Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terharu.
Deg...deg..deg.
Jantung Ardiyan tidak menentu apalagi saat dia melihat seseorang gadis bercadar duduk memegang micnya dan terdengarlah suara merdunya yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan tak terasa pipinya sudah basah. Ia begitu terharu menyaksikan seseorang yang selama ini selalu ia pandang rendah ternyata memiliki banyak kelebihan.
Di saat Ardiyan sedang hanyut akan pemikiran.Sebuah tangan tiba-tiba menggenggam tangannya Ia pun tersentak dengan cepat ia menghapus air bening yang tanpa terasa berlinang. Ardiyan pun menoleh kesamping ternyata tangan kakeklah yg menggenggam tangannya ia ikut terharu saat melihat cucunya.
"Yang tampak buruk belum tentu buruk nak" ucapnya yang masih tersenyum pada Ardiyan
Ardiyan pun membalas senyuman kakeknya.
"Terimakasih kek" balasnya singkat.
Setelah pembacaan Al-Qur'an selesai acara pun di lanjutkan dengan tausiyah seorang ustadz yang di undang oleh ustadz Khairul.
Isi tausiyah tersebut tentang peranan seorang suami yang tanggung jawabnya sangatlah besar bukan hanya di dunia namun hingga akhirat. Ada perasaan takut di dalam hatinya karena dia tidak memiliki pengetahuan tentang agama.
"Kek sepertinya Diyan tidak pantas untuk Anisah " ucapnya lirih dan masih terdengar oleh sang kakek.
Kakek tersenyum dan menggenggam kembali tangan Ardiyan.
"Masih banyak waktu untuk di perbaiki segalanya nak" jawab kakek lembut.
"Mulailah belajar dari sekarang dan besok pergilah ke pondok putra yang di kelola Abang Anisah.. kakek yakin kamu pasti suka apalagi Fahmi langsung yang mengajarkan kamu" ucapnya lagi. Dan di anggukkan oleh Ardiyan.
"Baiklah kek Diyan akan belajar" balasnya.
Tak lama Acara pun selesai kakek yang tahu kalau sang cucu sedang gelisah karena matanya seperti mencari sesuatu, maka ia pun menyuruh Ardiyan untuk mencarinya.
"Pergilah nak perbaiki segalanya" ucap kakek lembut. Dan di anggukkan oleh Ardiyan lalu pun ia melangkah kakinya mencari istrinya.
Di saat Ardiyan tergesa-gesa mencari Anisah, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.
"Maaf maaf saya tak sengaja" ucap Ardiyan.
"Iya nggak papa.. eh Ardiyan ada apa kenapa kamu terburu-buru" tanya orang tersebut.
"Eh bang ubay.. Diyan lagi nyari Anisah bang" Balesnya.
"Oh Anisah sepertinya sedang di belakang pondok sebelah sana dia sedang di tepi danau" ucap bang ubay.
"Oh ya udah Diyan kesana ya bang" Balesnya dan langsung pergi. Namun langkahnya terhenti.
"Iya Assalamu'alaikum ardiyan" ucap bang ubay mengucapkan salam tapi seperti ingin mengajarkan sesuatu.
"Eh maaf bang wa'alaikum salam" ucapnya malu.
"Biasakanlah dari sekarang mau pergi atau kembali ucapkan salam karena tidak akan rugi bagimu mengucapkan salam malah kamu akan mendapatkan keberkahan selalu " jelas bang ubay.
"Iya bang,.. kalau gitu Diyan cari Nisah dulu Assalamu'alaikum bang"
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh " Balesnya dengan tersenyum.
Ardiyan berlalu meninggalkan bang ubay.
Menuju ke tempat Anisah berada.
Langkah kakinya pun terhenti saat ia melihat seorang gadis bercadar yang sedang duduk di sebuah ayunan yang terbuat dari kayu dan tali tambang yang terikat di bawah pohon rindang di pinggir danau kecil.
Dengan perlahan Ardiyan menghampirinya.
"Assalamu'alaikum " salamnya pada gadis bercadar itu. Saat gadis bercadar itu menoleh kebelakang tempat ia berdiri dan mata mereka bertemu.
**Deg......
bersambung..
Jangan lupa ya guys tinggalkan jejak agar author semangat gitu loh🙏😉**