Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Kabar Buruk.
Di atas langit laut timur.
Seekor ular putih bersayap putih terus bergerak melewati tempat itu dengan kecepatan tinggi. Tanpa terasa, dua minggu berlalu begitu saja, hingga ular putih itu melihat bibir pantai.
Di atas punggungnya yang terlindung perisai transparan, duduk tiga sosok yang berbincang-bincang dengan santai.
" Kakak, Ling er, sebentar lagi kita akan tiba di daratan. Aku ingin beristirahat beberapa hari di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke dunia hewan buas."
" Baik," Jawab kedua wanita itu bersamaan.
" Adik apa itu dunia hewan buas?" Tanya She Mei Lu penasaran.
" Kakak, Dunia Hewan Buas adalah sebutan bagi Klan Chie. Mereka adalah satu dari tujuh klan abdi setia Dewa Luo." Qing Ruo menjelaskan.
Selain itu, Qing Ruo juga menjelaskan mengenai berbagai tempat yang ada di wilayah jantung benua teratai biru. Di hadapannya, She Mei Lu yang duduk di samping Qing Ling duduk dengan tenang mendengarkan penjelasan itu.
Saat mereka hampir tiba di tepi pantai, tiba-tiba cincin penyimpanan Qing Ruo bergetar.
" Ada pesan dari ayah," ucap Qing Ruo dengan wajah penasaran sambil memeriksa lencana giok jiwa.
" Oh tidak....!" ucapnya lirih dengan tangan bergetar.
" Gege ada apa?" tanya Qing Ling sambil meraih lencana giok jiwa itu dan memeriksanya.
" Gege, tenanglah," ucap Qing Ling sambil memeluk Qing Ruo yang terlihat sangat sedih.
" Adik Ruo, adik Ling, ada apa?" tanya She Mei Lu kebingungan sambil meraih lencana giok jiwa itu dan memeriksanya.
" Giok jiwa kakek Qing Xia telah hancur," gumamnya sambil menatap Qing Ruo yang kini hampir tidak mampu menahan air mata.
" Kakek," ucap Qing Ruo bergumam sedih.
Kebahagiaan yang mereka rasakan saat akan tiba di jantung benua teratai biru berubah menjadi kesedihan.
" Ling er, Kakak Youyu, kalian berdua kembalilah ke kota perak." sambil memanggil Huo Mingzhi.
" Adik! Jangan bertindak bodoh. Apa yang akan kamu lakukan?" ucap She Mei Lu kesal.
" Kakak, aku..."
" Cukup! Dimana Qing Ruo yang kuat, Qing Ruo yang tangguh dan bijaksana itu?"
" Kakak, aku tidak tahu bagaimana perasaan nenek Agung jika dia tahu berita ini..." ucapnya lirih sambil memikirkan Qing Ruyue yang ada di Sekte Gunung Emas.
" Jika kamu merasa sedih, aku juga merasakan hal yang lebih lagi. Kamu bahkan sempat bertemu dan berbicara dengannya, tapi aku, aku hanya tahu namanya," ucap She Mei Lu tiba-tiba terisak
" Kakak," ucap Qing Ruo dan Qing Ling bersamaan sambil memeluknya.
She Mei Lu terisak. Membayangkan perasaan Qing Ruyue, membuat hatinya begitu sedih.
Di luar perisai perlindungan. Huo Mingzhi yang bergerak terbang berdampingan dengan She Mei Lu hanya bisa terdiam saat menyaksikan suasana sedih itu. Walaupun matanya tidak meneteskan air mata, tetapi perasaannya begitu hancur saat melihat sang tuan yang begitu sedih.
" Sebaiknya kita melakukan penyelidikan dulu. Aku yakin hanya orang bodoh yang begitu berani memprovokasi penguasa," ucah She Yi berpendapat.
She Mei Lu yang terisak itu berusaha menahan air matanya.
" Maafkan kakak," ucapnya sambil menyeka air matanya.
" She Yi benar. Informasi ini masih kabur, karena ayah Qing Peng tidak mengatakan kematiannya dengan pasti. Itu berarti kita masih memiliki harapan untuk menemukan tubuh atau jasadnya," ucap Qing Ling.
Qing Ruo menganggukkan kepalanya.
" Ling er benar. Mari kita langsung pergi ke Sekte Gunung Emas."
" Baik," jawab Qing Ling dan She Mei Lu besamaan.
" Swhus...." semua pelayan yang ada di dalam dunia jiwa keluar. Yang tersisa hanyalah Huli Bai yang sedang hamil, Ying Ke Ai yang bertugas melayani Qing Yong Jun, dan Jinse yang masih cedera, serta Huli Hei yang di tugaskan Qing Ruo untuk menemani Huli Bai.
Qing Ruo lalu mengeluarkan kristal kenangan dan meneteskan setetes darah yang telah berisi kenangannya bersama Qing Xia. Tidak lama kemudian kristal kenangan itu bergetar lembut memunculkan kenangan Qing Ruo bersama Qing Xia serta jejak aura yang dimilikinya.
Di hadapan Qing Ruo, semua pelayan, bahkan She Mei Lu menatap rangkaian kenangan yang ditampilkan dengan serius. Sebelumnya, walaupun Hu Shan, Jine Han, Tu Hai, Xie Wu dan ke empat saudaranya, Xie Liu, Xie Qi, Xie Ba, Xie Jiu, Zin dan Zan pernah berada di kota perak dalam kekacauan saat itu, tetapi mereka tidak pernah berjumpa dengan Qing Xia yang saat itu terus berada di dalam kawasan terlarang Klan Qing.
Setelah mereka selesai menyaksikan tampilan yang dimunculkan oleh kristal Kenangan, Qing Ruo lalu memberi pengarahan pada mereka.
" Kalian semua bergeraklah ke perbatasan wilayah barat. Bentuk dua kelompok, dan lakukan penyelidikan mengenai masalah ini. Sekecil apapun informasi yang kalian peroleh segera laporkan padaku!"
" Baik penguasa," jawab mereka bersamaan.
" Baik, saat ini aku akan ke Sekte Gunung Emas, dan akan segera menyusul kalian ke wilayah barat. she Yi, bawa mereka!"
" Baik penguasa."
Setelah Qing Ruo, Qing Ling dan She Mei Lu pindah ke atas punggung Huo Mingzhi, She Yi lalu meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tinggi.
Qing Ruo dan rombongannya yang berdiri di atas punggung Qilin Api Hitam menatap kepergian She Yi dengan diam.
" Penguasa," ucap Huo Mingzhi membuyarkan lamunannya.
" Hm..., Mingzhi bergerak ke jantung benua. Gunakan kekuatan puncakmu!"
" Baik penguasa."
Setelah Qing Ruo, Qing Ling, dan She Mei Lu duduk, perisai api hitam transparan muncul di atas pungungnya..
" Swhus..." tubuhnya mulai bergerak meninggalkan tempat itu dengan kecepatan perlahan yang semakin lama semakin cepat.
" Swhus..." tubuhnya melesat terbang dengan kecepatan yang luar biasa menggetarkan langit jantung benua teratai biru.
Di dalam perjalanan.
Pikiran Qing Ruo mulai sedikit tenang, sambil membalas pesan giok jiwa pada Qing Peng. Qing Ruo meminta semua orang untuk tetap tenang dan tidak meninggalkan klan. Selain itu, Qing Ruo juga mengabarkan bahwa dirinya akan menyelidiki masalah itu, bahkan dia juga telah mengirim orang-orangnya.
" Nenek Agung," batinnya sedih.
" Gege, apakah tujuan kita ke sekte, bukankah jika lebih baik kita melakukan penyelidikan langsung."
Qing Ruo menatap Qing Ling dengan lembut.
" Ling er, aku ingin menemui nenek agung. Dia harus tahu masalah ini, karena ayah masih belum berani mengabarinya. Ling er, Kakak Youyu, bantu aku menenangkannya." dengan mata memerah.
" Baik, lalu apakah kita akan mengabari masalah ini pada Yang Gang dan yang lainnya?"
Qing Ruo menggelengkan kepalanya. " Aku rasa kita harus merahasiakan hal ini terlebih dahulu. Aku takut mereka akan mengacau dengan menggerakan Aliansi Rajawali Perak, jika sudah demikian, kita akan benar-benar kesulitan menahan mereka."
" Gege benar, jika mereka menggerakan banyak orang, ini akan menarik perhatian kekuatan lain, bahkan bisa mengacaukan rencana yang ada."
" Ling er benar. Saat ini aku ingin pembunuhnya merasa nyaman, sehingga dirinya terlena." sambil meninju tangannya.
" Lalu bagaimana dengan Zilong er?"
Qing Ruo terdiam.
" Ling er, putra kita itu berdarah panas. Dari semua orang yang sangat aku khawatirkan saat ini adalah reaksi nenek agung, dan Dia."
" Jika kalian berdua merahasiakannya, maka hal itu akan menjadi masalah di kemudian hari." She Mei Lu berpendapat.
Qing Ruo dan Qing Ling saling berpandangan lalu menganggukan diri.
" Baik, berarti adalah orang kedua setelah nenek agung," ucap Qing Ling pelan.