Avica gadis muda yang baru lulus pendidikan SMA itu baru saja turun dari sebuah bus. Ia memilih untuk pergi ke ibu kota karena ingin mencari pekerjaan supaya bisa membantu orang tuanya.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Ucapnya
Kemudian ia berjalan mencari tempat untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari kost-kostan.
Setelah dirasa cukup untuk istirahat Avica berjalan untuk mencari angkutan. Ketika berjalan ia tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis sendirian di seberang jalan tanpa ada orang tua disampingnya.
Kemudian Avica memilih untuk menyeberangi jalan tersebut untuk menolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rismaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab27
Pernikahan yang dijalani tanpa ada rasa cinta itu mamang rasanya hambar. Tetapi jika kita iklas menjalaninya cinta itu akan hadir tanpa kita duga. Seperti Abizar, dirinya memang tidak memiliki rasa cinta diawal pernikahannya dengan Avica. Dengan seiring berjalanny waktu cinta itu telah tumbuh dihati Abizar . Rasa traumanya ketika disakiti oleh mantan istrinya itu kini telah hilang. Dan terganti oleh kebahagian dengan istri barunya. Abizar tidak tahu apakah istri kecilny itu memiliki perasaan cinta terhadapnya atau tidak. Tapi disaat waktu yang tepat ia akan mengungkapkan isi hatinya itu.
Saat ini, dimalam hari ketika Avica sudah tertidur lelap Abizar diam-diam memeluk istri kecilnya itu dari belakang saat dirinya tidur disamping Avica. Sungguh kesempatan dalam kesempitan hal yang dilakukan Abizar tersebut.
Hingga pagi harinya, Avica pun bangun dari tidurnya. Dirinya merasa jika ada yang memeluk diri. Lalu Avica menyingkap selimut yang membungkus badannya tersebut. Betapa kagetnya Avica, ternyata suaminya lah yang memeluknya.
"Mas.." Ucap Avica pelan membangunkan suaminya.
Bukannya menjawab Abizar justru mengeratkan pelukkan nya ditubuh Avica.
"Aku mau bangun, mas." Ujar Avica lagi.
"Sebentar saja. Biar seperti ini dulu." Kata Abizar dengan mata yang masih terpejam.
"Baiklah. Sepuluh menit ya. Kalau tidak nanti aku kesiangan masak untuk sarapan." Ucap Avica pasrah.
"Heemm.."
Sepuluh menit kemudian Abizar baru saja melepaskan pelukannya. Itupun karena dirinya dibangunkan oleh Avica. Kini Avica sedang menunaikan sholat subuhnya. Lalu setelah itu seperti biasa Avica akan memasak makanan untuk sarapan suami beserta anaknya.
"Bi, Imah." Panggil Avica ketika dirinya melihat pembantunya itu sedang memasak.
"Ehh, non Ica."
"Bibi mau masak ya?" Tanya Avica.
"Iya non. Bibi kira non belum bangun. Jadi bibi aja yang mau masak." Kata bi Imah.
"Saya sudah dari tadi bangun, bi. Tapi masih males mau keluar." Elak Avica.
"Ini mau masak apa, bi?"
"Rencananya bibi mau masak sayur sup, non. Tapi kalau non Ica mau masak yang lain nggak apa-apa." Kata bi Imah.
"Masak sup juga nggak apa-apa, bi. Tapi biar saya saja yang masak. Bibi bisa bantu nyiapin bahan-bahan nya saja." Ucap Avica.
Setelah bahan-bahan yang dibutuh sudah siap semua, Avica pun memulai untuk memasak. Dirinya tidak hanya akan memasak sup, tetapi juga memasak lauk ayam goreng crispy.
Setelah beberapa menit berkutat didapur, semua masakan Avica pun telah selesai. Lalu ia menyajikannya diatas meja makan.
Kini dirinya telah selesai membersihkan diri dan membangunkan suaminya. Tinggalah Avica membangunkan dan memandikan putri sambungnya itu.
"Alula sudah bangun ya. Yuk kita mandi." Ajak Avica ketika ia melihat putrinya itu sudah terbangun dari tidurnya.
"Iya, ma."
"Karena Alula sudah besar jadi Alula harus belajar mandi sendiri ya. Dan juga belajar berpakaian sendiri." Kata Avica.
"Baik, ma." Jawab Anak itu semangat.
"Ya udah, yuk Alula mandi, hari ini akan mama temani mandi, tapi besok-besok harus mandi sendiri. Oke?"
Anak itu hanya mengangguk menandakan bahwa dirinya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama sambungnya.
Selesai mandi Alula mulai belajar berpakaian sendiri, dan masih ditemani oleh Avica untuk memberi arahan jika Alula belum tepat memakainya.
Semuanya kini telah berada dimeja makan. Bersiap untuk sarapan bersama. Tidak ada yang menolak apa saja yang dimasak oleh Avica. Sebab masakan Avica sangat pas dilidah mereka meskipun hanya masakan sederhana.
"Hari ini kamu tidak perlu kekantor. Biar nanti aku yang pulang berhubung pekerjaanku tidak begitu banyak." Ucap Abizar setelah menghabiskan sarapan nya.
"Baiklah. Mas mau dimasakin apa?" Tanya Avica.
"Udang balado, ma." Bukannya Abizar yang menjawab tetapi Alula.
"Ohh, jadi anak mama ini pengen mama masakin udang balado ya?"
"Iya, ma. Mau ya?" Pinta anak itu.
"Baiklah. Kalau mas Abi mau apa?"
"Sudah aku katakan apapun yang kamu masak aku akan memakannya." Kata Abizar.
"Baiklah."
"Kalau gitu aku berangkat dulu."
Seperti biasa Avica akan mengantar Abizar sampai depan pintu lalu menyalami dan menyium tangan suaminya. Setelah itu barulah dirinya masuk kembali kedalam rumah.
Siang harinya, Abizar sudah ada dirumah untuk makan siang bersama keluarga kecilnya. Siang ini Avica memasak udang balado permintaan Alula dan sayur asam. Itu pun sudah membuat Abizar dan Alula sangat lahap memakannya.
"Setelah ini mama akan menjemput Alula untuk menginap dirumah mama." Kata Abizar disaat dirinya bersiap untuk kembali ke kantor.
"Kok Alula nggak bilang?" Tanya Avica pada suaminya.
"Mama yang memintanya." Ucap Abizar lagi. Sebenarnya ini bukan permintaan mamanya. Tetapi ini adalah rencana Abizar.
"Ohh, gitu ya. Yaudah nanti biar aku siapkan barang yang harus dibawa Alula untuk menginap di rumah mama." Ujar Avica.
"Tidak perlu. Disana sudah ada baju ganti Alula. Nanti tidak usah masak buat makan malam. Kita makan malam diluar saja." Kata Abizar.
"Aku berangkat dulu ya." Katanya lagi.
"Baiklah mas, Hati-hati dijalan." Ucap Avica setelah menyalami Abizar.
Di kantor, kini Abizar telah berada diruangannya setelah tadi pulang untuk makan siang dirumah.
Tokk..tokk...tokkk..
Pintu ruangan Abizar diketuk dari luar.
"Masuk.."
Pintupun dibuka dari luar. Dan muncul lah Rendy sambil membawa paper bag.
"Tuan, ini pesanan anda." Ucap Randy sambil menyerahkan barang yang ia bawa pada Abizar.
"Terima kasih. Ren. Apa sesuai dengan pesanan saya?" Tanya Abizar.
"Saya harap sesuai dengan keinginan, tuan. Anda bisa melihatnya terlebih dahulu." Kata Rendy.
"Baiklah. Nanti saja akan saya lihat." Balas Abizar.
Pukul 17.00 Abizar telah sampai rumah. Dirinya disambut oleh Avica dengan dibawakannya tas beserta jas kerjanya.
"Ca, ini untukmu." Kata Abizar saat memberikan paper bag pada Avica.
"Ini apa, mas?" Tanya Abizar.
"Buka dan pakailah ini saat kita makan malam nanti." Kata Abizar.
"Baiklah. Mas mau mandi sekarang? Biar aku siapkan airnya." Tanya Avica.
"Iya, tububku sangat lengket rasanya." Jawab Abizar.
"Baiklah. Mas Abi tunggu dulu ya!" Pinta Avica.
"Iyaa.."
Avica memasuki kamar mandi untuk menyiapkan air untuk suaminya mandi. Air pun telah siap, dan Avica keluar dari kamar mandi.
"Airnya sudah siap mas." Kata Avica.
"Baik, aku mandi dulu." Abizar memasuki kamar mandi untuk membersihkan tububnya.
Sedangkan Avica kini dirinya menyiapkan baju untuk suaminya pakai nanti. Barulah dirinya berganti pakaian yang diberikan Abizar tadi. Yaitu dress lengan panjang dan bagian bawah sebatas bawah lutut. Sungguh Avica terlihat sangat anggun dan elegan.
Abizar pun menyudahi acara mandinya. Lalu dirinya keluar, hal pertama yang ia lihat adalah istrinya memakai pakaian yang ia belikan terlihat begitu cantik. Hingga matanya tak berkedip.
Avica melihat suaminya sudah berdiri didepan kamar mandi hanya menggunakan handuk sebatas pinggang sampai bawah lutut. Dengan begitu terlihat sangat jelas bagaimana bentuk tubuh Abizar. Beberapa detik kemudian Avica pun sadar dan langsung memalingkan pandangannya.
"Mas, buruan pakai baju!" Ujar Avica.
"Emangnya kenapa?" Tanya Abizar setelah dirinya tersadar.
"Bisa-bisa mataku ternodai melihat tubuhmu. Justru ini sudah ternodai." Jawab Avica.
"Kita kan sudah muhrim jadi nggak masalah kan." Ucap Abizar.
"Iya juga ya." Gumam Avica.
"Sudahlah. Aku mau pakai baju dulu. Atau kamu mau memakaikan nya?" Goda Abizar.
"Tidak. Mas pakai sendiri saja." Ucap Avica
Abizar telah selesai berpakaian. Setelah siap, mereka pun berangkat untuk makan malam di luar. Abizar telah menyiapkan kejutan untuk Avica. Dirinya sudah mantab akan menyatakan perasaannya pada Avica. Didalam perjalanan, tidak biasanya Abizar memutar lagu, apalagi lagu romantis. Avica menikmati alunan musik yang diputar oleh Abizar. Dirinya tidak mengetahui jika Abizar memiliki rencana untuknya.