Ikutin kisahnya yang berakhir dengan perpisahan dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Yoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Ilyas semakin merekatkan pelukan tangannya di pinggang Dae.
"Dae, kapan aku di kenalkan sama Papa kamu?" tanya Ilyas.
"Kata Mama sih besok Papa akan pulang dari dinasnya. Tapi aku gak tau jam berapa sampai di rumah. Kamu kenapa kepengen banget ketemu sama Papaku?" tanya Dae balik.
"Aku ingin segera melamar kamu yanx. Dan aku ingin cepat-cepat halalin kamu. Kalau aku kepengen, dimana pun dan kapan pun kita gak masalah melakukannya," jelas Ilyas.
Dae pun memalingkan wajahnya karena sedikit malu mendengar kata-kata Ilyas.
"Kamu mau kan yanx kita segera menikah?" tanya Ilyas.
"Iya Yas, aku mau. Nanti aku akan ngobrol sama Papa tentang kamu. Kalau Papa mau ketemu, aku akan menghubungimu," jawab Dae tersenyum.
"Baiklah, kalau gitu ayo aku anter kamu pulang," ajak Ilyas sambil melepas pelukannya.
"Ayo Yas."
Kemudian, Ilyas dan Dea keluar dari Apartement Ilyas menuju rumahnya Dae.
Di dalam perjalanan, Ilyas fokus menyetir. Sedangkan Dae lebih banyak diam sambil melihat-lihat ponselnya.
"Yanx, kamu lagi lihatin apa?" tanya Ilyas yang penasaran.
"Oh...ini loh Yas, kartun kucing dan tikus. Aku suka banget nontonnya," jawab Dae sambil menontonnya di YouTube.
"Kirain suka nonton yang romantis gitu, atau yang berbau melankolis," balas Ilyas.
"Yeeeeee, aku suka horor loh ya Yas. Tapi kalau nonton trus ketika muncul yang seremnya, biasanya aku suka nutup muka dengan kelima jariku sambil ngintip sedikit disela jarinya, jadi gak terlalu ketakutan nontonnya hehehe," ungkap Dae yang polos.
"Kamu lucu, nonton horor malah takut. Ayo kapan kita nonton di bioskop. Aku pengen nonton berdua denganmu Dae," pinta Ilyas.
"Wah boleh juga tuh Yas. Gimana kalau besok pulang kerja kita nonton. Biar aku izin ke ortu dulu ya," ucap Dae semangat.
"Baiklah, besok pagi aku jemput ya biar berangkat bareng."
"Kamu gak capek kalau jemput dan ngantar aku ke kantor?" tanya Dae.
"Buat kamu akan aku lakukan. Tak peduli mengantar dan menjemput kamu, aku akan dengan senang hati melakukannya," jawab Ilyas.
"Wah....ternyata si arogan bisa juga ya menggombal. Kirain bisanya serius doang," ledek Dae.
Ilyas tak marah dikatakan seperti itu oleh Dae. Dia justru senang dikatakan arogan sama Dae. Berbeda halnya jika orang lain yang mengatakan, Ilyas pasti membuat jantungnya berhenti karena tatapan tajamnya.
"Buat kekasihku gak masalah menggombal. Tapi kamu senang kan mendengarnya," goda Ilyas.
"Hahaha, biasa aja tuh. Yang penting bagiku, kamu tak macem-macem dibelakang ku," tekan Dae dengan serius.
"Aku janji gak akan mengkhianatimu," balas Ilyas tegas dan serius.
Dae langsung merekatkan pelukannya ke lengan Ilyas.
"Yas, besok siang kamu jemput aku lagi gak makan siangnya?" tanya Dae.
"Iya Dae, besok kita makan siang bareng," jawab Ilyas.
Kamu langsung tunggu aku di lobby aja ya," suruh Ilyas.
"Baiklah." jawab Dae.
Mereka terus mengobrol sampai tak terasa akhirnya sampai ke tujuan.
"Udah sampai, ayo turun. Biar aku anter kamu sampai masuk ke dalam rumahmu," ajak Ilyas.
"Udah malam Yas. Aku takut sama Mama," tolak Dae.
"Aku akan tanggung jawab. Kamu jangan khawatir, yuk."
Ilyas segera keluar dari mobil. Dia membukakan pintu untuk Dae.
Ilyas mengantar Dae sampai di teras rumahnya. Dae menghubungi no bibi nya. Dan memintanya membuka kan pintu.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pintu rumah dibuka oleh si bibi.
"Malam Bi, saya nganter Dae malam-malam banget pulang," ucap Ilyas dengan sopan.
"Oh ya bi, Mama sudah tidur ya?" tanya Dae penasaran.
"Udah non. Nyonya sudah tidur dari tadi," jawab si bibi.
"Apa Mama nanyain aku tadi bi?" tanya Dae lagi.
"Iya non, tapi saya gak tau kalau non Dae keluar. Jadi saya bilang non Dae berada di kamarnya," jelas si bibi.
"Oh...ya sudah kalau gitu bi. Makasih ya bi," balas Dae.
Lalu si bibi masuk ke dalam rumah meninggalkan Dae dan Ilyas.
"Ya udah, aku balik dulu ya Dae, besok pagi aku jemput," pamit Ilyas dan mengingatkan Dae.
"Iya Yas, besok kita berangkat bareng," bala Dae.
Lalu Ilyas pun pergi meninggalkan rumah Dae. Dia masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya lalu pergi dari rumah itu.
Dae segera masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Sesampainya di dalam kamar, Dae langsung membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Dae menatap langit-langit atapnya dan berharap esok akan tiba hari yang menyenangkan.
Namun seketika dia teringat akan Edy, Presdirnya yang dingin. Dae membayangkan hari esok saat berhadapan dengan Presdirnya. Dia pun bergidik ngeri jika memikirkannya.
Dae mencoba memejamkan matanya, namun sangat sulit. Dia masih mencemaskan hari esok di kantornya.
"Apa yang terjadi ya besok kalau ketemu sama si kulkas. Pasti dia tadi marah besar karena gw kabur dari hadapannya. Hah...Dae..., lengkap derita Lo besok," gumam Dae sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ketakutan.
"Dae masih terus menatap langit kamarnya hingga mata itu terasa lelah. Dia pun memejamkan matanya hingga tertidur lelap.
Malam pun berlanjut dan berlalu hingga pagi menyapa. Udara yang sejuk karena rumah orang tua Dae dikelilingi tanaman dan pohon-pohon cantik. Dae mendengar alarmnya berbunyi, dia pun bangun dan mematikannya.
Lu Dae beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Dae menghabiskan waktu di dalam kamar mandi hingga satu lamanya.
Setelah selesai, Dae keluar kamar dan bergabung dengan Mamanya di meja makan.
"Pagi Ma...!" sapa Dae sambil mencium pipi Mamanya.
"Pagi sayang..!" sahut Mamanya.
"Ma, maaf ya tadi malam Dae pulangnya lama. Pak Ilyas yang nganterin Dae pengen ketemu Mama untuk pamitan. Tapi Mama udah tidur, jadi dia langsung balik," jelas Dae merasa tak enak.
"Oh...., kamu jam berapa pulang Dae? Gak baik anak gadis pulang malem banget. Jangan diulangi lagi ya," pinta Mamanya.
"Iya Ma, maaf," sesal Dae.
"Udah sekarang kita sarapan ya."
"Oh ya Ma, kata Mama hari ini Papa balik dari dinas. Jam berapa emangnya Papa balik, Ma?" tanya Dae.
"Sepertinya siang nanti, Papa kamu sampai rumah. Kenapa, kamu sudah rindu ya sama Papa?" tanya Mamanya.
"Hehehe iya Ma, pengen ngajak jalan-jalan Papa. Udah lama gak jalan bareng Papa dan Mama," ucap Dae penuh harap.
"Iya, nanti kalau Papa pulang, Mama akan bilang kalau kamu pengen jalan-jalan," balas Mamanya.
"Oh ya Ma, pagi ini Ilyas mau jemput Dae. Mau berangkat ke kantor bareng," ucap Dae memberitahu.
"Sepertinya hubungan kalian semakin dekat ya Mama lihat," goda Mamanya.
"Iya sih Ma." balas Dae.
"Mudah-mudahan kamu dan Ilyas berjodoh ya sampai mau memisahkan kalian," harap Mamanya.
"Aaamiiin Ma..!" sahut Dae merasa senang atas keinginan Mamanya.