulu,sedangkan Fiora berjalan bersama Nadya.

"Aku akan buat malu kamu Sera"gumam Fiora yang terdengar oleh Nadya.

"Kamu mau buat malu Sera?"tanya Nadya.

Fiora mengangguk,lalu menatap ke arah Nadya.

"Apa kamu mau membantuku?"tanya Fiora dengan mata berbinar.

"Aku tidak suka dengan dia,mulai sekarang ayo kita jatuhkan dia dan buat dia dipermalukan"Nadya menatap punggung Sera dengan tidak senang.

Fiora tersenyum "Lihat aja Sera"

Sera,Nadya dan Fiora sampailah ke ruang dimana divisi mereka berada.

"Baik ini adalah divisi administrasi dan event planning"jelas salah satu staf divisi administrasi.

"Oh ya sebelum itu kenalkan saya Sita,jadi kalian kalau ada apa apa disini tinggal panggil saya aja"

Mereka semua mengangguk,lalu Sita segera melanjutkan perkataanya.

"Hari pertama ini kalian akan saya beri tugas untuk membuat event planning tentang pesta Gala dinner untuk keluarga Wirajaya,kalau event planning kalian ada yang terbaik akan mendapatkan bonus"jelas Sita.

Mendengar penjelasan Sita, ketiganya tampak antusias, meski dengan maksud yang berbeda-beda. Sera mengangguk dengan semangat.

"Pesta gala dinner untuk keluarga Wirajaya ini bukan sekadar tugas magang biasa. Aku harus serius mengerjakannya" pikirnya sambil menyalin poin-poin penting di buku catatannya.

"Kesempatan bagus, ya. Kita bisa bikin event planning paling megah, biar orang-orang tau siapa yang paling berbakat di sini" Nadya berbisik ke arah Fiora.

"Iya, aku nggak mau kalah. Apalagi sama Sera," bisiknya sambil menatap Sera dengan sinis.

Sita membagi kertas tugas dan memberi mereka waktu dua jam untuk menyusun rencana acara. Sera langsung menunduk, jemarinya lincah menulis ide-ide yang muncul di kepalanya. Ia membuat kerangka acara mulai dari penyambutan tamu, rundown gala dinner, dekorasi ballroom, hingga hiburan yang akan ditampilkan.

"Aku harus membuatnya elegan, berkelas, tapi tetap hangat. Sesuai dengan citra keluarga Wirajaya" gumam Sera.

Di samping Sera ada Nadya yang juga terlihat serius. Ia membuka laptop dan mulai mengetik cepat. Wajahnya fokus, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya paling kompeten.

"Kalau aku buat konsep internasional, lighting modern, dan dekorasi mewah, pasti bisa bikin semua orang terkesan" gumamnya.

Sementara itu, Fiora terlihat bingung. Ia menggigiti ujung pulpen, menatap kertas kosong di depannya. Beberapa kali ia melirik ke arah catatan Nadya, berusaha menyalin ide-ide yang ditulis temannya.

"Nadya, aku bingung. Gala dinner itu harusnya kayak gimana sih?" bisiknya.

1
Intan Marliah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!