NovelToon NovelToon
Dihamili Musuh Abangku

Dihamili Musuh Abangku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Bara tak menyangka bahwa ią menghabiskan malam penuh gelora dengan Alina, yang ternyata adalah adik kandung dari musuhnya di zaman kuliah.

"Siaap yang menghamili mu?" Tanya Adrian, sang kakak dengan mulai mengetatkan rahangnya tanda ia marah.

"Aku tidak tahu, tapi orang itu teman kak Adrian."

"Dia bukan temanku, tapi musuhku." cetus Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilih Gaun

Di butik yang letaknya di mall terbesar itulah Bram masih menatap Mannequin yang mengenakan gaun berwarna biru laut, modelnya begitu simpel namun berkesan sangat mewah dengan banyaknya berlian berkilauan.

"Ini sangat cocok untuk Alina." Seru Bram tiba-tiba.

"Bram cukup sepertinya kamu harus carikan istrimu gaun terlebih dahulu, bukankah begitu sayang?" Tukas Lisa meminta persetujuan pada suaminya.

"Benar kata ibumu Bram, carikan Naura gaun dulu saja." Jawab Robert.

Bram pun menghela nafasnya secara kasar, ia sebenarnya malas untuk mengajak Naura karena baginya istrinya itu selalu saja merepotkan baginya.

Terlebih lagi Bram malas memilihkan gaun untuk Naura, berusaha menolak pun tidak mungkin.

"Reyna tolong pilihan gaun yang pas untuk menantuku." Ucap Lisa.

Naura terlihat senang ketika ia mendapatkan perhatian dari Lisa, wanita hamil muda itu terlihat mendekati ibu mertuanya.

Reyna memandang istri Bram dari atas hingga kebawah, lalu ia berjalan mendekati Naura.

"Kamu menyukai warna apa? Dan model seperti apa?" Tanya Reyna.

"Aku suka warna-warni terang, dan berani. Juga yang terlihat glamor." Jawab Naura.

"Carikan yang paling mahal." Lanjut Lisa yang ingin melihat menantunya perfect di mata para yang hadir nanti.

Terlebih lagi menjadi suatu kebanggan dihadapan kedua orang tua Naura bahwa ia memperlakukan Naura sangat baik, dan meragukan nya di dalam kediaman Robert.

"Baiklah akan aku carikan yang sempurna, kau tenang saja. Terlebih lagi menantu kamu sangat cantik, aku yakin ia akan tampil menjadi pusat perhatian." Puji Reyna sang designer handal.

Mendapatkan pujian dari teman baik ibu mertuanya membuat Naura bangga, ia telah membayangkan apa yang dikatakan oleh Reyna tadi. Bahwa saat nanti di pesta anniversary perusahaan ia akan menjadi bintangnya dan memakai pusat perhatian banyak orang.

Naura membayangkan saja sudah begitu bersemangat ingin segera hari itu tiba.

Reyna melihat menunjukkan stock pakaian pesta yang masih tersedia di etalase, dan ia memperlihatkan nya pada Naura dan Lisa. Katalog itu ia berikan pada keduanya, dan Naura merasa tertarik bahkan bingung akan memilih pakaian yang mana.

Karena semua gaun sangat bagus hingga Naura tertarik dengan gaun berwarna merah maroon menggoda dengan belahan sedikit rendah.

"Aku mau ini, ya ini saja. Naura suka model nya." Seru Naura menunjuk pada katalog majalah yang tadi disodorkan oleh Reyna.

"Ini bagus sayang, ibu juga suka. Kamu pasti cantik mengenakannya." Ujar Lisa menimpali.

"Pilihan kamu sangat tepat dan berkelas Naura, ini memang gaun paling mahal dan glamor. Dan sangat cocok dan pas dibasan kamu." Imbuh Reyna.

"Ya kami ambil itu saja, gimana sayang?" Kini Lisa meminta pendapat suaminya.

"Terserah kalian saja, pilihkan satu untuk Alina juga." Tukas Robert.

Bram yang mendengar itu segera berdiri dari tempatnya, lalu ia berjalan cepat mengambil satu gaun indah yang classic namun terkesan cantik dan sederhana. Terlebih jika dipakai oleh Alina.

"Ini saja, gaun ini pas dipakai Alina. Warnanya juga bagus, kesukaan Alina." Ucap Bara memperlihatkan gaun itu pada ayahnya.

Robert sekejap menatap gaun sederhana nan cantik itu, sebelumnya ia mengernyit heran karena ia merasa Bram mengerti seluk beluk semua tentang kesukaan Alina. Dan itu membuatnya curiga, namun mengapa seakan semua menutupi?

"Ayah, bagaimana?" Tanya Bram tak sabaran.

Robert terpekik, namun ia berusaha bersikap wajar sampai ia mencari tahu akan semuanya.

"Terserah kamu saja, tapi lebih baik biarkan Alina memiliki gaun yang sama dengan Naura. Bolehkan Naura?" Kini Robert pun mengalihkan pandangannya pada menantunya.

"Ehmm itu.....terserah ayah saja." Jawab Naura resah, ia tidak suka sebenarnya dengan permintaan ayah mertuanya.

Bukannya apa, Naura malas harus kembaran gaun dengan mantan pacar suaminya. Walaupun kini Alina telah bersama Bara, namun ia tahu bahwa pernikahan mereka berdua karena kondisi Alina yang tengah mengandung.

Sama dengan posisinya saat ini, dimana suaminya terpaksa harus bertanggung jawab padanya karena kehamilannya juga.

"Ayah Alina itu tidak suka warna mencolok, dia menyukai warna pastel dan tidak terlalu ketat, tidak seperti wanita yang kerap memperlihatkan tubuhnya secara gampangan."

"Bram jaga bicara kamu." Bentak sang ibu tak terima menantunya disindir.

Naura tahu bahwa sang suami saat ini sengaja menyindirnya, karena sifatnya yang gampangan ia sampai nekad menjebak Bram supaya bisa ia dapatkan.

Lisa pun tahu Bram tidak hanya menyindir Naura, sang putra seolah juga menyindir dirinya yang ikut andil dalam rencana Naura untuk menjebak puteranya sendiri.

"Ternyata kamu cukup tahu banyak mengenai Alina, bahkan Bara belum tentu semua mengenai istrinya." Hardik Robert.

Bram terlihat kesusahan menjawab, ia hanya menunduk lalu ia berdehem.

"Maaf Bram hanya menerka saja." Jawab pria itu yang sudah memicu rasa penasaran pada ayahnya.

Reyna bisa menangkap situasi tegang diantara mereka, ia pun tak mengerti maksud yang mereka bicarakan.

"Alina.....? Siapa dia? Mengapa seheboh ini?" Batin Reyna dengan menggelengkan kepalanya.

Robert mendesahkan nafasnya, lalu ia berdiri disamping Bram.

"Ya sudah ambil gaun ini untuk Alina."

Bram pun terlihat senang karena pendapatnya disetujui oleh Robert. Hingga akhirnya Robert membayar semua tagihan pembelian tiga gaun, dan tiga tuxedo intuk Robert, Bara dan Bram.

Lisa pun pamit kepada sobatnya, lalu mereka menyempatkan diri untuk mengantar Bram membeli buku-buku materi tugas akhir yang ia ambil.

Naura dan yang lainnya menunggu Bram yang memilih-milih buku di cofee shop terdekat. Bram membeli banyak buku-buku untuk penunjang tugas akhirnya.

Tak lupa ia juga membeli beberapa buku untuk Alina, terutama buku-buku materi kuliah dan buku bacaan seperti novel kesukaan Alina.

Bram keluar dari toko buku dengan membawa kantung besar yang berisi banyak buku, lalu ia menyusul keluarga nya ke coffee shop.

Sore harinya mereka pulang dan sampai rumah menjelang Maghrib, ketika mereka sampai dirumah ternyata Bara telah pulang dari memeriksakan Alina ke dokter kandungan.

Bara terlihat duduk disamping Alina mereka terlihat mengamati foto hasil USG milik Alina, bahkan mereka meminta di cetak dua yang masing-masing saat ini Alina dan Bara memilikinya.

"Kamu sudah pulang Bara?"

"Sudah ayah, terima kasih sudah daftarkan Alina ke dokter kandungan." Tukas Bara.

"Iya Bara, katakan saja jika kamu ingin USG kapan saja, nanti akan ayah jadwalkan lagi."

"Oke ayah, tentu saja." Jawab Bara dengan kemudian ia menatap sejenak pada Bram.

Sungguh Bara hanya ingin melihat ekspresi di wajah Bram, adik tirinya itu.

Bara memang meminta Robert untuk schedule Alina ke dokter kandungan, karena ia cemas setelah Alina pingsan dirumah makan itu.

Lagi-lagi Naura kepanasan, ia bahkan belum pernah sekalipun pergi keodkter kandungan, terlebih pergnya bersama suaminya. Bram sangat acuh dan bahkan tidak memperdulikan anak dalam rahimnya.

Berbeda 180 derajat dengan Bara yang cenderung perhatian, sungguh Naura semakin iri dan membenci Alina.

"Sayang kapan kita akan melihat anak kita." Kini Naura terlihat manja mendekat pada Bram dengan mengapit lengan suaminya.

"Bram sepertinya kamu juga harus periksakan kandungan Naura, ibu ingin tahu kondisi anak kalian." Imbuh Lisa yang seolah perintahnya membuat Bram tersedak.

"Aku akhir-akhir ini sibuk dengan kuliah dan tugas akhirku, lebih baik kamu pergi saja sama ibuku." Jawab Bram pad Naura, tanpa ia mau menatap ibunya yang kini sudah terlihat ingin memarahi Bram.

Terlebih lagi Bram mengenyahkan tangan istrinya pada lengannya, ia merasa risih berdekatan dengan istrinya itu.

Naura terlihat merengut dengan bibir yang mengerucut karena kekesalannya. Naura bagai sosok yang tidak diharapkan oleh suaminya, Bram seperti menginjak-injak harga dirinya didepan Alina. Tanpa sadar tangannya telah terkepal penuh.

"Bram sesibuk itulah kamu mengantarkan istrimu?" Sindir Lisa mulai ingin berperang dengan puteranya.

"Ya...." Jawab Bram singkat.

Bara terlihat mendekati Robert dan memberikan sesuatu pada ayahnya.

"Ini foto hasil USG cucumu, lucu kan?" Ucap Bara.

Robert pun mengambil foto itu dan ia lihat gambar USG 4 dimensi yang jelas, namun itu masih belum jelas terlihat bentuknya.

"Kenapa kecil sekali?" Protes Robert.

"Tentu saja karena kata dokter masih muda kandungan Alina, iya kan sweety?" Tatapan Bara kini beralih pada Alina yang ada disampingnya.

"Iya ayah." Jawab Alina.

Bram terlihat kesal ketika pria berstatus kakak tiri sekaligus suami Alina itu memangil mantan kekasihnya dengan sebutan "sweety"

Rasanya ia tak terima, dulu ia selalu memangil Alina dengan panggilan sayang, kini ia tak lagi bisa mengucapkannya.

Bram hanya bisa diam tanpa mau menimpali, ia memilih untuk pergi dari tempat itu dengan perasaan terbakar api kecemburuan. Naura hanya menatap punggung suaminya, ia pun ikut menyusul Bram ke dalam kamar.

Di dalam kamar terlihat Bram kesal dan membanting vas bunga yang ada dikamarnya. Suara pecahan itu terdengar jelas ketika Naura baru sampai pada pintu kamar mereka.

Di dalam kamar milik Bara dan Alina yang baru saja sampai dikamarnya, terdengar bunyi ketukan pintu. Bara pun membuka pintu kamarnya. Ternyata di depan pintu telah ada ayahnya dengan membawa banyak kantung belanjaan.

Bara menatap banyaknya tentengan yang dibawa Robert, hingga ia kemudian menyuruh ayahnya masuk.

"Maaf jika ayah mengganggu waktu tidur kalian."

"Tidak apa apa ayah, lagi pula Alina juga belum tidur. Ada apa ya?" Tanya Alina ramah.

"Itu apa ayah?" Tanya Bara menunjuk pada tas bawaan ayahnya.

"Oh ini beberapa keperluan kamu, ada baju-baju dan yang lainnya. Buku-buku juga ada. Nanti kamu lihat saja sendiri." Tukas Robert.

Bara langsung meraih banyaknya paper lag dan kantung plastik itu dari tangan ayahnya. Alina minat beberapa baju santai dan baju pergi-pergi yang sangat bagus sekali modelnya.

"Ini buat Alina semua ya ayah?" Tanya Alina.

"Iya buat kamu, supaya kamu tidak perlu pulang pergi kerumah kakakmu hanya untuk mengambil pakaian."

"Terima kasih ayah, tapi ini banyak sekali pakaiannya."

"Tidak apa, oiya ada gaun juga untuk kamu. Pakai ya untuk anniversary perusahaan 3 hari lagi."  Tukas Robert kembali.

Alina mengeluarkan gaun cantik itu, dan ia sangat terpana dengan hasil rancangan nya. Begitu sederhana tapi terlihat elegan dan mahal tentunya.

"Iya ayah pasti akan Alina pakai."

Robert terlihat senang, namun tidak dengan Bara yang mencurigai sesuatu.

"Siapa yang memilih gaun dan baju-baju Alina? Setahu Bara tidak ada yang tahu ukuran Alina kan?" Tanya Bara seolah itu adalah pertanyaan yang mengharuskan adanya jawaban.

Gleg...

Robert sedikit kesusahan menelan saliva nya, hingga akhirnya ia harus berbohong di depan anak kandungnya.

"Itu yang pilihkan Naura, dia kan teman sekelas kamu kan dikampus? Semua ini dia yang pilihan." Jawab Robert ragu.

"Begitu ya, terima kasih ayah. Nanti aku akan terima kasih padanya." Jawab Alina yang kini merasa ada yang ditutupi dari ayah mertuanya.

Sejak kapan Naura begitu baik memilihkan pakaian untuknya, sangat tidak mungkin. Batin Alina.

1
Yuni Songolass
kyok.e naura ki wes gendeng bojone pisan kalo sampe alina. keguguran naura jga harus gugur janinnya jga besrta dia juga
dindaaurora: itulah cinta, membutakan segalanya 😁
total 1 replies
اختی وحی
kalimat ny salah thor, harusnya bukan semalam. tpi malam itu.. krn kejadian ny sudah sebulan lalu
dindaaurora: ok nanti saya cek lagi kak
total 1 replies
vita
suka sm jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!