Harap bijak dalam memilih bacaan, sebagian isi dalam konten ini berunsur dewasa 21+
Bagaimana jadinya jika satu minggu sebelum menikah, karena ulah jahil teman-temanmu. Kamu dengan tidak sengaja meniduri sahabatmu sendiri dan setelah pulang dari bulan madu, sahabatmu mengatakan kalau dia hamil anakmu.
Inilah kisah King Bryan anak dari pasangan Aline Gunawan dan Dannis Bryan, yang terpaksa harus menjadikan sahabatnya sendiri Ni Luh Putri anak dari Dewa Barata sahabat Ibunya, sebagai istri keduanya demi status anaknya.
"Katakan kalau kamu mencintaiku, maka aku akan mempertahankan mu." batin King dalam hati.
"Entah sejak kapan cinta ini mulai tumbuh, tapi sungguh aku tidak mau menjadi duri dalam pernikahanmu, biarlah ku bawa cinta ini pergi." batin Putri.
"Karena kita adalah sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat, jadi mari kita bercerai." ucap Putri kemudian sembari menahan sesak di dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~26
"Faster sayang." rancau Evan di saat mantan kekasihnya itu dengan lincah menaik turunkan tubuh polosnya di atas pangkuannya.
Evan nampak memejamkan matanya dengan kepala terangkat ke atas merasakan bagaimana nikmatnya kendali wanita itu, hingga desahan dan erangan memenuhi ruangan tersebut.
Tak berapa lama keduanya sudah mencapai puncak kenikmatan bersama, nampak peluh keringat membasahi tubuh mereka.
tokk
tokk
Terdengar ketukan pintu dari luar, seketika Gladys beranjak dari pangkuan Evan. Sejenak mereka lupa kalau sekarang berada di kantor, bahkan mungkin suara-suara percintaannya tadi terdengar sampai luar.
Gladys langsung memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai karena ulah Evan tadi, kemudian ia berlalu ke kamar mandi. Sedangkan Evan yang sudah selesai memakai pakaiannya, ia segera menyuruh masuk sekretarisnya itu.
"Maaf pak, mengganggu." ucap wanita cantik berambut pendek tersebut yang di ketahui bernama Bunga.
"Ada apa ?" tanya Evan dengan santai.
"Saya hanya mengingatkan kalau pembayaran pajak tiga hari lagi jatuh tempo." ujar Bunga.
"Saya tahu, apa ada yang lain ?" tanya Evan.
"Tidak ada pak, kalau begitu saya permisi."
"Ini sudah sore kamu bisa bersiap-siap pulang." perintah Evan.
"Terima kasih pak." sahut Bunga kemudian ia berlalu pergi, ketika akan menutup pintu ia melihat Gladys yang baru keluar dari kamar mandi.
"Sial, mau bayar pakai apa? bahkan keuangan kantor sedang bermasalah." gumam Evan dalam hati.
"Apa ada masalah ?" tanya Gladys yang terlihat sudah rapi.
"Nggak, nggak apa-apa." sahut Evan.
"Kamu sudah puas, hmm ?" ucap Evan lagi, ia menarik Gladys agar duduk di pangkuannya.
"Hmm, lumayan." sahut Gladys dengan senyum mengembang di bibirnya, nampak raut kepuasan di wajahnya.
"Kalau kamu ada masalah cerita saja, siapa tahu aku bisa membantu." ucap Gladys ketika melihat wajah muram Evan.
"Tidak perlu, kamu cukup panaskan ranjangku saja aku sudah senang."
"Kamu meragukan ku ?"
"Bukan begitu sayang, aku hanya tidak mau merepotkan mu."
"Apa ?" desak Gladys.
"Kamu tahu sendirikan akhir-akhir ini perusahaan ku sedang tidak stabil jadi aku nunggak pajak dan tiga hari lagi aku sudah harus membayarnya."
"Berapa ?"
"500 juta."
"Aku punya tapi aku takut ketahuan sama suamiku." ucap Gladys.
"Nggak usah sayang." ucap Evan.
"Aku bisa meminjamkannya, asal kamu bisa segera mengembalikannya sebelum suamiku tahu."
"Aku nggak mungkin bisa mengembalikan secepat yang kamu minta, kecuali kalau nyucil beberapa kali aku bisa."
"Baiklah kamu bisa menyicilnya." ucap Gladys.
"Benarkah ?"
"Hmm."
"Terima kasih sayang." Evan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Gladys.
"Berapa no rekeningmu, akan ku transfer ?"
"Lebih baik jangan menggunakan rekeningku sayang, aku takut suami mu akan melacak."
"Lalu ?"
"Sebentar aku panggil Bunga, kamu kirim ke rekening dia saja."
"Kenapa harus Bunga ?" Gladys merasa tak suka.
"Jangan cemburu gitu sayang, Bunga adalah sekretaris ku dia yang mengurus segala keperluan ku."
"Baiklah."
Beberapa saat kemudian Bunga mengetuk pintu dan setelah mendapat sahutan dari sang pemilik ruangan, ia segera masuk ke dalam.
Wanita cantik berambut pendek itu menatap sejenak ke arah Gladys yang kini masih duduk di pangkuan Evan. "Ada yang bisa saya bantu Pak ?" tanyanya kemudian.
"Berikan nomor rekening mu ?" perintah Evan.
Bunga tersentak, ia masih belum mengerti maksud dari bossnya itu. Menyadari kebingungan sekretarisnya, Evan berkata lagi. "Untuk pembayaran pajak." ucap Evan lagi.
Setelah mengerti maksud bossnya itu, Bunga segera menyebutkan nomor rekeningnya dan tak berapa lama deretan nominal angka masuk dalam pesan masuk ponselnya.
Bunga ternganga, mungkin seumur hidupnya baru kali ini ia melihat saldo tabungannya bertambah ratusan juta tapi bukan itu persoalannya.
Menurutnya ini sangat jauh dari jumlah pajak yang harus ia bayar. "Tapi Pak ini sangat........" Bungan belum menyelesaikan perkataannya tapi Evan sudah memotongnya.
"Pergilah, segera kamu bayar. Untuk urusan pekerjaan kita bahas besok pagi !!" perintah Evan dengan menatap tajam pada sekretarisnya itu.
"Baik Pak, saya permisi." ucap Bunga, kemudian ia pamit undur diri.
"Bukannya cuma 300 juta, kenapa 500 juta yang di kirim. Mungkin besok beliau minta di kembalikan sisanya." gumam Bunga ketika sudah berada di meja kerjanya, lalu ia bersiap-siap untuk pulang.
"Terima kasih sayang, kamu sudah membantu kesulitan ku." ucap Evan ketika mereka bersiap-siap untuk pulang.
"Aku harap kamu bisa tepat waktu mengembalikan, sebelum King menyadarinya."
"Tenang saja, aku adalah pemilik perusahaan ini. Aku pasti segera mengembalikannya, apa mau berlanjut di Apartemen ku. Hm ?" ucap Evan.
"Sebentar suamiku menghubungi ku." ucap Gladys, ia menunjukkan layar ponselnya pada Evan, lantas ia menjauhkan badannya dari pelukan Evan.
"Iya sayang, tumben kamu menghubungi ku ?" tanya Gladys pada King ketika baru menjawab panggilannya.
"Lagi di mana ?" tanya King dari seberang telepon.
"Lagi bersama teman ku." sahut Gladys seraya melirik Evan sekilas.
"Bisa ke kantor ku sekarang, mobilku sedang di bengkel." pinta King.
"Bisa aku akan segera ke sana, aku juga sangat merindukanmu." ucap Gladys yang nampak senang.
Melihat perubahan raut wajah Gladys, Evan segera mendekat dan langsung memeluknya dari belakang. "Argghhhh." teriak Gladys ketika Evan menggigit lehernya.
"Kamu kenapa sayang ?" tanya King ketika mendengar teriakan istrinya itu.
"Enggak apa-apa sayang, aku akan segera menjemput mu. Bye." ucap Gladys kemudian menutup panggilannya, ia nampak terengah ketika Evan mengecupi tengkuknya.
"Astaga, untung suami ku nggak curiga." protes Gladys.
"Aku cemburu mendengar kemesraan kalian." ucap Evan.
"Dia suamiku Van dan dia laki-laki yang ku cintai."
"Lalu aku ?"
"Kamu kepuasan ku." sahut Gladys yang seketika membuat Evan nampak muram.
"Baiklah terserah kamu." ucap Evan seraya melepas pelukannya.
"Aku harus segera pergi." Gladys mengecup bibir Evan sekilas setelah itu ia berlalu pergi, meninggalkan Evan yang masih menatap nanar padanya.
"Kamu berhasil mempermainkan hatiku Dis, akupun juga bisa melakukannya." gumam Evan dalam hati.
...******...
"Kalian pulang bersama ?" tanya Aline ketika melihat King dan Gladys berjalan ke arah meja makan.
"Mobilku di bengkel Ma, jadi aku minta Gladys menjemputku." ucap King seraya menatap Putri yang nampak membantu Ibunya menyiapkan makan malamnya.
Gladys yang menyadari suaminya memperhatikan Putri, ia segera bergelayut manja pada lengan kekarnya. "Sayang kita mandi dulu yuk sebelum makan malam, akan ku siapkan air hangat untukmu atau mau ku bantu menggosok punggung mu ?" ucap Gladys dengan mesra.
"Cepatlah kalian mandi, setelah itu kita makan bersama." perintah Aline.
"Baik Ma." sahut King kemudian ia berlalu pergi menaiki anak tangga bersama Gladys.
Putri nampak menghela napasnya, dadanya terasa sesak ketika melihat suaminya itu nampak mesra dengan Gladys. Apakah dia cemburu?
Entahlah saat ini ia masih sulit mendeskripsikan perasaannya, yang ia tahu sejak suaminya itu menemaninya tidur setiap malam. Hatinya selalu berdebar setiap kali beradu pandang dengan laki-laki itu.
Sepertinya ia benar-benar sudah jatuh cinta, lalu akan di bawa kemana cinta ini kalau pada akhirnya harus berpisah. Sepertinya ia harus belajar untuk terluka, karena sudah berani mengambil resiko menyukai milik orang lain.
rugi bandar si king
sudah istri nya diembat uang nya pun di sikat si Evan 👻👻👻👻👻👻