NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan Ceo

Wanita Pilihan Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dwiezy

SPIN OFF NOVEL "ISTRI PENGGANTI CEO"

Alexander David Mahendra adalah seorang pengusaha yang sukses, membawa perusahaan keluarganya menjadi perusahaan kampiun di kancah nasional dan internasional. Sikapnya yang terkenal arogan, tegas dan keras membuat siapapun tidak berani membantah perkataannya.

Di balik sikap kerasnya, David memiliki pengalaman masa lalu yang membuatnya tidak mudah jatuh cinta. Dan bertemulah ia dengan Adrena Clarissa Putri.

Adrena Clarissa Putri adalah seorang Waiter Pub, yang di datangi David. Karena sesuatu hal, Rena dapat menarik perhatian David dari sekian banyak wanita yang pernah di kenalnya itu.

Rena sendiri tidak ingin berada di lingkungan orang - orang kaya dan terpandang untuk menghindari terbongkarnya jati dirinya. Sehingga ia berusaha menjauhi David.

Dapatkah Rena menjauhi Alexander David Mahendra, saat pria itu sudah menargetkan dirinya? Dan apa rahasia masa lalu yang di miliki oleh Adrena Clarissa Putri?

Nantikan terus kisah mereka ya~~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Malvin Dirgantara.

**Halo... halo para readerku jangan lupa kasih likenya yang banyak dong😁 Komentarnya juga jangan lupa ya~

Ingat! Ingat! Sajen vote dan hadiah 🌹 dan ☕ author tunggu loh😄

Barang kali author ada salah dalam pengetikan tolong di ingatkan ya biar author langsung perbaiki.

Author cuma mau bilang jika menurut kalian Visualnya kurang cocok. Tinggal di rubah aja sesuai imajinasi kalian ya hehehehe.

Happy Reading semuanya...🤗**

"Pekerjaan biasa, Bang. Di... kantor," ujar Rena sambil menoleh ke arah David yang juga tengah memperhatikannya.

"Bang, kita ngobrolnya lain waktu ya, sekarang Rena harus bekerja," ujar Rena menyadari David memperhatikannya.

"Oke Na, jangan lupa ya besok pagi, Abang jemput, dan kita bisa ngobrol lagi," ujar Austin mengingatkan.

"Besok pagi? Ada apa dengan besok pagi Bang?" tanya Rena.

"Kamu lupa ya Na, kamu kan sudah berjanji akan meluangkan waktu setiap hari sabtu untuk Abang!" Ujar Austin sambil tertawa kecil.

"Oh iya Bang, Rena lupa, Rena kan harus mengajar les bahasa inggris dulu sabtu pagi,"

"Sampai jam berapa, Na?" tanya Austin, ingin tahu dan kecewa tidak bisa bersama dengan adiknya itu dari pagi.

"Sampai jam 11 an?" ujar Rena.

"Bang, sekarang Rena harus kerja dulu, nanti Rena telepon balik ya Bang?" ujar Rena tak seberapa lama menutup panggilan teleponnya dan menggeser duduknya kembali.

David yang samar - samar mendengar percakapan telepon Rena, walaupun ia tidak mendengarnya dengan jelas, menjadi bertanya - tanya siapa yang telah menelepon Rena. Rena terlihat dekat dengan orang yang di ajaknya bicara. Apakah karyawan bagian keuangan itu? Atau Rena mempunyai seorang teman dekat laki - laki lain? Ia bahkan memanggil orang itu Abang, padahala Rena tidak mempunyai Kakak laki - laki? Pikir David. Ia pun mulai merasa tidak senang memikirkan hal itu.

"Pak David, kita sudah sampai," ujar Rena membangunkan David dari lamunannya.

David tersenyum canggung. Ia pun segera keluar dari mobil setelah Eddy membukakan pintu untuknya dan Rena mengikutinya.

Rena mengikuti David masuk ke dalam lobi gedung, Mahendra Enterprise. Tak ayal karyawan dan para staff yang melihat Rena berjalan bersama dengan David pun mulai bertanya - tanya dan bahkan ada yang diam - diam mengambil foto mereka berdua.

Rena memencet tombol Up di pintu lift VIP dan mereka berdua menunggu hingga pintu lift terbuka. Sambil menunggu, Rena melihat ke sekelilingnya dan melihat Manda yang sedang menunggu lift tak jauh darinya. Terlihat Manda yang terkejut sekaligus iri dengannya melihat Rena berjalan bersama dengan David.

Tak lama bunyi ding dari lift pun terdengar dan pintu lift pun terbuka. Rena dan David pun melangkah masuk di ikuti pandangan bertanya - tanya orang - orang yang melihat mereka.

"Rena," panggil David saat mereka ada di lift.

"Ya Pak? Bapak butuh sesuatu?" tanya Rena yang saat itu sedang berdiri di samping David.

David bertanya sebelum bertanya, " Kamu sudah mempunyai seorang pacar? Atau... sedang berhubungan dekat dengan seseorang?"

"Rupanya David masih memikirkan mengenai telepon Rena saat di mobil tadi.

"Maksud saya, saya harus tahu, jika kamu sedang berada dalam suatu hubungan, sehingga tidak menganggu pekerjaanmu!" Koreksi David dengan cepat.

Rena sempat tertegun sebelum ia menjawab pertanyaan David, "Tidak Pak, saya... saya tidak berhubungan dekat dengan siapa pun untuk saat ini,"

"Baguslah, karena saya ingin kamu fokus bekerja!" Ujar David dengan tegas, namun sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

Walaupun heran, Rena pun mengangguk juga.

"Untung cuma selama 6 bulan kerja saja sama orang songong ini, kalau lebih lama bisa jadi perawan tua!" Batin Rena sambil mengingat jadwal kerjanya yang seharian.

Rena mengikuti arahaan kerja dari David. Ia bahkan membuatkan David kopi kesukaannya. Black Cofee.

Rena teringat saat pertemuan pertamanya dengan David di Albatros. Saat itu ia menebak minuman yang harus ia pilih untuk David. Dan ia memilihkan Black Coffe. Sayang kopi itu harus tumpah!

"Kopi Bapak," ujar Rena sambil menaruh cangkir kopi di meja David.

"Makasih, Na," ujar David, sambil mengambil cangkir itu dan hendak meneguknya.

"Hati - hati, Pak. Masih panas!" Ujar Rena memperingati David sebelum ia meminumnya.

Cangkir itu pun berhenti tepat di garis bibir David.

"Untung kamu tidak menumpahkannya lagi, Ren!" Ujar David sengaja mengolok Rena.

"Huh, tau gitu nggak usah di ingetin kalau kopinya itu panas!" Batin Rena sambil berdecak.

David tersenyum melihat ekspresi wajah Rena, kemudian meniup kopinya sebentar sebelum menyesapnya pelan, menikmati rasa kopi buatan Rena, kemudian dia mengangguk.

"Enak Na, ternyata kamu pandai juga buat kopi!" Ujar David padanya sambil tersenyum.

Rena memang pernah di ajari Jaka, temannya yang bekerja di Albatros. Sehingga ia tahu cara membuat kopi yang enak.

"Lebih enak dari buatan Alvin," gumam David.

"Makasih Pak," ujar Rena. Perasaan Rena yang tadi sedikit kesal, karena di ledek David menjadi senang, karena di puji. Ia pun tersenyum.

"Tumben si songong ini muji dan tersenyum terus sejak tadi. Mungkin, moodnya lagi bagus," Batin Rena.

"Pak David, Bapak Erlangga sudah datang untuk janji temu dengan Bapak," ujar Ratih melalui suara interkom di meja kerja David.

"Terima kasih Ratih, suruh Pak Erlangga masuk," ujar David sambil menaruh cangkir kopinya di meja.

"Baik Pak," jawab Ratih.

Rena yang mendengar hal itu segera berjalan menuju ke pintu kantor dan membukakan pintu untuk Pak Erlangga, kolega bisnis David. Dan ia pun mempersilahkannya masuk.

Rena segera menuju keruangannya saat David memulai pertemuannya dengan Erlangga. Menurut Alvin, ia hanya boleh berada di ruangan David saat David menyuruhnya untuk tinggal.

Dan Rena pun mengerjakan pekerjaannya sebagai asisten David hari itu.

Rena baru saja dari ruangan Safa dan Satria saat pintu lift yang berada 5 meter dari tempatnya berdiri, tiba - tiba terbuka dan keluarlah Malvin Dirgantara bersama Asistennya dari pintu lift.

Rena serta merta mempercepat langkahnya dan masuk kedalam ruangannya, berharap Malvin tidak melihatnya. Dari ruang kerjanya, ia dapat mendengar langkah dua kaki orang itu untuk berjalan di koridor mendekati ruang kerja David.

"Aduh, apa yang harus aku lakukan, Pak Alvin juga belum juga kembali" batin Rena

sambil berjalan mondar - mandir di ruangannya.

Ia mendengar suara pintu ruang kerja David terbuka, yang berarti Malvin sudah masuk le dalam ruang kantor David.

Dan benar saja, tak seberapa lama terdengar suara David memanggilnya melalui interkom di meja kerjanya.

"Rena!" Panggil David.

"Aduh, apa yang harus aku lakukan Malvin tidak boleh melihatku! Ia bisa saja mengenaliku, bahkan, Mira saja bisa mengenaliku!" Bantin Rena.

Tangan Rena berkeringat dingin dan ia benar - benar kebingungan!

David yang sedang berbicara denga Malvin yang saat itu datang untuk menawarkan kerja sama bisnis di bidang Shipping, memerlukan Rena untuk mencatat pembicaraan rapat mereka.

Setelah lebih dari 5 menit tak kumjung tiba, David pun menelepon telepon genggam Rena, namun tak juga di angkat.

"Kemana Rena? Sudah kubilang, dia harus selalu ada kalau saat aku butuhkan!" Decak David kesal karena Rena tidak ada saat ia membutuhkannya, dan Rena sama sekali tidak menjawab panggilannya.

Bersambung....

Terima kasih sudah membaca.Maaf jika masih banyak typho.

Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.

1
Suci Imas Sadah
pinter amat sh de,abis dtengokin sama dadyny langsung pgn cpt2 kluar aj/Grin/
Suci Imas Sadah
hareudang...hareudang....😅
Suci Imas Sadah
telat austin..hrsny dr awal km nyruh org buat diem2 jagain rena..jdkan bertahun2 km tau keadaan rena sbnrny gmn..gliran adeny udh sama2 bucin br taukan km ktinggalan info😅
Suci Imas Sadah
ternyata david gmpang celap celup,,dkira cowo angkuh,arogan g mudah jatuh cinta karakter cowo mahal gt loh..
Rehan Rama
males ah author kl udah main culik menculik..jd deg"gan bacanya 🥺
astina sari
Z
Suci Imas Sadah
Luar biasa
Suci Imas Sadah
critany mantap thor...🫡
Komariah
Alhamdulillah Thor akhirnya Rena dan David jadi suami istri
Komariah
kamar spesial lain dari yang lain
maria handayani
/CoolGuy/
Jumiati Cantik
Luar biasa
Fahmi Fahmi
pengen tak tendang wajah david
AnaZa O
renanya bodoh, mau aja diajak krumah malah tdur skamar lgi pluk"an
AnaZa O
ini juga rena, maunya aja tinggal sama david
kayak nggak ada harga diri aja
Fahmi Fahmi
calon bos bucin
Fahmi Fahmi
visualnya oke banget
Suci Imas Sadah
pdhl rena tnggal ambil atm dr kakany itu loh..beres urusan biaya mobil ren🤦‍♀️
Indra
Lumayan
Rehan Rama
lanjut ceritanya bagus Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!