NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 26

“Apa kau sebegitu rindunya dengan ku sampai tidak fokus!” Ara langsung menatap siapa yang berbicara padanya. Sedangkan Evelyn, kerena terlalu terkejut ia spontan membuka mulutnya sampai tidak bisa bersuara.

“Max!” tanpa sadar Ara menyebut nama Max.

“Yes, I’am” Max mengerling pada Ara dan melanjutkan pembagian piagam.

Setelah semua peserta sudah menerima piagam beasiswa, mereka dipersilakan untuk kembali ketempat duduknya masing – masing.

Lalu Max, ia memberikan sambutan beberapa patah kata.

***

Ara masih syok melihat Max ada di depannya.

“Ara kau harus memberiku penjelasan!” Evelyn menatap Ara serius.

“Dialah yang menolong ku waktu itu, dia juga yang memberiku Hp, dia juga yang tadi siang mengirimkan bunga Azalea dan sebuah kalung!” Ara menjawab pertanyaan Evelyn, tetapi tatapan Ara masih terfokus pada Max.

Begitu juga dengan Max, sambil memberikan pidatonya Mata Max hanya tertuju pada Ara. Dan semua ucapan yang Ara ucapkan dapat dengan jelas dipahami oleh Max tanpa ia harus mendengar.

“WHAT!” mereka berempat tanpa sadar langsung berteriak.

Semua yang ada di Aula sontak langsung menatap kepada mereka berlima karena saat mereka berteriak suasana memang sedang hening mendengarkan sambutan yang diberikan Max.

“Ah, sepertinya di sana ada sesuatu yang lebih seru dari apa yang saya sampaikan! Bukan begitu nona!” Max berucap sambil menatap pada Ara.

Mereka berempat Mati kutu dan malu harus menjawab apa. Tapi Ara dengan berani membalas ucapan Max “ Benar sekali yang anda katakan tuan Maximillian! Saya mohon maaf atas kehebohan yang kami perbuat, oleh sebab itu saya akan meninggalkan Aula agar tidak semakin merusak speech anda!” Ara langsung berdiri dan meninggalkan Aula. Ia tidak memperdulikan semua yang ada di dalam Aula termasuk Max. Bucket bunga dan piagam pun ia tinggal di kursi dan tidak ia bawa.

Sedangkan mereka berempat: Evelyn, Clara, Cloe dan Aurel langsung menganga melihat hal yang Ara lakukan!

Ara langsung menjadi topic pembicaraan di dalam Aula.

“Ehm” semua orang lantas terfokus lagi pada Max.

Setelah Max berdehem, ia melanjutkan kata – katanya tanpa melanjutkan komentar untuk apa yang Ara lakukan.

POV Ara

“Kenapa dia harus muncul lagi!” Ara marah dan mengomel sambil berjalan sembarang arah sesuai kemana kakinya melangkah.

“Kita tidak ada status, tapi kenapa ia memberikan perhatian pada ku!”

“Atau ia hanya akan pamer kemesraan bersama Cassandra!”

“Terserah apa yang akan kau lakukan, aku tidak akan percaya lagi!”

“Aku harus memastikan kenapa dia memberiku bunga Azalea juga liontin ini! Ya aku akan bertanya langsung padanya!” tanpa sadar ternyata Ara sudah sampai di tepi danau.

“Hah! Karena terlalu emosi sampai aku tidak sadar jika sudah berada di sini!” Ara kemudian mendudukkan dirinya dan mencelupkan kakinya ke dalam air.

“Aah… menyenangkan!” Ara melupakan tentang Max untuk sejenak dengan bermain air.

Aaauuuuuuuu

“Alpha!” Ara langsung menoleh ke arah sumber suara.

Mata Ara langsung berbinar melihat kedatangan Alpha. Begitu Alpha mendekat, Ara langsung memeluk Alpha.

“Ku kira kau menghilang Alpha…. Hiks… hiks…” Ara menangis lagi

Aawuuuwuuuuu

Seperti memahami perasaan Ara, Alpha menggosokkan pipinya dengan pipi Ara.

“Thankyou boy! Dimana Corvus?”

Aauuu… Alpha mengaum rendah, seolah mengatakan ia tidak tahu.

“Ya sudah! Kita bersenang -  senang saja berdua!” gumam Ara pada pada Alpha karena Corvus tak kunjung muncul.

*

Setelah acara selesai, semua siswa kembali ke kamar mereka masing – masing termasuk ke empat teman Ara.

“Madam Jasmine, malam ini saya akan membawa Ara!” ucap Max saat sudah berada di ruangan Madam Jasmine.

“Mohon maaf tuan Maximillian, tetapi besok Ara sudah di jemput oleh ayahnya. Jadi__”

“Saya tidak meminta izin tapi memberi tahu! Dan untuk masalah penjemputan, anda bisa katakan yang sebenarnya jika Ara pergi bersama saya!”…”Panggilkan Ara kemari sekarang juga!” ucapan Jasmine terpotong oleh ucapan Max yang sangat mutlak.

Melalui panggilan telepon, Madam Jasmine menghubungi Madam Silvi untuk menyuruh Ara ke ruangannya sekarang juga.

Kriiiing…

“Madam, Ara tidak ada di kamarnya, teman – temannya juga tidak tahu dimana keberadaan Ara.”

Max mendengar apa yang dikatakan di dalam panggilan itu, ia pun langsung berdiri dan keluar dari ruangan Madam Jasmine.

“Leonid, lacak dimana keberadaan Ara!” Max langsung menghubungi Leonid. Dan Leonid yang memang sudah siaga, tanpa menunggu lama langsung menerima perintah dari Max.

“Wait!” jawab Leonid. “Ia berada di dalam kamarnya”

“Tunjukkan kemana jalurnya!” Leonid lantas menunjukkan arah kamar Ara dari tempat Max berada saat ini.

“Lurus ikuti jalur di depan mu, 10 meter dari tempat mu belok ke kanan, ikuti jalur itu saja, kamar Ara ada di pintu nomor 5 di sebelah kanan mu!”

“Ok!” setelah mengikuti jalur yang Leonid tunjukkan, sampailah Max di depan kamar Ara.

Tok!

Tok!

Tok!

“Sebentar!” terdengar jawaban dari dalam kamar, tapi itu buka suara Ara.

Ceklek!

“Ada ap___” ucapan Cloe terpotong karena kaget dan terpesona akan ketampanan Max

“Ara ada di dalam?” tanya Max

Cloe tidak menyahuti ucapan Max, ia masih melamun.

“Siapa Clo?” Evelyn menyusul Cloe yang berdiri di depan pintu.

“Hah! Tu tuan Maximillian!” Evelyn terbata melihat wajah Max yang tampak serius dan tajam.

“Ara ada di dalam?” ulang Max

“Ti.. tidak ada tuan! Semenjak kami kembali dari Aula, Ara tidak ada di dalam kamar!” jawab Evelyn bergetar.

“Kau tidak berbohong!” ucap Max lagi dengan nada yang lebih tegas dari sebelumnya.

“Anda boleh memeriksa jika menganggap kami berbohong!” Aurel ikut andil bicara karena jengkel akan sikap Max yang suka menggantung perasaan Ara.

Evelyn langsung mundur dan tak lupa menarik Cloe juga.

Max langsung masuk. “Disana tempat tidur dan lemari Ara!” tunjukkan Aurel dengan nada angkuh

“Tidak ada kan! Pintu sudah terbuka lebar di depan sana!” sindir Aurel dengan berani setelah Max selesai mencari Ara namun tidak menemukan keberadaan Ara dimana pun di dalam kamar ini.

Tanpa perlu menjawab ucapan seorang bocah, Max langsung keluar dari kamar mereka. Saat tadi Max  membuka lemari Ara, ia menemukan kalung yang ia berikan masih tersimpan rapi di dalam tempatnya.

“Lacak setiap CCTV di sekolah ini Leonid! siapa tahu Ara terpantau di dalamnya.” Max memberikan perintah pada Leonid lagi.

“Baiklah.” Leonid langsung membobol CCTV yang ada di AWI.

Lumayan cukup lama Leonid dapat menemukan keberadaan Ara. “Boss, ia terpantau memasuki hutan yang ada di belakang taman sekolah!” menyadari hari sudah malam, Max langsung bergegas masuk ke dalam hutan. Ia sedikit khawatir jika Ara sampai di terkam dua binatang perliharaannya itu.

Dan tanpa Max sadari, tadi saat Max keluar dari kamar mereka sebenarnya Ara sudah berada di dalam Asrama. Namun ia bersembunyi karena malas harus bertemu dengan Max.

Ceklek!

“Hah Raaa…. Kau membuat ku jantungan saja!” ucap Evelyn “Tadi tuan Maximillian men__”

“Aku tahu! Tetapi aku malas menemuinya!” jawab Ara sambil berjalan menuju tempat tidurnya.

“Aku setuju dengan tindakanmu Ra! Biar tahu rasa dan tidak semena – mena dengan perempuan.” Aurel mengacungkan jempolnya menyetujui apa yang Ara lakukan.

“Sudah – sudah ayo tidur! aku sudah tidak sabar ingin pulang dan menjauh darinya!” Ara langsung memposisikan tidurnya.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!