NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Dara anak seorang pembantu di jodohkan dengan seorang pewaris tunggal sebuah perusahaan karena sebuah rahasia yang tertulis dalam surat dari surga.

Dara telah memilih, menerima pernikahannya dengan Windu, menangkup sejumput cinta tanpa berharap balasannya.

Mampukah Dara bertahan dalam pernikahannya yang seperti neraka?
Rahasia apa yang ada di balik pernikahan ini?

Mampukah Dara bertahan dalam kesabaran?
Bisakah Windu belajar mencintai istrinya dengan benar? Benarkah ada pelangi setelah hujan?

Ikuti kisah ini, dalam novel " Di Antara Dua Hati"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 TRAUMA

"Tidak enak tidur di kamarku, tidak ada yang membersihkan kamarku. Sepraynya kotor, berantakan." Jawab Windu.

"Yang menyuruh kamu mengusir Fitri siapa?" Dara masih berdiri di depan pintu yang terbuka lebar dengan bola mata sebesar kelereng.

"Aku maunya kamu..."

Jawaban Windu itu pendek tapi membuat Dara melongo.

"Jangan bercanda, aku sedang benar-benar mengantuk sekarang..." Dara menatap gemas pada Windu.

"Tidur saja, tidak ada yang melarangmu, tempat tidur ini adalah ukuran khusus, lebih besar dari standart tempat tidur. Bahkan, kita bisa berbagi tempat, tanpa harus kuatir bersentuhan." Windu menepuk tempat kosong di sebelahnya, wajahnya cuek seolah apa yang di ucapkannya bukan hal yang serius.

"Memangnya, kamu kira aku mau tidur seranjang denganmu?" Dara membanting pintu kamar yang terbuka lebar, dia tidak ingin membuat keributan yang bisa di dengar orang lain.

Rumah tuan Danuar itu sangat besar, rumah dua tingkat yang luas dengan 8 kamar tidur dari atas sampai bawah, di luar segala macam ruangan.

Ada 8 orang pelayan yang mengurus rumah itu, yang mungkin bisa mendengarkan pertengkaran itu jika pintu kamar mereka menganga dengan lebar.

Para pembantu memang punya tempat tinggal di pavilliun belakang yang di bangun khusus untuk kamar para pelayan. Tapi malam-malam begini, biasanya ada yang masih belum tidur dan memberes-bereskan pekerjaannya, seperti pelayan khusus yang membersihkan barang-barang antik koleksi pak Danuar.

Tidak apa-apa, kita bisa tidur bersama, aku tidak akan menyentuhmu."

"Terakhir kali aku tidur seranjang denganmu, kamu bilang aku memperdayamu, seolah-olah aku telah memperkosamu! Aku tidak akan terjebak lagi dengan akal-akalanmu. Nanti akan bertambah deretan tuduhanmu padaku, supaya aku bisa kamu permalukan sesuka hatimu!"

Windu terpana sesaat mendengar kalimat ketus dari bibir Dara. Dia tak pernah menyangka perlakuannya pada Dara berbulan-bulan yang lalu, begitu melekat di hatinya. Bahkan dia tak bisa melupakannya begitu saja.

Windu tidak benar-benar serius dengan semua ucapannya itu, dia hanya berusaha mengintimidasi Dara.

Tapi sekarang dia benar-benar berubah fikiran, dia tidak ingin lagi meneruskan perceraian itu.

Malah sekarang Windu mulai berfikir mungkin sebenarnya dia mulai menyukai Dara, beberapa hari ini kepalanya selalu dipenuhi bayangan gadis ini, muka muramnya, raut ketakutannya hingga ucapan kecut yang sering di lontarkannya akhir-akhir ini, kadang memenuhi benaknya. Tapi di depan Dara, segera saja mulut dan otak serta hatinya tak singkron. Mereka berjalan masing-masing tanpa bisa di kendalikan oleh Windu. Bahkan, rencananya untuk sekedar minta maaf malam ini, dia tak bisa mengatakannya. Malah sikapnya menyulut pertengkaran baru bagi mereka berdua.

Dara menuju tempat tidur, dia mau mengambil handphone yang terletak di atas bantalnya.

"Aku akan tidur di kamar lain, kamu boleh tidur di sini sesukamu..." Dara menjulurkan tangannya hendak meraih ponselnya, ketika Windu bangun dan memeluknya.

"Apa yang kamu lakukan?" Dara berontak sekuat tenaga.

"Jangan selalu keras kepala..." Windu mengucapkan kalimat itu dengan berat di telinga Dara.

"Kamu sudah gila...!" Dara gemetar ketakutan dalam pelukan Windu yang terasa begitu erat.

"Aku hanya memintamu tidur saja di sini, supaya kita bisa berbicara. Jangan selalu menghindariku." Windu menahan tubuh Dara.

"Aku tidak mau berbicara apapun padamu...aku tidak mau lagi." Dara menggeliat melepaskan diri, bayangan malam pertama yang menyakitkan itu, semua kata-kata jahat Windu dan semua hal yang membuat hatinya teriris-iris jika mengingatnya segera berlompatan di dalam kepala Dara.

"Aku hanya ingin minta..."

Dara berontak sekuat tenaga dari dalam pelukan Windu, kenangan buruk dengan Windu seperti trauma baginya.

"Buka bajumu! bukankah ini malam pertama kita! Lepaskan semua pakaianmu, tunjukkan padaku, siapa dirimu sebenarnya."Suara Windu yang dalam serta menyakitkan di telinga dengan seringai kejamnya seolah datang tiba-tiba ketika Windu memeluk tubuhnya.

"Lepaskan aku..." Dara berteriak dan berusaha mendorong Windu.

"Aku hanya ingin kamu tidak pergi!"

Windu menolak melepaskan Dara, sungguh dia tak mrngerti bagaimana cara membuat Dara mengerti dan mau tinggal bersamanya malam ini. Dia hanya ingin minta maaf dan mengatakan dengan terus terang jika dia sungguh tak punya hubungan lagi dengan Novi. Serta yang terpenting dia ingin mengatakan, Dia tidak pernah benar-benar berniat menceraikannya.

Windu sudah meyakini hatinya, menyudahi semua hal yang berhubungan dengan Novi dan memulai hubungan yang baru dengan Dara.

Bukan semata karena Dara adalah istri yang di wasiatkan mamanya ataupun karena soal jantung yang dipunyainya ini adalah milik dari saudara Dara, tapi karena alasan lain.

Dia tidak perlu begitu keras untuk belajar mencintai Dara karena sekarangpun dia mulai menyukai gadis ini.

Dia hanya ingin malam ini, menyudahi semua kesalahpahaman mereka berdua.

"Tahu kah kamu? Aku tak pernah berharap menikah dengan puteri seorang pelayan rumahku. Dan tidak sekalipun aku bermimpi untuk mempunyai isteri yang tidak selevel denganku." Kalimat ini berdenging di telinga Dara saat Windu semakin memeluknya, seperti teriakan yang di putar berulang-ulang.

Dara benar-benar mengalami trauma yang luar biasa akibat tekanan yang diterimanya dari Windu.

Trauma yang berusaha di lawannya dengan semua sikap arogannya terhadap Windu, semua perlawanan yang di lakukannya itu adalah cara menutupi setiap sakit hati yang membekas tak hanya berdarah tetapi sekarang telah bernanah.

"Dara, aku mau minta ma..."

Kalimat permintaan maaf itu tak bisa Windu selesaikan karena Dara berontak sambil menangis, mendorong tubuh Windu.

Dan Pada Saat bersamaan dia terjatuh di lantai tanpa sempat di tangkap oleh Windu.

Dara terduduk dengan kerasnya akibat dia melemparkan dirinya dalam usaha melepaskan diri dari Windu.

Dara memekik dengan suara keras, pinggangnya serasa patah, panggulnya seperti baru saja remuk saat menyentuh lantai.

Dan Tiba-tiba mata Dara mendelik, bagian bawah perutnya terasa melesak. Dia memeluk perutnya dengan raut kesakitan.

"Dara, kamu tidak apa-apa?" Windu segera menyongsong tubuh yang meringkuk kesakitan itu.

"Argh.........!!!" Dara memekik tiba-tiba, dia memekik sejadi-jadinya ketika melihat sesuatu berwarna merah mengalir dari sela pahanya.

Jemarinya dengan gemetar menyentuh cairan itu, lengket dan masih hangat. Itu Darah!

"Anakku...! Anakku....!!!" Dia menangis sekuat tenaga, bayangan janin yang ada di dalam kandungannya yang mungkin mengalami hal yang buruk membuatnya ketakutan setengah mati.

"A..anak??" Windu tercengang dengan suara gagap.

"Anakku...anakku..." Dara menatap ujung jemarinya sendiri yang berlumur darah. Wajahnya segera pucat pasi. Windu yang tak mengerti apa-apa, bahkan kepalanya kosong tanpa bisa menebak apapun, dia segera mengangkat tubuh Dara dan menggendongnya dengan panik keluar dari kamar sambil berteriak memanggil siapapun orang yang mungkin mendengarnya dalam rumah itu. Yang ada di kepalanya saat melihat darah itu adalah membawa Dara ke rumah sakit.

(Kehidupan Dara dan Windu akan berubah total setelah peristiwa ini, tetap stay ya di novel akak ini, mungkin memang banyak kesedihan di awal🥺Tapi semua penderitaan akan membuat karakter seseorang menjadi lebih kuat.

Author janjikan banyak pembelajaran hidup yang bisa di petik dari kisah ini, karena itu tetap setia mengikuti kisah cinta Dara dan Windu ini🙏🤗)

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all❤️...

1
Arlini Pakan
Kecewa
Arlini Pakan
Buruk
Visencia Alingga
Luar biasa
Visencia Alingga
Lumayan
heni hariati
nyimak
Mebang Huyang M
Luar biasa
Mebang Huyang M
ngulang lagi baca ceritamu thor . kangen dgn mba dara yg imut.
Riska Afzal
😭😭😭
Tiara
Novel terbaik yg pernah aq baca di aplikasi ini 🙏🙏🙏🙏
Terimakasih
Tiara
Cerita ini ada "isi" nya. Terimakasih penulis udah menuangkan sesuatu yg sangat baik, sesuatu yang sangat menginspirasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, sangat mengagumkan.
Rangkaian katanya indah tapi mudah dimengerti.
Karakternya tokoh2nya kuat,
Alurnya jelas, jadi tidak melewatkan 1 kalimatpun,
Sekali lagi Terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Eny Frihdihastuti
aku suka jalan ceritanya.
author pandai merangkai kata.
tapi tak pandai memilih visual windu, ga cocok tor sama dara haha maap ya tor 🙏
JandaQueen
apakah itu harus cuci darah spt pd org yg alami gagal ginjal ya..?
JandaQueen
dan kata2 keramat itu akhirnya meletusss
JandaQueen
berani ngapa2in bocah imut ku, tak santet onlen kau pak eko...🤣🤣
JandaQueen
ah si imut radith, suka sama cewek lebih tua ini rupanya... sini nak... tante aja yg peluk kamu... 😄
Vitriani
Lumayan
Dewa Rana
nangis aku thor 😭😭😭
Romi Tama
ya Allah😭😭😭
ami
Luar biasa
iren thezer
suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!