Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Tubuh Kaira terhempas di atas ranjang dengan polos tak berbalut sehelai benang pun. Setelah membantu mengeringkan rambut Regan, Kaira tak lagi bisa melawan saat tangan nakal Regan mulai bergerilya. Apa lagi kini Regan sudah memposisikan diri mengukung dengan wajah seperti singa kelaparan yang siap menerjang. Penampilan Kaira yang sangat menggoda membuatnya tak ingin menunda.
"Sudah siap?"
"Apa aku bisa bilang tidak?" tanyanya lagi, pertanyaan Kaira mengundang seringai di wajah Regan. Pria itu mendekat mengecup kening Kaira lalu turun ke kedua mata, pipi lanjut ke bibir dan mengucapkan basmallah sebelum kembali menyatukan indra perasa. ******* sesuatu yang membuat candu, menikmati benda ranum merah muda.
Regan segera memulai dan tak ingin menunda, tubuh polos keduanya menyatu mereguk surga. Hingga tak ada sekat pemisah di iringi suara syahdu dua insan yang di mabuk candu. Regan bergerak hingga menyebar bibit unggul dan berharap dapat segera mendapatkan karunia yang telah di tunggu.
"Sepertinya tak cukup sekali sayang, dia masih ingin beraksi." Regan kembali memposisikan diri, reflek Kaira segera menghindar namun dengan cepat regan kembali mengukung hingga tak lagi bisa kabur. Padahal tubuh Kaira rasanya sudah begitu remuk karena ulah Regan yang begitu bar-bar.
"Tapi..."
"Sekali lagi sayang!" tanpa menunggu jawaban dari Kaira, Regan kembali membungkam bibir manis dan melakukan penyatuan. Rasanya benar-benar nagih hingga Regan serasa tak ingin berhenti.
Kaira pun kembali mengeluarkan lenguhan indah, mengisi suara sunyi kamar tidurnya yang kini kembali hangat. Regan terus mengagungkan kata cinta membuat Kaira semakin melayang dan merasa sangat diinginkan.
Lupa jika tubuhnya hampir ngilu semua, terus membalas pergerakan Regan membuat suaminya merasa gemas. Apa lagi Kaira kini tengah bergerak di atasnya. Memegang kedua bongkahan besar, membantu Kaira agar lebih lincah bergerak.
"Makasih sayang...." Regan tersenyum lebar menatap wajah sang istri yang begitu lemas, mengusap punggung istrinya yang kini terbaring lemah di atas tubuh suaminya. Kaira tak menjawab, ia sudah tak lagi bertenaga, sampai tubuhnya perlahan di rebahkan kembali ke ranjang.
Kaira tak kuat lagi membuka mata, sampai merasakan selimut membungkus tubuhnya yang masih nampak polos. Dan Regan pun memeluk dengan erat setelah mengecup kening Kaira dengan hati yang gembira. Lalu ikut terpejam dengan damai.
Semua berefek ke pagi ini yang cerah dan hati ceria, Regan menuruni tangga dengan langkah tegas dan senyum mengembang. Bahagia sekali rasanya pria itu pagi ini, di tambah lagi melihat sang istri yamg sudah rapi dan cantik tengah menyiapkan sarapan.
Cup
"Pagi sayang..." Sapa Regan dengan mencuri kecupan di pipi.
"Pagi, sarapan dulu!" Kaira mengisi piring Regan dengan nasi goreng seafood buatannya. Menyediakan di atas meja dan tak lupa secangkir kopi penuh cinta.
"Makasih sayang, hari ini bawa mobil sendiri ya. Tapi segera pulang dan tunggu aku di rumah."
Kaira menganggukkan kepalanya, menatap dengan pancaran kasih sayang.
Setelah sarapan keduanya segera berangkat dengan tujuan masing-masing. Regan membukakan pintu untuk sang istri setelah kembali memberi kecupan hangat di kening.
"Hati-hati ya, jaga diri baik-baik. Dan jangan sampai kelelahan, karena nanti malam sepertinya aku minta tambah."
"Re.....Bahkan aku masih sulit untuk berjalan dan kamu sudah kembali meminta jatah. Jangan keterlaluan Re, aku nggak akan bisa menolak jika kamu sudah meminta." Kaira menghela nafas berat, ternyata menikah membuatnya lelah. Padahal Kaira ingin kembali bekerja agar tak bosan dengan kesehariannya. Tapi pagi ini rasanya ia hanya ingin bersantai di rumah, jika tidak mengingat tanggung jawab di sekolah.
"Aku harus salahkan siapa, dia memang sudah ketagihan." Ucap Regan dengan menatap kebawah di ikuti sepasang mata yang kini melihatnya dengan mulut terbuka.
"Nakal sekali dia Re..." Kaira segera membuang muka dan menatap fokus setir mobil.