Menikahi Mafia Kejam
Seorang pria kemeja hitam melangkahkan kakinya ke dalam sebuah perusahaan di kota K. Rahang pria itu tampak mengeras dengan kedua tangan disaku celananya. Matanya penuh dengan kemarahan, dibelakangnya ia diikuti oleh sekertaris pribadinya dan puluhan anak buah yang tak kalah tinggi.
"Han. Apa aku langsung membunuhnya saja?
"Menurutku, kita bisa bermain main dengannya sebentar, Tuan. Mungkin itu bisa membuat anda terhibur."
Seringai kejam tampak memenuhi wajahnya. Ia setuju dengan saran dari Sekretaris Han.
Mereka masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai 10.
Di ruangan berbeda seorang lelaki tengah uring uringan. Ia menyusupkan tangannya ke rambut memijatnya frustasi.
"Arrrghhh.... Sial...Sial!" Teriaknya frustasi.
BRAKK!
Suara tendangan pintu membuat pria paruh baya itu membuat tubuhnya semakin gemetar hebat. Ia segera menghampiri sosok yang sedang menatapnya tajam penuh amarah. Pria paruh baya itu langsung bersujud dan mencium kaki pria itu.
"Tuan Javier... Maafkan saya tuan.. saya salah.. tolong jangan hukum saya.."
Javier menendang kakinya membuat pria itu tersungkur ke belakang. "Enyahlah dari kakiku!!"
Pria itu tak mau menyerah ia kembali memeluk kaki Javier , kali ini dengan terisak penuh ketakutan. "Kumohon Tuan.. saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya..."
Javier menghela nafas kasar tatapannya datar. "Han, hukuman apa yang cocok untuk karyawan yang berkhianat dan menggelapkan uang perusahaan ini?"
"Mungkin dengan memotong satu tangannya cukup tuan. Karena saya tahu, tuan masih berbaik hati untuk tidak membiarkannya mati."
Mendengar itu tubuh pria paruh baya semakin bergetar ketakutan. Ia terus menangis memeluk kaki Javier.
"J-jangan Tuan.. A-ampun.. saya.. saya akan memberikan Pu-putri saya untukmu Tuan sebagai gantinya."
Mendengar itu Javier langsung berjongkok mencengkram keras dagunya dan menatap tajam wajah yang sedang meminta ampun itu.
"Beraninya kau membantu O'Conner group untuk menjatuhkan perusahannku disaat nyawamu berada digenggamanku pak tua!! Kau yang sedang memainkan nyawamu sendiri tapi kau libatkan putrimu dalam masalah ini!!" Geram Javier.
"Saya tidak tahu harus menukar kesalahan saya dengan apa Tuan. Satu satunya yang saya punya hanya putri saya."
"Aku ingin bagian dari tubuhmu!!"
"Saya mohon Tuan.. saya mohon.. ampuni saya..."
Javier menghela nafas. "Baiklah. Biarkan aku melihat putrimu itu."
Sekertaris Han yang mendengar itu langsung membulatkan mata terkejut. Benarkah? Benarkah Tuannya berani menukar sebuah pengkhianatan dengan seorang gadis?
Pak Tua itu tampak sedikit lega ia kembali menundukan diri dilantai seraya mengucapkan terimakasih berulang kali.
Javier pun keluar dari ruangan diikuti sekretaris dan bodyguard nya. Ia kembali masuk ke mobil setelah salah satu bodyguard membukakan pintu.
"Tuan, apa anda tidak bercanda. Dia membuat kesalahan besar dan hukuman ini terlalu ringan untuknya?" Tanya sekretaris Han sangat amat penasaran.
Javier hanya tersenyum kecut. "Aku hanya penasaran dengan putrinya. Jika aku tidak suka akan ku tukar balik dengan nyawanya."
Sekretaris Han hanya mengangguk, dia pikir Javier berubah memiliki hati yang lembut.
"Kirim data mengenai putri si pak Tua itu. Aku tunggu malam ini."
Sekretaris Han pun mengangguk dan melajukan mobil untuk sampai ke mansion utama Javier De willson.
Ketika sampai Javier disambut oleh beberapa pelayan yang segera menunduk. Ada delapan pelayan wanita dan satu pria tua menyambut kehadirannya.
"Selamat malam Tuan. Makan malam sudah siap." sapa Pak Liam dengan suara seraknya dengan membungkukan badan memberi hormat kepada Tuannya.
Javier melepaskan jasnya dan Pak Liam segera menggambilnya. Pak Liam adalah pemimpian pelayan di mansion utama. Ia yang mengatur ratusan pelayan di mansion itu.
Sebuah meja yang besar dengan beberapa kursi tampak tertata rapih. Berbagai hidanganpun tersedia diatas meja. Tapi Javier hanya makan seorang diri, beberapa pelayan hanya berjejer disamping kanan dan kiri sembari menundukan pandangan dan sekretaris Han juga Pak Liam berdiri tak jauh dari sana.
"Tuan bagaimana makanannya?" Tanya Pak Liam.
"Good."
Javier bangkit dari duduknya pergi ke ruang kerja diikuti sekretaris Han.
"Han, bacakan semua data tentang perempuan itu." Kini Javier sudah duduk di kursi kebesaran miliknya diruang kerja.
Sekretaris Han mulai membacakan identitas lengkap anak dari si pengkhianat.
"Nama Sky Alexander-"
"Stop!! Siapa namanya?"
"Sky Alexander."
Javier menaikkan satu alisnya. "S-sky." Ia menahan senyum gelinya. "Nama yang aneh," lanjutnya.
"Artinya langit Tuan."
Javier mendelik tajam ke arah Sekretaris Han. "Aku tau!! Lanjutkan."
Usia 20 tahun pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas. Bekerja di cafe X sebagai pelayan dan anak pertama dari tiga bersaudara. Dan-"
"Stop!! Bukankan si Pak Tua itu bilang dia putri satu satunya?"
"Memang Tuan, dia putri satu satunya dari istri pertamanya. Dia bersaudara tiri dengan kedua adiknya dan Ibunya meninggal ketika Sky masih kecil karena kecelakaan."
"Apa kedua adiknya juga perempuan?"
"Satu perempuan dan satu laki laki tuan."
"Kenapa harus anak pertamanya yang dia tukar. Kenapa bukan anak kedua," gumam Javier.
"Karena hubungan Sky dan Ayahnya tidak berjalan dengan baik Tuan. Itulah mengapa Pak Tua itu menukar anaknya dengan hukuman darimu."
Javier tersenyum. "Sudah kuduga. Mana mungkin seorang ayah tega menikahkan putrinya dengan-"
"Iblis sepertimu," potong sekretaris Han pelan dengan nada menyindir.
Javier mendelik tajam. "Punya nyawa berapa kau Han?!!"
"Sepuluh Tuan," jawabnya asal.
"Nyawamu tinggal sembilan sekarang!!" Javier bangkit dari duduknya melewati sekretaris Han yang sedang membelalak kaget. Ah padahal ia hanya menjawab asal.
Javier kembali berbalik. "Akan kubunuh kau jika nyawamu tinggal satu Han!!"
"T-tuan-" belum selesai bicara Javier sudah menghilang masuk ke kamarnya. Sekretaris Han menghela nafas pasrah dengan kemarahan Tuannya. "Huufftt ada apa dengan bibir sial*n ku ini!"
Javier membuka baju membiarkan bagian atasnya polos tanpa satu helai benangpun, ia duduk di sofa, mengambil rokok di meja dan menghisapnya dalam dalam mengeluarkan hembusan asap diudara.
Tiba tiba ponselnya berbunyi dan nama perempuan tertera disana. Carla.
"Sayang aku merindukanmu..."
"Berapa yang kau butuhkan?"
"Ish .. kau ini .. aku merindukanmu bukan meminta uang .."
"Cepatlah katakan. Atau tas yang kau pegang akan menjadi milik orang lain."
Carla yang sedang di toko tas ternama pun terkesiap. Dari mana Javier tahu kalau dirinya sedang shopping dan memegang tas branded yang sangat mahal.
"A-aku..."
"Lima ratus juta."
Tut tut tutt
Javier mematikan ponselnya setelah menyebutkan nominal yang akan ia transfer untuk Carla.
Carla adalah istrinya. Pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan bisnis. Pernikahan yang menyatukan dua perusahaan untuk bekerja sama, Javier tidak benar benar mencintai Carla, bahkan menyentuhnya setelah dua tahun pernikahan pun tidak pernah. Mereka selalu tidur dikamar masing masing, walaupun tidak dipungkiri Carla sangat amat mencintai Javier, perempuan itu selalu berusaha mendobrak masuk ke hati Javier tapi selalu gagal karena terhalang oleh benteng kuat masa lalu pria itu.
Ya, ada masa lalu yang membuat Javier tak mampu membuka hati untuk siapapun, termasuk istrinya Carla.
***
Pagi harinya Javier kembali ke kantor setelah sarapan. Setiap hari selalu seperti itu, ia kembali ke mansion hanya untuk tidur dan makan. Terkadang ia juga melewatkan malam panjang dengan teman temannya dimansion kedua miliknya.
"Aku sudah membuat jadwal temu kita bersama nona Sky. Kita akan bertemu malam ini di restaurant S."
Javier hanya berdehem lalu masuk ke mobilnya.
Sementara itu di sebuah rumah sederhana tampak seorang gadis sedang meregangkan ototnya. Ia sesekali menguap seraya mengucek kedua matanya. Tapi ia tiba tiba mendengar suara ribut dibawah.
"Apa kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya seorang perempuan.
"Ya. Aku tidak punya pilihan lain."
"Lalu siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah disini?"
"Kau bisa suruh Aleza dan Aliandra."
"Ahhh.. mereka ituu.. tidur saja seperti orang mati. Bagaimana bisa aku menyuruh mereka."
Pertengkaran mereka dikejutkan oleh suara seorang gadis yang baru turun dari tangga.
"Mama... Papa.."
"Sky," ucapnya bersamaan.
"Kenapa pagi pagi udah bertengkar?"
Herry ayahnya meminta Sky duduk. Dan Sky pun menuruti ia duduk di depan ayahnya, sementara Elsa duduk di samping Herry.
"Papa tidak mau bertele tele.. papa akan menikahkanmu dengan seseorang."
Sky sangat kaget sampai ia berdiri dan menatap Herry. "Apa?!" Teriaknya.
"Duduklah, tidak sopan berbicara tinggi dengan orangtua," pekik Elsa.
"Lalu apakah sopan menikahkan seseorang secara tiba tiba?!!"
Herry menjelaskan. "Pernikahan ini masih belum resmi. Kau akan bertemu dengan pria itu terlebih dahulu, Sky. Jika dia menolak maka pernikahan gagal."
Sky bernafas lega lalu kembali duduk dengan menyilangkan kedua tangannya didada. "Oh kalau begitu akan kubuat pernikahan ini gagal," ketusnya.
"Jangan coba coba kau!! Aku harap kau beri kesan yang baik agar dia mau menikahimu!!" Bentak Herry.
Sky hanya mendengus lalu kembali naik ke kamarnya, membiarkan Herry terus menerus meneriaki namanya.
"Matilah kau kalau anak itu tidak mau menikah!!"
"Diam Elsa!! Apa kau ingin suamimu ini mati hah?!! Lagi pula kau juga dalang dari semua ini!!"
"Kenapa aku? Aku hanya memberi saran untukmu. Kau saja yang terlalu ceroboh sampai ketahuan!"
Herry merasa kepalanya hampir meledak. Setelah diancam oleh Javier, Elsa malah terus berbicara menyalahkan dirinya. Padahal ide menggelapkan uang perusahaan juga dari Elsa sendiri.
"Mama.." panggil Aleza.
"Sayangku.. kemari.."
"Ada apa ini ma?"
"Duduk disini," Pinta Elsa. Aleza pun duduk di depan kedua orang tuanya.
"Kakakmu.. Sky akan menikah.."
"Hah? Menikah? Sama siapa, Ma?"
"Sama seseorang," jawab Elsa.
Herry pun menatap Aleza, putri keduanya juga tak kalah cantik dengan Sky.
"Bagaimana kalau Aleza saja yang kita nikahkan dengan Tuan Javier?"
PLAK
Elsa memukul bahu Herry. "Sedikit saja kau sentuh anakku. Aku keluar dari rumah ini!"
"Kau-" geram Herry.
"Sky kau akan menikah?" Tanya Aleza yang baru saja melihat Sky turun dari tangga dengan blezer coklat, jeans hitam dan rambut dikucir satu.
Sky tak menjawab ia hendak pergi keluar tapi.
"Hey jawab pertanyaan anakku!!" Teriak Elsa.
Sky menghela nafasnya kasar lalu berbalik. Padahal ia sudah didepan pintu.
"Apa kalian rela aku menikah dan meninggalkan rumah ini?"
"Tentu saja," jawab Aleza. "Aku senang kau tidak ada disini. Aku ingin hidup tenang tanpa ada pertengkaran dirumah ini!" Lanjutnya.
Sky memutar bola matanya malas. "Padahal kalian sendiri yang memulai duluan."
Sky menatap Aleza. "Dan kau Aleza. Sudah siap jadi babu dirumah ini?"
"Apa maksudmu? Anak cantikku tidak akan menjadi babu." pekik Elsa.
"Oh tidak akan. Lalu siapa? Apa itu mama?"
"Aku juga tidak mau tanganku yang lembut ini berubah menjadi kasar!"
Sky akhirnya menatap Herry. Herry tampak frustasi tapi ia tetap dalam keputusannya.
"Kita akan bicarakan nanti soal siapa yang akan mengurusi pekerjaan rumah ini. Dan kau Sky, kau tetap harus bertemu terlebih dulu dengan Tuan Javier!" Perintahnya lalu beranjak meninggalkan ruang keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
It's me caca
Keren bangettt
2024-03-03
1
uli
semoga menarik y,aq suka baca novel apalagi tatanan bahasanya rapi
2023-10-11
1
Audrey Chanel
awal cerita sdh menarik🥰
2023-09-26
0