Queensa, seorang gadis yang menjadi dingin karena terlalu banyak tersakiti. Dan Sasa, seorang gadis antik dan penakut yang sudah menjadi bahan bully sejak pertama kali masuk ke sekolahnya.
Dilihat dari segi manapun, tidak ada yang akan menyangka, jika kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Berawal dari benci, dia menyadari jika perbedaab antara cinta dan benci hanya setipis kertas tisu. Dia jatuh cinta pada pria yang membullynya.
Lalu akankah kisah cinta mereka berjalan mulus, atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosemarry_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queensa "26"
...Seperti biasa ya bestie......
...Tinggalkan like, komen, vote dan juga masukkan ke favorit! Jangan lupa🤭😘...
...***** Happy Reading Bestie *****...
Queensa pun kesal sendiri dengan ocehan ala emak rumpi di gerobak sayur abang-abang, dan membuatnya menghela nafas panjang sebelum mengatakan pada Dion, siapa itu Varo.
"Yang tadi itu temen sekelas gue. Ya, semacam penguasa sekolah ala-ala gitu lah." Queen yang melihat Dion baru saja akan kembali berbicara pun segera menyela ucapannya, "Bukan karena gue takut, tapi karena gue nggak bisa hancurin penyamaran gue cuma buat ngelawan dia. Camkan itu Ferguso!"
Queen menjulurkan lidahnya pada Dion dan melenggang masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai paling atas di mall itu, dimana area time zone berada.
Kedua kakak beradik itu bermain seperti seorang yang mengalami MKKB, alias masa kecil kurang bahagia.
Ya... bagaimana tidak di bilang seperti itu, kalau mereka memainkan semua permainan yang ada. Bahkan permainan yang seharusnya sudah tidak layak untuk di mainkan oleh mereka yang sudah dewasa.
Tapi dasar keduanya yang sedang dalam mode bad mood parah, alhasil mereka tidak memperdulikan tatapan aneh orang-orang pada mereka.
Pokoknya mah asik aja, anggap saja orang lain itu patung yang tidak bernyawa.
Hingga menjelang malam, mereka masih asik bermain di sana dan baru berhenti saat ponsel milik Queensa tiba-tiba saja berdering yang menandakan adanya telepon masuk dari seseorang.
Queen memberikan isyarat pada Dion kalau dia ingin mengangkat telepon dulu, kemudian dia menjauh dan mulai bertanya pada orang di seberang sana.
"Queen, lo itu dimana sih? Lo nggak lupa kan kalo hari ini lo ada jadwal tanding?"
Queen tidak langsung menjawab pertanyaan itu, tapi justru menepuk keningnya dengan helaan nafas berat yang terdengar.
Orang di seberang sana yang mendengar Queensa menghela nafas pun, sudah bisa memperkirakan apa yang terjadi.
Dan seperti dugaannya, Queensa memang benar-benar lupa dengan jadwalnya hari ini.
"He he, gue masih di mall.10 menit lagi gue sampe, lo siapin aja dulu semua peralatan gue."
"Tapi Queen—"
Tut...
Tut...
Tut...
"Astaga kebiasaan banget nih anak! Kalo bukan temen gue, udah gue gadein lu!" umpatnya sambil menatap layar ponselnya.
Queen pun kembali menghampiri Dion dan mengatakan jika dia harus pergi lebih dulu, karena dia ada pertandingan yang tidak bisa dia tinggalkan.
Meskipun Dion sebenarnya masih ingin bermain dengan adiknya itu, tapi apalah daya kalau Queensa punya kepentingan lain.
Dia sangat memahami jika adiknya itu juga memiliki kesibukannya sendiri dan bukan hanya untuk menemani dirinya yang sedang patah hati.
Terlebih urusan itu menyangkut mimpi dan cita-cita sang adik, yang ingin menjadi pembalap internasional.
Jadi sebagai kakak yang baik, setidaknya dia harus memberikan supprot dan semangat pada adik kesayangannya itu.
*
Kini Queen sudah berada di parkiran motornya, namun belum sempat dia naik ke atas motornya, ponsel yang dia letakkan di sakunya pun bergetar.
...*******...
...Jangan lupa like, komen, vote dan sumbangkan sedikit poin kalian ya guys.🙈...
...Dukungan kalian adalah hal terindah yang selalu membuatku bahagia.🤣...
...Novel yang satu ini novel ringan ya guys, jadi maklumin aja kalau alurnya memang agak lambat....
...Kalau kalian nyari yang konfliknya berat seberat beban hidup author, kalian salah tempat.🙊...
semangat Thor
Ry Benci Pakpol Mampir