NovelToon NovelToon
CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.

Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?

Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?

Gawat!

Beberapa orang merasa terancam!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Tamu VVIP

Selama 1 minggu penuh, Agatha dan putrinya begitu sibuk di hotel menyambut satu persatu tamu yang hadir sebagai tamu VVIP yang akan menghadiri acara keluarga Johar.

Dengan kesibukan itu, Agatha dan putrinya melupakan insiden pembunuhan yang melibatkan Anggun. Lagipula tidak ada yang perlu mereka khawatirkan tentang insiden itu karena polisi mengalami jalan buntu dalam menangkap pelaku kejahatan.

Pembunuh bayaran profesional memang bisa diandalkan!

Sampai hari H acara keluarga Johar tiba, Agatha bersama putrinya selesai berpenampilan rapi dengan bantuan MUA artis yang khusus mereka bayar demi tampil luar biasa di acara keluarga Johar.

"Kenapa Bryan belum datang?" Tanya Agatha pada putrinya setelah mereka sudah selesai bersiap-siap dan sekarang tinggal menunggu berangkat saja.

"Sebentar lagi tiba," kata Berlin sambil bermain ponsel, tampak cuek saja.

Agatha tak berkata apapun lagi hingga akhirnya mereka di jemput Bryan dan berangkat ke tempat acara yang diadakan di stadion sepak bola internasional di kota mereka.

Ketiga orang itu melangkah ke tempat pendaftaran tamu dengan penuh percaya diri dan menyerahkan kartu undangan hotel keluarga Baraya.

"Perwakilan dari hotel Baraya?" Sang petugas kembali memastikan identitas ketiga orang di sana.

"Benar," jawab Agatha dengan bangga bersamaan dengan Anggun yang baru saja tiba dan bergabung dengan ketiga orang di sana sana, berdiri di belakang Berlin dan Bryan.

"Ada 4 orang?" Tanya sang petugas.

Agatha menoleh ke belakang dan melihat Anggun berdiri di belakang Berlin dan Bryan.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Mata Agatha menjadi sinis, "kau pikir kau bisa menggunakan undangan hotel untuk masuk ke acara keluarga Johar?" Ucap Agatha dengan nada suara mengejek.

"Itu benar," Berlin ikut menatap sinis Anggun, merasa bangga, "kau tidak akan menjadi bagian dari kami. Kembalilah sekarang sebelum kau dipermalukan!" Tegas Berlin.

"Memangnya siapa juga yang mau bergabung dengan kalian?" Anggun merasa begitu lucu dengan kepercayaan diri Agatha dan putrinya, memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, dua orang itu memiliki sifat yang sama persis.

"Heh!" Berlin kesal, "kalau bukan dengan kami, Apa kau bisa masuk ke dalam? Memangnya kau punya undangan?" Kata Berlin menatap Anggun dengan penuh penghinaan, tetapi ketika Berlin menangkap ekspresi tidak nyaman Bryan, Berlin langsung menghela nafas, "Kak Bryan, aku dan ibu hanya tidak ingin hotel mendapat masalah jika Kak Anggun ikut. Kau tahu sendiri bagaimana temperamennya, dia bisa mengacaukan segalanya." Ucap Berlin.

Agatha mengangguk, "Berlin benar, kami hanya tidak ingin hotel mendapat masalah dan membuat segala usaha yang dikeluarkan selama ini menjadi sia-sia," ucap Agatha.

Anggun merasa geli dengan kelakuan dua orang di sana, "tenang saja, aku memang tak mau ikut dengan kalian," kata Anggun mengejutkan 3 orang di sana.

"Apa maksudmu? Memangnya jika bukan menggunakan undangan hotel, undangan mana lagi yang akan kau pakai? Seperti orang penting saja yang akan mendapat undangan pribadi dari keluar ke johar," ejek Agatha tak lagi menahan diri di hadapan calon menantu nya.

"Yang dikatakan ibu benar," Bryan angkat suara," sebaiknya kali ini kau kembali saja. Ini demi kenyamanan kita semua dan menjaga nama baik hotel yang selama ini dibangun dengan susah payah oleh kedua orang tuamu."

"Ck,," Anggun merasa lucu dengan ucapan mantan tunangannya, "kalian tahu juga ya kalau hotel itu dibangun oleh orang tuaku. Tapi tentunya ayah dan ibu ku tak membangun nya untuk kalian di nikmati!" Tegas Anggun lalu dengan wajah datar menarik undangan miliknya dari dalam tas dan menyerahkan nya pada petugas yang sedari tadi terdiam menonton perseteruan dalam keluarga.

Sang petugas terkejut melihat undangan tersebut, "no,, nona, saya sungguh minta maaf. Saya tidak tahu kalau nona adalah tamu VVIP," kata sang petugas merasa bersalah dan sekaligus cemas dia mungkin akan mendapat masalah kalau Anggun sampai melaporkannya.

Awalnya petugas itu diam saja melihat ketiga orang itu menggertak Anggun karena pikirnya Anggun memang tak punya tempat untuk berada di sana, tapi ternyata Anggun malah salah satu tamu VVIP.

"Apa?!" Agatha melongo.

Anggun punya undangan?

Bahkan dia adalah tamu VVIP?

"Itu tidak mungkin!" Berlin tak percaya Anggun bisa menjadi tamu VVIP, "pasti ada kesalahan disini! Mungkin saja itu undangan palsu!" Tegas Berlin.

"Iya, tolong periksa kembali undangannya," kata Agatha yang sampai mati pun tidak akan percaya bahwa Anggun bisa mendapatkan undangan dari keluarga Johar, apalagi itu adalah undangan untuk tamu VVIP.

"Fu fu fu...." Anggun tertawa geli melihat reaksi ibu dan anak di depannya, "bisakah tolong berhenti berbicara dan berikan jalan untuk tamu VVIP?" Kata Anggun dibarengi sebuah senyuman indah di wajahnya membuat wajah Agatha dan Berlin bahkan brayan menjadi memerah karena malu.

"Tentu saja Nona, silahkan lewat sini," kata sang petugas sambil menyerahkan kembali undangan milik Anggun.

Tetapi ketika petugas itu hendak pergi untuk mengantar Anggun, pada saat itu juga lengannya ditahan oleh Berlin, "kau belum mengecek keaslian undangan itu!" Tegas Berlin yang sampai kiamat pun tak akan percaya Anggun benar-benar mendapatkan undangan VVIP dari keluarga johar.

"Nona, tolong jangan membuat pekerjaan saya menjadi lebih sulit lagi, undangan dona Anggun ini benar-benar asli!" Tegas sang petugas sambil memperlihatkan hasil scan QR pada undangan milik Anggun.

Berlin terdiam dengan mulut ternganga setelah mendengar ucapan petugas itu, dia mengepal kuat tangannya saat melihat Anggun tersenyum mengejek kepadanya sebelum melangkah pergi meninggalkan mereka.

"Bagaimana bisa Anggun mendapatkan undangan VVIP?" Bryan berbicara dengan penuh keheranan.

"Apa dia menjual diri demi mendapatkannya?" Ucap Berlin.

"Benar, dia pasti melakukannya! Hanya itu kemampuan yang ia miliki untuk mendapatkan undangan VVIP keluarga Johar. Untunglah putriku bukan orang yang akan melakukan hal hina seperti itu, pada saatnya nanti Anggun akan mendapat ganjarannya," ucap Agatha.

Maka ke-3 orang itu memasuki tempat acara, stadion sepak bola telah di sulap menjadi tempat pesta yang megah.

Para tamu VVIP ditempatkan di bagian depan dengan kursi yang lebih mewah dari tamu biasa.

Ketika Berlin melihat Anggun duduk di sana bersama seorang perempuan yang merupakan seorang aktivis muda terkenal, Berlin merasa sangat kesal.

"Kita duduk dimana Bu?" Tanya Berlin kemudian.

"Sepertinya disana," kata Agatha menunjuk meja yang memiliki kode sesuai pada kode undangan hotel mereka.

Berlin menghela nafas saat melihat tempat duduk mereka ternyata berada paling belakang, berbanding terbalik dengan tempat Anggun duduk.

Sungguh keadaan yang tak dapat di terima.

"Ayo," kata Bryan menuntun Berlin ke tempat duduk mereka.

Begitu duduk, mata Berlin terus tertuju pada Anggun, 'ck, meski kau duduk di VVIP, tapi kebanyakan yang duduk di meja itu adalah orang asing, mana bisa kau bicara dengan mereka kalau bahasa Inggris saja tak bisa. Hanya mempermalukan diri sendiri saja,' ejek Berlin dalam hati, berusaha mencari pembelaan untuk dirinya sendiri.

Sementara Bryan yang duduk di kursinya, Keningnya terus berkerut selama acara berlangsung, entah kenapa saat ini dia mulai meragukan keputusannya untuk memilih bertunangan dengan Berlin.

"Tidak usah pikirkan Anggun, sekarang yang perlu kalian perhatikan adalah orang-orang yang bisa menguntungkan kita dan pikirkan cara untuk mendekatinya," ucap Agatha saat melihat dua Berlin dan Bryan tampak tidak nyaman.

"Baik, Bu," ucap Bryan melihat sekitarnya dan menargetkan beberapa orang untuk didekati.

Tapi tentu saja dia tidak bisa menargetkan orang-orang di kursi VVIP karena pasti sulit untuk bergabung dengan mereka.

Seandainya dia juga tamu VVIP maka....

1
Soraya
lanjut thor
Safitra
rasain kamu regina
Safitra
lanjut kak
Soraya
lanjut
kaylla salsabella
mampus deh lo Regina🤣🤣
kaylla salsabella
lanjut thor
Safitra
anggun knpa diem bae si
Narti Narti
ih bikin kesel aja si anggun masa d hina gitu tetap diam
Allea
knp si anggun ga bales sih meneng bae 😑
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Anindita keisha
lnjut thor
Safitra
lanjut kak
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Safitra
lanjut kak thor
Safitra
lanjut kak
Teteh
lanjut
Dwi Setyaningrum
yaelah knp ga kerjasama dg polisi sih pura2 mati biar bisa usut tuh siapa yg membunuhnya🤪
Allea
dh tau pernah mati knp ga belajar beladiri kaya novel2 laen 🤣
Anindita keisha
ya ampun harni. kok si anggun gak bisa beladiri sih
kaylla salsabella
kasihan harni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!