(PROSES REVISI)
Tak disangka gadis yang menikah karena mengganti hukuman ayahnya kini mengubah hidup Javier De Willson.
Gadis itu bagai pelangi yang datang selepas badai. Mengisi kesepian dan kehampaan hidup seorang mafia kejam ini.
Kisah cinta mereka yang lika liku harus berakhir dengan terbongkarnya identitas asli Sky Alexander.
Javier memilih meninggalkan Sky karena garis keturunan istrinya itu.
Akan kah mereka kembali bersama?
Cerita ini di bumbui oleh kekocakan tingkah Athes and the geng... anak buah Javier De Willson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thenia12 Nurhalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27
Ting
Pintu lift terbuka memperlihatkan Javier dengan wajah sangar memasukan kedua tangannya ke saku celana, sekretaris Han di samping kanannya, Thomas di samping kirinya sementara di belakang ada Pak Liam dan Philip yang menggendong momo.
"A-astaga.. ini tuan Javier nyata atau cuman halusinasi ku saja," gumam Lea dalam hati.
"Tuan T-thomas." Shella memandang Thomas dengan kagum. Teman tuannya ini tak kalah tampan.
"Kenapa tuan Javier datang kemari," batin bibi Gail heran. Ia juga sempat melihat Philip yang menggendong momo.
"Apa menu makanan hari ini babi guling?" chef Bara bergumam dalam hati nya kala melihat Philip yang membawa seekor babi.
Pak Liam berteriak. "Apa yang kalian lakukan? beri salam kepada Tuan Javier!"
Mereka yang sedari tadi mematung dan terhanyut dengan pikirannya masing masing akhirnya membungkukan badan serempak.
"Selamat siang Tuan." Mereka memberi salam serempak.
Javier dengan santai berjalan meninggalkan mereka, tak perduli dengan tatapan terkejut dari semua pelayannya. Karena ia sekarang bagai kucing yang hendak menangkap tikus, ia harus segera menemukan Sky.
Thomas dan Sekretaris Han pun ikut menyusul. Sementara Philip keluar dari Lift dan mematung sesaat memandangi mereka.
"Berikan salam kalian kepada momo ku juga!" bentaknya.
Pak Liam hanya menggelengkan kepala melihat Philip, memberi salam kepada babi? yang benar saja.
"Selamat siang tuan momo." ratusan pelayan kembali membungkukan badan.
"Hei! momo ku ini perempuan!
Mereka mendengus dalam keadaan masih membungkuk. Mau marah pun tidak bisa, Philip tetap teman tuannya.
"Selamat siang nyonya Momo." ulang mereka kembali.
"Good!" Philip pun melangkah pergi menyusul Javier.
Semua pelayan menghela nafas lega dengan kepergian Philip. Untung saja mereka tidak di suruh menyembah anak babi itu.
"Ingin sekali aku memasak babi menyebalkan itu!" batin Chef Bara.
BRAKH
Javier menendang markas kecil Yakuza di ruang bawah tanah itu. Semua orang yang berada di dalamnya terlonjak kaget.
Sky, Athes, Sergio, Jonathan, Aiden, Nicholas dan Samuel menatap Javier dengan wajah amarah berdiri di ambang pintu.
Kemarahan Javier bertambah melihat mereka memegang cup ice cream di tangannya. Jadi mereka benar benar makan ice cream bersama?
"Mati aku," batin Jonathan.
Nicholas melirik Jonathan tajam dengan ekor matanya seolah olah berkata ini semua salahmu Jonathan.
Javier melenggang masuk begitu saja dan duduk di samping Sky dengan menyilangkan kedua tangan di dada.
Sky kembali melihat ke arah pintu. Thomas, sekretaris Han dan Philip juga berjalan masuk ke arahnya.
Sky menaikkan satu alisnya heran mengapa ada anak babi di mansion ini. Hewan peliharaan kah?
Athes dan yang lain terlihat gugup dengan kehadiran Senior Yakuza yaitu Thomas, Philip dan sekretaris Han di tambah lagi pemimpinnya sendiri ada disini.
Dan ini juga pertama kalinya mereka bisa bertemu senior Yakuza tanpa adanya peperangan antar mafia yang lain.
Mereka menunduk enggan melihat ke arah Javier dan yang lain dengan masih memegang cup ice cream di tangannya.
Sekretaris Han dan Thomas duduk tak jauh dari sofa tempat Javier dan Sky. Sementara Philip memisahkan diri duduk di pojokan bersama Momo.
"Kenapa berhenti? makanlah!" perintah Javier.
"Kenapa kau kesini?" tanya Sky.
"Ini rumahku. Aku berhak berada disini."
"Berhak dari mana? dulu saja kau bilang ruang bawah tanah tempat yang tidak akan kau kunjungi selama hidupmu," cemooh Philip seraya mengelus Momo.
"Apa jangan jangan kau menyukai istri kedua mu ini sampai menyusul dia ke ruang bawah tanah tempat yang paling kau hindari," lanjut Philip.
Sekretaris Han dan Thomas memandang Javier menunggu jawaban. Sky apalagi, ia juga penasaran.
Javier tampak salah tingkah ia melihat tatapan sekretaris dan temannya itu, ditambah Athes dan Jonathan pun ikut memandangi nya.
Javier berdehem sesaat. "Jangan gila kau Philip! aku datang kesini ingin menghukum mereka!" Javier menunjuk Athes dan kawan kawan dengan dagu nya.
Jangan tanya seberapa takutnya Athes dan yang lain dengan ucapan Tuannya ini.
Philip melirik ke arah Jonathan.
"Kau mau berkenalan dengan momo ku?"
Jonathan mendongak ia menunjuk dirinya sendiri. "A-aku?" Philip mengangguk.
"Namanya Philip."
"Oh. H-hai." Jonathan melambaikan tangan ke arah Momo dengan sedikit gugup.
"Hai uncle!" Philip berbicara dengan suara anak kecil perempuan seraya menggerakkan kaki depan Momo.
"Apa dia jinak?" tanya Sky yang kini penasaran, apalagi muka Momo terlihat putih entah di pakaikan apa.
"Tentu saja."
"Ada apa dengan wajahnya?"
"Aku memakaikan Momo bedak bayi. Dia perempuan harus belajar merawat diri agar dewasa nanti cantik sepertimu."
Javier membulatkan mata dengan ucapan Philip. Apa temannya ini sedang merayu istrinya? di depan dirinya sendiri? Gila memang anak satu ini.
Sky terkekeh kecil mendengarnya.
"Jangan berbicara dengan orang asing Sky!" ucap Javier.
"Bukankah dia temanmu?" tanya Sky.
"Hm. Dia temanku tapi orang asing bagimu."
"Apa kau mau menjadi ibunya? Momo belum punya Ibu." Philip kembali berbicara kepada Sky.
"Ah benarkah? ya, tentu saja aku mau."
Javier menghela nafas, sabar.
Athes diam diam melirik tuannya yang sedang menahan amarah.
"Hallo mommy." Philip kembali menggerakkan kaki depan Momo.
"SUDAH HENTIKAN KEGILAANMU ITU PHILIP!"
Javier berteriak seraya berdiri menatap tajam Philip dengan kedua tangan memercak pinggang.
Semua yang ada disana terlonjak kaget. Athes dan kawan kawan, Thomas dan sekretaris Han, begitupula Sky hanya bisa memandang Javier dengan heran.
"Kau ini kenapa?" Sky ikut berdiri.
"Ini hanya anak babi yang lucu," lanjutnya.
"Aku tidak suka Philip memanggil mu Mommy!"
"Momo yang memanggilnya bukan aku." Philip membela dirinya sendiri.
"Sudah jelas jelas itu suaramu!"
"Sudahlah. Ayo kita pergi dari sini!" Javier menarik tangan Sky keluar dari markas tapi baru saja beberapa langkah Javier kembali berhenti dan membalik menatap Athes.
"Dan kalian. Berkumpul di aula mansion ketiga ku besok pagi!" Javier kembali pergi membawa Sky.
"Apa aku harus menggali tanah untuk enam orang sekaligus besok, Han?" ucap Thomas.
Athes dan yang lain hanya menelan Saliva nya kasar dengan perasaan campur aduk. Mansion ketiga adalah mansion kematian, mengapa mereka harus datang kesana.
Apa acara makan Ice cream bersama Sky bisa di sebut ice cream kematian? ah andai saja Jonathan tidak mengajak Sky makan ice cream bersama sudah pasti mereka tidak akan menginjakan kaki di mansion kematian itu.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf baru update lagi lupa password NT aku tuh huhu. Untung inget lagi sekarang. Jangan lupa vote dan coment yaaa...
dan jev jangan pernah kau sia2 kan Sky,, ingat itu
andaikan aku ada di situ,, tamba asyik pastinya 😃
selesai saikan masa lalu mu jev
picik benar ne si pak Mafia 😃
smangat buat junior nya ya😃
dan Aku mengingat Tuan muda Saga dan sekertaris nya Han
percayala Sky, setela Badai pasti ada pelangi,, semoga kebahagiaan segera menjemput 😘😘