Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama-sama Terluka
Happy Reading.
Nathan belum menghentikan ciumannya, bahkan dia semakin memperdalam tautan itu dan memainkan lidahnya didalam sana.
Nita bisa merasakan bahwa ciuman Nathan syarat akan rasa rindu yang menggebu, seakan berusaha menyalurkan semua rasa yang selama ini ia tahan di dalam hatinya.
Nita hanya pasrah, jujur dia juga tidak bisa menolak ciuman dadakan dari mantan suaminya. Sungguh hati Nita pasti akan lemah bila harus berhadapan dengan Nathan.
Debaran itu masih ada, otaknya selalu berpikir untuk melupakan cintanya pada Nathan, bahkan selama Lima tahun ini Nita berusaha mati-matian untuk tidak ingin tahu tentang mantan suaminya itu.
Meskipun berhasil, tapi nyatanya hatinya tetap tidak bisa dibohongi dengan pertemuannya kembali dengan pria itu.
Nita masih mencintai Nathan. Ya, benar dan itu sangat menyesakkan, bagaikan di rantai oleh belenggu cinta dari sang mantan. Nita tidak mau terjerat dengan mantan suaminya itu, tetapi nyatanya Nita masih lemah dan kalah dengan hatinya.
Entah berapa lama mereka melakukan kegiatan itu, Nita melepaskan ciuman mereka lebih dulu, langsung memalingkan wajahnya karena terasa panas. Bahkan Nathan juga bisa melihat wajah Nita yang putih bersih itu menjadi merah merona.
Nathan memegang dagu Nita, mengarahkan kembali pada wajahnya, membuat Nita menatap wajah tampan Nathan yang semakin terlihat dewasa. Rahangnya di tumbuhi bulu tipis, membuat cowok itu semakin macho.
"Ta, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu! please, izinkan aku mengembalikan cinta mu yang mungkin sudah hilang, tapi aku tahu bekas itu masih ada, aku tahu kalau kamu hanya berusaha menghilangkan cintamu padaku, karena aku bisa melihat tatapan matamu yang melemah saat ini, jadi ku mohon, jangan hilangkan rasa cinta itu, karena mencintai sendiri itu gak enak, aku udah ngrasain semua itu, Ta!"
Nita merasakan debaran di dadanya yang tidak bisa berhenti, Nathan menatap wajah mantan istrinya itu dengan senyuman yang tulus, kata-kata yang hampir membuat Nita meleleh. Sial! kenapa Nita bisa selemah ini dengan yang namanya cinta.
Pria itu masih menangkup kedua pipi Nita, mengusap bibir merahnya yang terlihat sedikit bengkak akibat ulahnya. "Beri kesempatan kedua untukku membuktikan cintaku, agar tidak akan ada penyesalan suatu saat nanti."
Nita melepaskan tangan Nathan dari pipinya. Kemudian dia berdiri dari pangkuan Nathan karena takut akan ada yang masuk ke dalam ruang rawat itu.
"Sebaiknya kamu istirahat dulu, dan hubungi keluargamu, jangan berpikir macam-macam sekarang, kalau kamu ingin kembali padaku, yakinkan Mamaku untuk tidak menginginkan Silvia menjadi menantunya, itu yang penting sekarang, jadi kamu harus sembuh," ucap Nita tersenyum.
Sungguh dia tidak mau berlama-lama di tempat itu dengan Nathan, terjebak dengan mantan suami yang masih di cintainya pasti akan membuatnya lemah.
"Tentu saja aku akan mengatakan pada Mama dan meyakinkan nya kalau aku tidak mencintai Silvia, karena hanya kamu 'Nita Prameswari' yang aku cintai," jawab Nathan ikut tersenyum.
Pria itu merasa sangat bahagia malam ini, sudah mendapatkan lampu hijau dari Nita, sepertinya mantan istrinya itu tidak suka kalau dirinya di jodohkan dengan wanita lain, terlebih wanita itu adalah Silvia, nama yang pernah membuat Nita pergi meninggalkannya.
Nita keluar dari dalam ruangan itu dan langsung berlari ke arah belakang kamar rawat. Meraba dadanya yang sejak tadi berdetak tidak normal.
"Kenapa aku bisa luluh begitu saja oleh pesona Nathan?"
Sungguh Nita belum siap untuk menjalani kisah cinta dalam hidupnya lagi, tapi melihat sendiri dan merasakan betapa sayangnya Nathan padanya, benar-benar membuat Nita resah dan gelisah. Dia dan Nathan sama-sama terluka.
###
Rara mengikuti langkah Aris yang masuk ke dalam sebuah apartemen. Wanita berusia 28 tahun itu hanya pasrah saat pria itu menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu.
Rara celingukan, melihat kesana-kemari seperti sedang mencari seseorang. "Di mana Nana dan sepupunya? Katanya mereka mau ketemu sama gue?" tanya Rara pada Aris yang sibuk membawa dua kaleng bertuliskan 'Bintang' itu dan memberikannya pada Rara.
"Mereka akan datang sebentar lagi, kita tunggu saja," jawab Aris duduk di sebrang meja dan berhadapan dengan Rara.
"Minum dulu, Ra," ucap Aris membuka kaleng itu dan langsung menenggaknya.
"Lo gak punya stok minuman lain di kulkas? Gue gak minum alkohol," ucap Rara.
"Itu 0%, gak mengandung alkohol kok, tapi kalau lo mau jus, di kulkas gue gak ada, adanya minuman yang bersoda," jawab Nathan.
"Kalau Nana datang minum soda juga?" tanya Rara kepo.
"Dia suka minuman yang beralkohol," Rara manggut-manggut.
Akhirnya Rara memilih membuka kaleng yang berada dihadapannya itu dan langsung meminumnya.
"Mana sih calon istri, lo! Katanya mau nambah ngukur baju buat sepupunya? Kok belum dateng? Apa jangan-jangan lo bohongin gue biar gue mau lo ajak ke apartemen?" tanya Rara memicingkan matanya.
Aris tergelak mendengar ucapan wanita itu. "Gue mau banget bisa ngajak lo ke sini, tapi jujur ini bukan modus, emang Nana kemarin ngomong sama gue kek gitu, dia gak bisa ke butik karena jaraknya jauh dari rumah sepupunya, sedangkan rumah sepupunya cuma deket dari sini, tadinya mau gue ajak lo ke rumahnya, si Nana ngelarang, katanya di apartemen gue aja yang sepi," jawab Aris panjang lebar.
Rara menatap Aris yang sedang menghubungi seseorang, terlihat mengerutkan kening dan mengangguk.
"Ra, Nana sama Dini gak jadi kesini, mereka ada acara mendadak, katanya besok mau langsung ke butik," ucap Aris menyodorkan ponselnya.
"Apa?" tanya Rara bingung.
"Nana mau ngomong sendiri sama lo, ntar di kira gue bohong," Rara mengambil ponsel Aris dan mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Halo?"
"Halo, mbak Rara, aduh maaf ya, aku cancel pertemuan kita, aku sama Dini tiba-tiba ada urusan mendadak."
"Oh, iya mbak, gak apa-apa kok."
"Sekali lagi maaf, ya! Mbk Rara minta Aris buat anter pulang, atau bisa makan siang dulu, nanti aku bilangin ke Aris buat ngajak mbak Rara makan siang."
Rara menatap Aris yang sedang tersenyum kearahnya.
"Eh, gak usah mbak, aku langsung ke butik aja pakai taksi, gak mau ngrepotin!"
"Gak repot kok, pokoknya mbak Rara harus mau ditraktir sama Aris, ya udah mbak, hpnya tolong di kasihkan ke Aris, ya?"
Rara mengangguk dan langsung menyerahkan ponsel pada Aris.
"Ay, tolong ajakin mbak Rara makan siang, kasian dia, aku udah batalin pertemuan kita,"
"Iya, tenang aja."
Aris tersenyum menatap Rara dan memasukan ponselnya di saku setelah Nana mengakhiri panggilannya.
"Gimana, Ra? Nana minta gue ngajak lo makan siang?"
Bersambung.
Hai, aku mau promo novel terbaru ku, sekuel khilaf Terindah ya, judul nya Kekasih Gelapku.