Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Ke Sekte Kunlun
Di cabang Pengawal Besi, Zhang Jian membeli tiket kereta kuda. Sayangnya, tidak ada rute langsung menuju Kota Lereng Gunung Phoenix.
“Kalau kau mau cepat, ikut saja kereta ke ibu kota Kerajaan Yunhai dulu. Dari sana baru sambung ke kota tujuanmu,” kata petugas Pengawal Besi.
Zhang Jian mengangguk setuju, ia tidak ingin menunggu dua-tiga hari hanya untuk keberangkatan langsung.
Beberapa jam kemudian, ia duduk di dalam gerbong kelas biasa bersama penumpang dari berbagai kalangan. Udara di dalam gerbong terasa pengap, membuatnya membuka tirai kain agar angin bisa masuk.
Begitu tirai terbuka, matanya tak sengaja menangkap sosok yang familiar.
Seorang pria berjubah abu-abu baru saja melewati gerbang kota. Tubuhnya tinggi, bahunya lebar, dan langkahnya mantap. Wajahnya sulit terlihat jelas, tapi aura yang dipancarkan terasa tak asing.
“Yi Qiuhuan?” pikir Zhang Jian.
Pemuda itu adalah tuan muda pertama Klan Yi, tetapi ia hanya sekali berinteraksi dengan Zhang Jian. Kabarnya ia tidak terlalu tertarik dengan urusan internal Klan Yi, makanya Tetua Yi Xuan yang selalu berinteraksi dengan Zhang Jian.
Namun, ada sesuatu yang aneh. Zhang Jian tidak bisa melepaskan perasaan bahwa tubuh Yi Qiuhuan sangat mirip dengan anggota Sekte Demon yang ia lawan semalam.
Dia mengingat kata-kata Lin Tian, "Apa yang terjadi di Klan Yi, tidak sesederhana yang terlihat. Seperti air yang tenang, tapi dalamnya tak terukur."
Apakah itu yang dimaksud Lin Tian? Bahwa ancaman sesungguhnya bukan kawanan monster Serigala, tetapi sesuatu yang lebih mengerikan. Misalnya Sekte Demon sudah menancapkan akarnya di sini, hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk melahap kerajaan Yunhai.
Zhang Jian menarik nafas panjang dan memejamkan mata sambil bersandar di kursi kayu gerbong kereta kuda.
“Semoga Klan Yi dan kota ini tetap baik-baik saja,” gumamnya.
...***...
Di ruang bawah tanah kediaman Klan Yi Xuan Hong menatap wajah muram Ketua Klan Yi, sesekali ia menghela nafas panjang. “Umpan ini sudah gagal, jangan pancing murid Sekte lain lagi. Murid Kunlun itu sudah mengetahui Sekte Demon beroperasi di Klan Yi, untung saja ia tidak mengetahui kalau putramu lah anggota sekte Demon itu.”
Ketua Klan Yi menatap sahabatnya itu, lalu menggelengkan kepala. “Aku sudah mengorbankan banyak harta agar dia bisa menjadi kuat lebih cepat, tapi siapa sangka kesempatan itu malah ia sia-siakan!” keluhnya.
Putra sulungnya itu tidak memiliki Akar Spritual seperti putra kedua dan putri ketiganya. Namun, Xuan Hong tiba-tiba menawarkan ada cara lain untuk menjadikan Yi Qiuhuan menjadi seorang Kultivator, yaitu dengan menjadi murid luar Sekte Demon.
Xuan Hong juga berjanji akan membantu Yi Qiuhuan agar menjadi murid resmi di Sekte Demon, tetapi Yi Qiuhuan harus mencapai Ranah Jin Dan Tingkat Lima dulu. Dia lalu memberitahu cara tercepat untuk mencapai Ranah itu adalah dengan membiarkan Yi Qiuhuan menggunakan Segel Jiwa pada Kultivator.
Kemudian dibuatlah seolah-olah kawanan monster Serigala mengusik peternakan Klan Yi, padahal sebenarnya monster-monster itu sudah dikendalikan dengan tehnik Penjinak Monster.
Namun, siapa sangka murid Sekte Kunlun yang menerima misi ini memiliki Jurus misterius atau mungkin senjata Spritual yang mampu meniadakan semua serangan Qi, ditambah ia juga ahli beladiri yang tidak mampu dikalahkan oleh Pendekar Pedang terkuat Klan Yi.
“Aku akan membawanya mengembara dan mencarikan murid-murid Sekte dataran tengah ini untuknya,” kata Xuan Hong.
Ketua Klan Yi sangat senang mendengarnya, karena putranya akan dibimbing langsung oleh anggota elit Sekte Demon. Dia tidak tahu sekuat apa Xuan Hong, tetapi yang jelas kekuatannya yang terlihat di permukaan hanyalah kamuflase saja. Xuan Hong menyembunyikan basis Kultivasinya yang sesungguhnya.
...***...
Setelah melewati medan berat, melelahkan, dan berkali-kali transit kereta kuda di berbagai kota, akhirnya Zhang Jian tiba juga di lembah Kunlun.
Udara di lembah itu terasa lebih padat dibandingkan dataran biasa, seolah Qi dari langit dan bumi berkumpul hanya untuk mereka yang layak. Zhang Jian menghela napas panjang sebelum melangkah memasuki kawasan inti sekte. Tanpa membuang waktu, dia segera menuju Aula Misi, tempat semua murid melapor dan mengklaim hasil dari tugas mereka.
Di dalam aula, puluhan murid mengantri di depan beberapa Tetua yang duduk di balik meja batu giok. Zhang Jian menunggu sejenak sebelum maju ke hadapan Tetua Kelima, lelaki berjanggut pendek dan bermata tajam, yang terkenal adil namun jarang memberi pujian.
Zhang Jian meletakkan gulungan misi dan Batu Spiritual monster Serigala kelas rendah di atas meja.
"Aku telah menyelesaikan misi ini, Tetua. Gulungan ini sudah ditandatangani oleh ketua Klan Yi, dan ini adalah batu dari monster Serigala yang menyerang ternak mereka."
Sang Tetua mengangkat sebelah alis, membaca dengan cepat isi gulungan, lalu mengamati batu yang masih menyimpan sisa energi monster. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi kagum.
"Kau menyelesaikannya sendiri?"
Zhang Jian tersenyum lebar. "Misi semudah ini tidak memerlukan banyak orang. Seandainya tidak ada gangguan dari anggota Sekte Demon, aku mungkin sudah pulang lebih awal."
Mata sang Tetua menyipit. "Sekte Demon? Kau bertemu mereka?"
Zhang Jian mengangguk penuh percaya diri. "Satu orang dan dia didampingi ahli pedang. Aku berhasil menahan mereka. Sayangnya, tehnik Kultivasiku masih dasar. Jika aku punya teknik tingkat tinggi, mungkin aku sudah mengalahkan mereka."
Seketika, aula misi menjadi sedikit hening. Beberapa murid yang mendengar perkataannya melirik tak percaya. Bahkan Tetua Kelima menyandarkan tubuhnya ke belakang, seolah menimbang-nimbang kebenaran ucapannya.
"Kau … Zhang Jian, kan? Pangeran dari Kerajaan Naga Agung yang memiliki Cincin Naga Langit?"
"Iya, Tetua," sahut Zhang Jian.
Tetua itu mengangguk pelan, ucapan Zhang Jian kini masuk akal. "Pantas saja mereka mundur. Tapi kau tetap hebat juga mampu melawan ahli pedang hanya dengan tehnik dasar saja.”
“He-he-he … sebenarnya aku sudah dilatih oleh Pasukan Kerajaan selama bertahun-tahun, makanya aku bisa bertahan melawan ahli pedang itu,” sahut Zhang Jian.
Tetua Kelima mengangguk pelan, lalu tersenyum puas. "Kau murid yang luar biasa. Tehnik Kultivasi apa yang akan kamu ambil nanti?”
Zhang Jian menimbang sejenak. "Aku berpikir untuk menukarkan Poin Sekte dengan teknik lanjutan elemen ilusi.”
Setelah bertarung melawan Li Feng dan berhasil keluar dari kepungan kawanan monster Serigala, ia merasa harus meningkatkan elemen ilusinya karena sangat efektif digunakan saat bertarung.
Namun, Tetua Kelima menggeleng pelan. "Zhang Jian, kau sudah punya fondasi kuat dalam seni bela diri dasar. Teknikmu alami dan tajam. Yang kau butuhkan bukan lagi ilusi, tapi senjata yang bisa kau padukan dengan aliran Qi milikmu."
"Senjata?" sahut Zhang Jian.
Dari awal ia belum memutuskan senjata apa yang akan ia gunakan. Saat menjalankan misi ke Klan Yi, ia sudah menggunakan Pedang dan Tombak.
"Kau memiliki akar elemen lumpur, pasir, dan tanaman merambat. Ketiganya memiliki hubungan dekat dengan elemen tanah. Karena itu, kupikir kau cocok untuk menguasai Teknik Tombak Dewa Bumi."