NovelToon NovelToon
Night King : The God Of Death

Night King : The God Of Death

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Balas Dendam / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:14.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Valheinz Z.H

"Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"

"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"

Season 1 =
Night King: My Life Journey

Season 2 =
Night King: The God Of Death

Jangan lupa dukungannya ya...

IG= @zhie_n15

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch-27. Mimpi buruk.

Di dalam kamar penginapan.

Suasana di dalam kamar Lin Feng dan Luo Ning kembali hening, karena mereka berdua tidak ada yang berbicara. Saat ini, Luo Ning sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur, sementara Lin Feng sedang duduk di samping tempat tidur, sambil memeriksa kristal yang ia dapatkan dari pelelangan.

"Lin Feng..."

"Hmm?... Ada apa?" tanya Lin Feng.

"Bukankah kau sudah berjanji untuk menceritakan semuanya?" tanya Luo Ning.

Lin Feng kemudian menyimpan kristal tersebut, lalu memperbaiki posisi duduknya. "Baiklah, aku akan menceritakan semuanya padamu" jawab Lin Feng.

Lin Feng kemudian menceritakan semuanya kepada Luo Ning, mulai dari siapa dia sebenarnya dan darimana dia berasal, lalu ia juga mengatakan tentang hartanya yang sangat banyak, yang merupakan pemberian atau hadiah dari Dewi Nuwa karena telah mau menjalankan misi yang ia berikan. Dan tidak lupa, Lin Feng juga menceritakan tentang pemilik tubuh yang mati karena diracuni oleh saudara tirinya sendiri.

Awalnya, Lin Feng memang sempat ragu untuk menceritakan semuanya kepada Luo Ning, tapi tidak akan lama lagi Luo Ning akan menjadi istrinya, jadi Lin Feng berpikir akan lebih baik jika ia berkata jujur dan terbuka terhadap Luo Ning, karena mendiang ibunya selalu berkata, jika ingin memulai sesuatu yang baik, maka harus diawali dengan sesuatu yang baik pula, misalnya berkata jujur.

"Jadi pada saat kau mengatakan sedang memikirkan keluargamu, itu artinya kau..."

"Benar, aku memikirkan mereka yang telah meninggalkanku" ujar Lin Feng.

"Memang sulit untuk percaya apakah cerita ini benar atau tidaknya, tapi aku tahu kalau kau berkata jujur" ucap Luo Ning.

"Terima kasih, tapi kalau kau tidak percaya juga tidak apa-apa, karena hak itu bukanlah masalah untukku" sahut Lin Feng.

"Tidak! Aku akan selalu percaya padamu, Lin Feng" ujar Luo Ning, ia kemudian beranjak dari tempat tidur dan duduk disebelah Lin Feng.

"Apa kau bisa membawaku ke duniamu?" tanya Luo Ning.

"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab Lin Feng.

"Sayang sekali, padahal aku juga penasaran dengan duniamu itu" ucap Luo Ning, sambil menyandarkan kepalanya di bahu Lin Feng.

Keduanya diam dan tidak saling bicara untuk waktu yang lama, bahkan Lin Feng sampai tidak menyadari kapan Luo Ning tertidur, tapi setelah mengetahui kalau Luo Ning sudah tidur, Lin Feng kemudian mengangkat Luo Ning dan memindahkannya ke tempat tidur.

"Kakak, sepertinya aku sudah menemukan wanita yang lebih cantik darimu" gumam Lin Feng, kemudian beranjak dari tempat tidur.

"Jangan!" Luo Ning tiba-tiba saja berteriak sampai mengejutkan Lin Feng.

Lin Feng langsung berbalik menghadap Luo Ning, raut wajahnya langsung berubah khawatir ketika melihat seluruh tubuh Luo Ning gemetaran, ia kemudian mencoba membangunkan Luo Ning tapi tidak bisa, bahkan teriakan Luo Ning semakin kencang seperti sedang menahan siksaan yang sangat menyakitkan. Selain itu, Luo Ning juga menangis dalam tidurnya dan suhu tubuhnya tiba-tiba saja menjadi sangat dingin.

"Dewa petir, apa yang sudah kau lakukan sampai Luo Ning seperti ini?!" gumam Lin Feng.

Ditengah-tengah rasa khawatir yang menyelimuti dirinya, amarah dan kebencian Lin Feng juga langsung memuncak ketika mengingat kondisi Luo Ning saat ia menemukannya di penjara bawah tanah.

"Lin Feng, tolong aku! Tolong selamatkan aku!" ucap Luo Ning.

"Luo Ning, tenanglah. Aku ada di sini dan aku pasti akan membalaskan perbuatan dewa petir padamu" jawab Lin Feng.

Sejujurnya, Lin Feng sangat ingin terbang ke daratan suci bagian timur, lalu datang ke kerajaan dewa petir, agar dia bisa langsung menghabisi dewa petir saat ini juga, ia bahkan tidak peduli apakah dewa petir sangat kuat atau tidak, yang jelas ia sangat ingin melampiaskan kebenciannya terhadap dewa petir, tapi ia langsung mengurungkan niatnya saat itu juga, karena tidak mungkin ia meninggalkan Luo Ning pada saat seperti ini.

"Dewa petir, tunggu kematianmu!" kata Lin Feng dalam hatinya.

Kondisi Luo Ning masih belum membaik, ia masih saja menangis dan berteriak minta tolong serta menjerit kesakitan, untungnya kamar penginapan tersebut kedap suara, kalau tidak sudah pasti banyak yang akan datang ke kamar mereka, bahkan mungkin teriakan Luo Ning akan menghebohkan penginapan itu. Sementara itu, Lin Feng malah kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa, karena ia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

Pada saat ini, hati nurani Lin Feng mengatakan bahwa ia harus memeluk Luo Ning untuk menenangkannya, tapi ia sendiri malah ragu karena belum pernah memeluk wanita manapun, kecuali ibunya. Waktu terus berlalu, keadaan Luo Ning masih tetap sama, begitu juga dengan Lin Feng yang masih kebingungan karena tidak tahu harus berbuat apa.

"Sial! Padahal aku bisa melakukan apapun, tapi kenapa menyelesaikan hal seperti ini saja tidak bisa?" Lin Feng menggerutu kesal dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian, Lin Feng tiba-tiba saja menghela napas panjang, lalu berkata. "Baiklah, sepertinya memang itu satu-satunya cara. Maafkan aku Luo Ning, aku harap kau tidak marah padaku." Setelah itu, Lin Feng merebahkan tubuhnya di samping Luo Ning dan langsung memeluknya dengan erat.

Kehangatan dari pelukan Lin Feng berhasil menenangkan Luo Ning perlahan-lahan, ia tidak lagi menangis dan berteriak dengan kencang, hanya saja, tubuhnya masih gemetaran seperti orang yang benar-benar ketakutan, namun getaran tubuhnya juga berangsur-angsur menghilang, karena rasa nyaman dan kehangatan dari pelukan Lin Feng. Dan beberapa menit kemudian, kondisi Luo Ning akhirnya benar-benar membaik.

"Syukurlah, semuanya sudah membaik" ucap Lin Feng, ia benar-benar merasa lega karena kondisi Luo Ning sudah stabil. Tapi sekarang, justru jantungnya sendiri yang sepertinya tidak stabil.

Karena kondisi Luo Ning sudah membaik, Lin Feng kemudian melepaskan pelukannya dan beranjak dari tempat tidur dengan perlahan, agar tidak membangunkan Luo Ning, namun sayangnya, Luo Ning justru malah terbangun dan langsung menahan tangan Lin Feng.

"Ke-kenapa kau malah bangun?" tanya Lin Feng gugup.

"Jangan pergi, aku takut..." jawab Luo Ning.

"Ta-tapi..."

"Aku mohon..." ujar Luo Ning, air matanya kembali berlinang.

"Baiklah, aku tidak akan pergi" ucap Lin Feng, kemudian merebahkan tubuhnya lagi di samping Luo Ning. Dan sama seperti sebelumnya, jantungnya kembali tidak stabil.

Setelah Lin Feng baring di sebelahnya, Luo Ning langsung menghadap ke Lin Feng dan langsung memeluknya, tubuhnya masih bergetar karena rasa takut yang terus membayangi dirinya. Sementara itu, Lin Feng malah kaget dengan yang dilakukan oleh Luo Ning, yang membuat jantungnya semakin berdetak kencang, seolah-olah ingin segera keluar dari dalam dadanya, bahkan Luo Ning bisa mendengar dengan jelas suara detak jantung Lin Feng.

Sepuluh menit kemudian.

"Lin Feng, apa kau gugup?" tanya Luo Ning, sekarang kondisinya benar-benar sudah stabil, namun ia masih membenamkan dirinya dalam pelukan Lin Feng.

"Ti-tidak, a-aku baik-baik saja!" jawab Lin Feng.

"Lalu, kenapa jantungmu..."

"Bu-bukan apa-apa, mungkin karena udaranya sedikit sesak" ujar Lin Feng.

"Kau masih saja berpura-pura" kata Luo Ning dalam hatinya, ia kemudian melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dari Lin Feng, bahkan ia langsung membelakangi Lin Feng.

Lin Feng merasa sedikit lega karena Kuo Ning tidak lagi memeluknya, karena hanya dengan begitu, jantungnya bisa kembali berdetak dengan normal, tapi entah kenapa ia malah merasa bersalah kepada Luo Ning.

"Dasar bodoh! Kau sudah membuat pasanganmu kecewa, cepat peluk dia dan minta maaf!"

Lin Feng tiba-tiba saja dikagetkan ketika mendengar suara kakaknya, ia kemudian mencoba untuk berbicara dengan kakaknya, namun tidak ada jawaban apapun. Namun perkataan kakaknya barusan justru membuat rasa bersalahnya semakin besar.

"Apa aku benar-benar sudah mengecewakan Luo Ning?" tanya Lin Feng dalam hatinya.

Pikirannya benar-benar kacau sekarang, ia tidak tahu harus berbuat apa, ia bahkan bingung apakah harus menuruti perkataan kakaknya atau tidak, tapi di sisi lain, ia juga berpikir bahwa suara kakaknya tadi hanyalah, halusinasinya saja. Tapi pada akhirnya, Lin Feng memberanikan dirinya untuk melakukan seperti yang dikatakan oleh kakaknya, entah itu hanya halusinasi atau tidak, yang jelas ia yakin kalau perkataan kakaknya itu memang benar.

"Ma-maafkan aku, Luo Ning" ucap Lin Feng, sambil memeluk Luo Ning dari belakang.

1
Anonim
kelaz thor
Nadia
Luar biasa
Anonim
oke lanjut part 2
maria handayani
/Silent/
Ali
Lumayan
Rini Kimiati
Luar biasa
Anto Dwi Caem
tumben diambil ..
Me Ri
3 d
Yoniwahyudi Yudi
/Pray//Pray//Pray//Pray/
Vanz Gao
Terlalu ceroboh
Vanz Gao
Tingkatan kultivasinya jd bingung thor
Bunda Fairel
Luar biasa
Bunda Fairel
Lumayan
iphinx dwien
kedua
InSaf
lha Si bocah malah nyantai di Mari...
InSaf
dewa asura neng yamaaa... buka dewa aura.... aura kasih kali
InSaf
Si uler kepala.lima kemenong?? kyknya pd lupa ya?
InSaf
jadi figuran doank itu dewa??
InSaf
yeaahh I like you Yama... kill em all... yeaaaaahhhhhhh
InSaf
ya siapa??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!