~ Zhivana Khoirun Nisa ~
Seorang gadis bercadar yang mengalami kecelakaan tragis, harus kehilangan penglihatannya. Belum lagi kabar duka kalau kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan itu.
Hingga suatu hari, tanpa diduga teman masa kecilnya yang dua tahun lebih muda dari zhivana akan menikahinya secara mendadak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewiprnmsi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
"Kadangkala tangan ini sangat iri dengan hati, karena seluruh hati ini bisa memelukmu dengan cinta, tapi tidak dengan tanganku, yang tak mampu memegang dan memeluk tubuhmu."
~ Seina Kazumi ~
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Seorang pria tampan memakai switter berlengan panjang dipadukan dengan celana jeans hitam panjang, sepatu snekers putih yang ia kenakan sangat mendominasi, terlihat keren dan tampan. Langkah kakinya yang lebar berjalan menelusuri lorong kampus.
Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Tapi, pria itu tidak peduli. Semilir angin di musim semi sangat mendominasi suasana kampus, banyak para mahasiswa yang berlalu lalang di sekitar dirinya. Terus melangkah dan kini sampai lah di depan sebuah kantin yang sangat luas. Banyak mahasiswa yang tengah makan siang disana.
"lihat pria tampan itu." Ucap seorang wanita berkulit putih yang memiliki bola mata biru tengah melihat ke arah pria yang tengah duduk sendiri.
"Itu Arrsyad pangeran universitas kami." Ucap si teman wanita bermata biru.
Ya, itu adalah arrsyad pria yang baru saja tiba di kantin dan langsung mendudukan dirinya di kursi. Arrsyad samar-samar bisa mendengar pembicaraan para wanita itu. Arrsyad cuek saja dia tidak peduli lagi pula dia tidak mengenalnya.
"pangeran kampus bolehkah saya duduk di sini.,"
Tiba-tiba seina datang dengan membawa satu nampan yang berisi makan siangnya.
Arrsyad tidak menanggapi seina, ia diam saja dengan memasang wajah datar.
"Merepotkan. Wanita gila ini datang lagi." Batin arrsyad.
Seina yang tidak mendapat jawaban dari arrsyad ia langsung duduk saja di depan arrsyad hanya meja panjang yang menjadi menyekat jarak diantara mereka.
"Why, kamu tidak makan." Ucap seina dengan sambil mengunyah makan siangnya.
"Tiba-tiba saja selera makan siang ku hilang"
Seina menelan makanan nya, lalu menatap arrsyad bingung. Apa karena dirinya duduk di sini selera makan arrsyad hilang.
"Apa karena, aku."
"Itu kau tau."
Seina memasukan lagi makanan ke dalam mulut lalu mengunyah dengan bibir tersenyum.
"Bicaramu itu sangat pedas"
"Haruskah aku membelikan mu penutup telinga? Ya. aku kasihan saja karna mulutku yang pedas ini bisa-bisa membakar gendang telinga mu, itu."
Seina meletakkan sendoknya, lalu mengeser nampan itu ke depan agar sedikit menjauh dari hadapannya, penglihatan seina sulit diartikan saat menatap arrsyad.
"Kenapa kau selalu saja dingin kepada ku? Kenapa bicaramu selalu saja kasar terhadap diriku? Selama ini aku selalu baik pada mu, tapi kamu arrsyad kau terlalu kejam" Ucap seina dengan penuh penekanan.
"Aku memang tipe seperti ini, jika kamu merasa tidak nyaman, kenapa kamu malah menjadi penguntitku?"
"Ka-karena aku menyukaimu arrsyad."
Seina menunduk, tangannya mencengkeram kuat baju dress yang dipakai.
"Maaf seina, sampai kapanpun aku tidak bisa membalas perasaanmu itu"
Seina menatap kedua mata arrsyad. Benar sorot mata arrsyad menunjukkan bahwa ucapannya tadi adalah sebuah ke benaran tapi bagi seina apa yang diucapkan arrsyad itu adalah sebuah hantaman bagi seina sendiri.
Sakit? Ya, ini sangat sakit
Seina menahan rasa sakit itu, ini baru permulaan, ia tidak boleh menyerah ia harus terus berjuang untuk mendapatkan balasan cinta dari arrsyad. Masa kuliah masih lama berarti kesempatan untuk bisa bersama arrsyad masih panjang.
"Sabar seina tarik napas dulu jangan terbawa emosi itu tidak baik kalau dipandang arrsyad." Batin seina.
"Baiklah, aku terima itu tapi bisakah kita berteman seperti pada umumnya. Kita memang berteman tapi pertemanan kita itu berbeda dengan versi biasanya"
"Memangnya harus bagaimana?"
"Kita tidak terbuka bukankah berteman itu harus saling terbuka, maksudnya kalau kita ada masalah atau apapun itu kita harus saling bercerita. Kita jarang bersama malah tidak pernah sekedar nongkrong di cafe"
"Aku tidak tertarik dengan pertemanan semacam itu"
"Menurut versimu kau ingin pertemanan yang, bagaimana?"
"Tidak ada"
"Hah"
Ganti topik arrsyad kalau sudah begini suka pergi tiba-tiba. Ah, seina ingat waktu diantar pulang seina sempat menanyakan perihal pernah pacaran atau tidak pada arrsyad tapi arrsyad belum menjawabnya.
"Arrsyad"
"Ya"
"Waktu kau mengatar aku pulang kau tidak menjawab pertanyaan dariku"
"Yang mana."
Ah, lihatlah wajah yang bingung itu sangat polos dan terlihat imut.
"Ohh arrsyad lama-lama aku bisa ngangguan jantung karena terlalu berlebihan memandang wajahmu yang imut itu." Batin seina.
"Yang mana." Tanya arrsyad kembali saat melihat seina malah diam saja.
"Eh, itu yang waktu aku menanyakan kau pernah pacaran apa tidak? Dan kau menjawab tidak pernah. Saat aku tanya kenapa kau malah tidak menjawabnya"
"Itu privasi"
"Begitu, ya."
Seina diam begitu pula dengan arrsyad padahal suasana yang tadi nya sempat memanas akibat ucapan pedas arrsyad sudah mulai mereda tapi sekarang malah canggung, seina nampak berpikir keras alisnya berkerut, seina ingin berbicara lebih lama lagi dengan arrsyad. Tapi topik nya sudah habis bibirnya terasa kelu sulit untuk berbicara.
Arrsyad yang melihat seina seperti sedang berpikir keras membuat dirinya tersenyum. Bagaimana tidak seina sangat lucu dengan ekspresi yang seperti itu.
Seina melihat dirinya tersenyum. Arrsyad langsung cepat-cepat mengembalikan ekspresi nya seperti semula yaitu datar dan dingin.
Seina mengerjapkan kedua matanya. Apa tadi arrsyad tersenyum?
Ia tidak salah lihat, kan?
Seina tidak mungkin salah lihat matanya tidak mungkin ngangguan, tidak rabun pula, kecuali jantungnya yang sudah terganggu akibat ketampanan arrsyad.
Eh itu tadi?, apa aku tidak salah lihat arrsyad tadi tersenyum, untuk pertama kalinya aku melihat arrsyad tersenyum. Batin seina
Seina masih bingung ia harus bicara bagaimana, ayolah berpikir jangan sampai kehabisan kata-kata. Oh lihatlah wajah tampan yang dingin itu sangatlah mengoda seperti minta disentuh, diraba, dibelai, diusap. Apalagi, saat tadi tersenyum membuat diri seina seperti akan meleleh.
Deg
Suara debaran hati seina terdengar begiku keras. seina menunduk menyembunyikan rasa malunya sendiri.
"Tolong, siapapun tolong aku bawa pergi aku sejauh mungkin, debaran jantungku begitu keras aku takut arrsyad mendengarnya." Batin seina.
Arrsyad mengerjitkan dahinya, melihat seina yang seperti orang sedang salah tingkah.
Arrsyad hanya tersenyum tapi mampu membuat seina berdebar-debar dengan keras. Seina salah tingkah sendiri rasanya ia ingin pergi saja ke tempat yang jauh agar arrsyad tidak bisa melihat dirinya.
"Seina"
Deg
"Untuk pertama kalinya arrsyad menyebut namaku." Batin seina.
"Eh, iya." Ucap seina yang jadi gelagapan sendiri.
"Maaf atas ucapanku."
Seina langsung mendonggakan wajahnya agar bisa menatap arrsyad, apa dia tidak salah dengar? Barusan arrsyad meminta maaf padanya, walaupun dengan nada yang terkesan dingin tapi bagi seina ini adalah kemajuan kedekatannya dengan arrsyad.
Seina belum menjawab arrsyad, hatinya masih berdebar, kini seina menatap pria tampan yang duduk dihadapan dirinya. Seina bahagia bukan main rasanya ia saat ini juga ingin berteriak sekencang-kencangnya memberitahu dunia bahwa ia sedang bahagia, sangat bahagia malah.
"Arrsyad apakah aku sedang tidak salah dengar dan salah lihat bukan."
" Tidak"
"Pertama kau tadi tersenyum, kedua untuk pertama kalinya kau menyebut namaku, ketiga kau meminta maaf pada diriku. Kau tahu tidak? Aku sangat bahagia."
Arrsyad menatap seina, ternyata benar seina sangat terlihat bahagia lihatlah matanya berbinar-binar, dan senyuman itu begitu sangat lebar.
"Bagimana"
"Bagaimana apa,nya?" Ucap seina tidak mengerti.
"Kau memaafkanaku tidak."
Seina hanya mengangguk sambil tersenyum manis pada arrsyad.
Waktu makan siang habis, arrsyad tak jadi makan karena merasa tidak nyaman dengan kehadiran seina yang tiba-tiba.
Seina menatap makananya yang tidak habis. Tapi tak apa kini hatinya sangat bahagia karena arrsyad mau bicara padanya.
"Aku harus kembali." Ucap arrsyad yang sudah beranjak dari tempat duduknya.
"Aku juga."
Merekapun berjalan beriringan dengan arrsyad jalan terlebih dahulu sementara seina mengikutinya dari belakang.
***
Perusahaan Molvis Grup
Reno sedang berdiri menghadap jendela besar yang langsung memperlihatkan gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekitar gedung industri'al grup.
Sebenarnya Alm. Ayahnya mewariskan ini pada dirinya dan arrsyad karna arrsyad belum cukup ilmu dan kemampuan serta umur yang masih sangat muda maka sekarang reno sendirilah yang mengurus perusahaan ini. Reno memiliki saham sebanyak 16% karena sekarang jabatannya menjadi CEO dan mampu mengembangkan perusahaan industri'al grup makan saham yang reno miliki menjadi bertambah sebanyak 27%, sementara arrsyad adiknya itu diwariskan saham sebanyak 12%.
Kekayaan yang ditinggalkan Alm. Ayah nya itu sangat berlimpah, malah keluarga Al-Faruq memiliki dua pulau pribadi di daerah kawasan bali dan satu pesawat jet pribadi. Sungguh gila akan harta Alm. Ayah nya itu sangat kaya. Reno sendiri sangat bangga kalau dia terlahir dari keluarga yang kaya raya. Tapi, semua itu tidak mudah harus ada kerja keras dan perjuangan.
"Lama-lama otakku bisa pecah karna harus mengurus perusahaan yang besar ini, bercabang dan ada dimana-dimana"
Mengurus perusahaan itu tidaklah mudah dan tidak seenak jidat yang bisa meyuruh para bawahannya agar bekerja ini dan itu. Memang reno mimiliki jabatan paling tinggi tapi ia juga tidak bisa memerintah dengan seenak nya, tidak bisa keluar pergi perusahaan seenaknya, dan tidak bisa memaafkan kekuasaan dengan semaunya. Sebagai CEO yang baik reno harus disiplin, bertanggung jawab, adil, bijak, dan mampu membuat semua masyarakat bisa mengenal perusahaan Molvis grup agar produk yang perusahaan nya keluar mampu membuat masyarakat menerima dengan baik dan agar produknya juga laku dipasaran, tidak hanya itu juga perusahaan harus bisa mengajak bekerja sama dengan masyarakat, kenapa demikian? Karena, kalau ada daerah atau suatu tempat yang akan dibangun sebuah perusahaan/usaha bisa mengambil atau membelinya secara sehat pada masyarakat. Tidak melalakukannya secara paksa atau dengan melakukan penggusuran pada tanah yang warga tempati.
"Selamat siang CEO, maaf telah mengganggu" Ucap seorang sekretaris wanita.
"Kapan kamu masuk"
"Maaf atas kelancangan saya. Tapi, tadi saya sudah mengetuk pintu beberapa kali dan memanggil CEO tapi tidak ada jawaban jadi saya masuk"
Rupanya tadi reno sedang hanyut dalam pemikiran nya, jadi tidak mendengar sekretaris nya itu.
"Ada apa"
"Anda harus mendatangani berkas ini"
"Baik simpan saja dimeja. Apakah setelah makan siang ada jadwal?"
"Setelah makan siang anda ada jadwal pertemuan dengan tuan Haris Wellson seorang direktur utama dari perusahaan properti yang akan mengajak perusahaan molvis grup ini untuk bekerja sama"
"Baiklah, kalau tidak ada lagi sekarang kamu boleh pergi."
"Baik CEO."
Sebelum sekretaris wanita itu keluar, reno menaruh berkas di atas meja kerja reno untuk ditanda tanggani.
'
'
Bersambung
tpi mantap 👍
semangat thor ceritanya bagus banget.
like and vote back ya... 😍😍😍
soalnya dia aktor China kan😊
pokoknya dia pernah main dracin tapi lupa judulnya 😌😌