Setelah meminum racun dalam adegan syutingnya, Gu Zhi Yi tiba-tiba terlempar ke zaman kuno dan memasuki tubuh Putri Xu yang dipaksa mati demi mengikuti calon suaminya—Pangeran Xu.
Tidak ingin mengalami kematian tragis seperti yang ada di naskah, Zhi Yi pun berusaha keras mengubah nasibnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunuh Saja Aku
"Jangan, jangan, jangan!" Zhi Yi segera melambaikan tangannya dan menatap Pangeran Xu Jun tanpa daya. "Yang Mulia, lupakan cambukan itu. Kenapa kamu tidak membunuhku saja?"
Hidup di dunia ini benar-benar sulit!
Dia berkali-kali mencoba melarikan diri agar tidak diracuni sampai mati, tetapi justru kematian dengan cara lain yang menunggunya dengan damai.
Dicambuk sebanyak 30 kali.
Jika tidak mati di tempat, mungkin dia akan mati dalam proses mengobati luka.
Zhi Yi menggelengkan kepalanya, tidak sanggup membayangkan rasa sakit yang akan menyiksa dirinya.
Itu pasti jauh lebih menyakitkan daripada ketika dirinya diracuni!
Setidaknya, dengan meminum racun dia tidak perlu mengalami rasa sakit yang berkepanjangan sampai ajal menjemput.
"Bunuh saja aku." Zhi Yi lelah berjuang mempertahankan nyawanya agar tetap berada di raganya.
Dia merasa seolah-olah takdir tidak ingin membiarkannya mati, tetapi juga tidak mengizinkannya menjalani kehidupan yang baik.
Takdir hanya ingin mempermainkan hidupnya!
Wajah Pangeran Xu tenang, dia menatap lurus pada Pangeran Xu Jun dan berkata, "Aku akan mengambil alih hukuman untuk Zhi Yi."
Pangeran Xu Jun terkejut, sedangkan Selir Liu tersenyum senang seperti telah melihat bayangan tubuh kaku Pangeran Xu yang dipenuhi luka cambuk.
Di samping, Liu Sanniang kembali merasakan kecemburuan.
Jika mengambil hukuman untuk Zhi Yi, maka Pangeran Xu akan menerima enam puluh kali cambukan.
Menerima tiga puluh cambukan saja belum tentu tubuh Pangeran Xu bisa menerimanya, apalagi enam puluh!
Pangeran Xu bisa saja mati, bahkan sebelum enam puluh cambukan menghantam tubuhnya.
Zhi Yi juga terkejut, dia menatap wajah Pangeran Xu yang tidak meninggalkan jejak ekspresi apa pun di wajahnya.
Datar, bahkan lebih datar daripada tembok besar yang baru saja dipanjatnya.
"Mulai hari ini, Pangeran Xu dan Putri Xu akan dihukum selama satu bulan. Mereka tidak diperbolehkan meninggalkan mansion tanpa izin dariku."
Zhi Yi tidak lagi mendengarkan kata-kata Pangeran Xu Jun, dia hanya fokus menatap Pangeran Xu dengan berbagai pertanyaan yang bermunculan di dalam benaknya.
***
"Awhhh ...."
Begitu menerima enam puluh cambukan dari pengurus rumah tangga, Pangeran Xu merasa tubuhnya remuk.
Jangankan berdiri dari posisinya berbaring telungkup di papan hukuman, untuk menggerakkan tubuhnya pun rasanya dia sudah tidak sanggup lagi.
"Yang Mulia, hati-hati." Xiao Hui tidak tega melihat penderitaan Pangeran Xu, dia pun dengan gerakan selembut mungkin membantu sang pangeran meninggalkan papan hukuman.
Ketika kembali ke kamarnya, Pangeran Xu menopang seluruh tubuhnya pada tubuh Xiao Hui dan sesekali suara rintihan menyakitkan lolos dari bibirnya.
Di samping, Liu Sanniang yang diselimuti kekhawatiran mengikutinya dan memperingati dengan lembut. "Pelan-pelan."
Zhi Yi tidak membantu, dia berjalan di belakang ketiga orang itu dengan tatapan takjub yang dilayangkan ke seluruh penjuru kamar Pangeran Xu seolah-olah dirinya belum pernah melihat keindahan dunia.
"Bagaimana Yang Mulia bisa setega itu? Dia bahkan tidak membiarkan cambukannya berkurang satu pun, padahal kamu adalah putranya. Dia sangat kejam!" Xiao Hui tidak bisa menahan diri untuk tidak memarahi dan menyalahkan Pangeran Xu Jun.
"Pelan-pelan." Liu Sanniang menyentuh sedikit lengan Pangeran Xu, khawatir sentuhan kecilnya semakin menyakiti sang pangeran. "Hati-hati."
Pangeran Xu merasa perjalanan menuju ke ranjang sangat jauh hingga rasanya dia telah menghabiskan seluruh kekuatannya.
Dia mengerutkan kening, seperti ada batu besar menekan jantungnya yang membuatnya terengah-engah.
"Arghhhh ...."
"Xiao Hui, pelan-pelan, jangan menyakiti Pangeran." Liu Sanniang memperingati Xiao Hui dengan tajam, dia merasa gerakan pelayan itu agak kasar hingga membuat Pangeran Xu merintih lagi.
Zhi Yi yang berjalan di belakang, perlahan mendekat dan membantu Pangeran Xu naik ke atas ranjang dan membiarkannya berbaring telungkup. "Xiao Hui, ambilkan obatnya."
"Oh, baik." Xiao Hui segera pergi.
"Argghhhh ...." Pangeran Xu menghela nafas lega saat tubuhnya berhasil menyentuh ranjang.
"Jangan banyak bergerak," ucap Zhi Yi sambil membenarkan posisi bantal Pangeran Xu.
Sementara itu, Liu Sanniang menyibukkan dirinya pada sebaskom air hangat yang terdapat handuk putih.
Setelah mengeringkan air di handuk, dia mendekat dan ingin menyentuh Pangeran Xu.
Namun, Zhi Yi dengan cepat menarik tangannya. "Ehhh, jangan diseka."
"Kenapa?" Liu Sanniang bertanya dengan polos, suaranya terdengar tidak senang.
Dia mengkhawatirkan Pangeran Xu dan berniat membantu, ini bukan saatnya untuk berdebat.
Zhi Yi mengabaikan ekspresi tidak senang dia wajah Liu Sanniang, dia dengan sabar menjelaskan, "Lukanya tidak boleh terkena air. Kalau tidak, itu akan lebih buruk."
"Kamu bukan dokter." Liu Sanniang membalas dengan sinis, tidak mempercayai kata-kata Zhi Yi. "Bagaimana kamu tahu lukanya tidak boleh terkena air?"
Detik selanjutnya, Liu Sanniang kembali ingin mendekati Pangeran Xu dan mengabaikan Zhi Yi.
"Kenapa kamu begitu keras kepala?" Zhi Yi menangkap lengan Liu Sanniang dan memperingati dengan tegas. "Sudah kubilang jangan menyekanya!"
Meski bukan dokter, dia juga tahu hal mendasar saat mengobati luka.
Cedera yang dialami Pangeran Xu jelas tidak boleh terkena air!
Jika tidak, cederanya bisa semakin serius dan kemungkinan besar akan terjadi infeksi.
"Saya harus!" Liu Sanniang menepis tangan Zhi Yi dari lengannya dan dengan keras kepala ingin membasuh luka Pangeran Xu menggunakan handuk hangat yang ada di genggamannya.
"Apa kamu tidak mengerti bahasa manusia?" Zhi Yi kembali mencegah, kali ini suaranya naik satu oktaf dan ada ekspresi tidak senang yang melintas di wajah cantiknya.
"Tentu saja aku tahu." Liu Sanniang menatap Zhi Yi dengan angkuh. "Namun, apa kamu bicara dengan bahasa manusia?"
"Saudara Dingfei terluka karenamu, tapi kamu tidak mengizinkan saya merawatnya?" Liu Sanniang tidak bisa tidak menyalahkan Zhi Yi atas kemalangan yang menimpa Pangeran Xu.
"Apa aku bilang aku tidak membiarkanmu merawatnya?" Zhi Yi menghela nafas lelah dan memutar bola matanya dengan jengah. "Maksudku ...."
Zhi Yi menatap bagian tubuh Pangeran Xu yang terluka, lalu mengedipkan matanya dan lanjut berkata, "Kamu tidak perlu menyekanya dengan air, kamu harus mendesinfeksinya terlebih dahulu."
"Saudara Dingfei tidak diracuni, kenapa harus didesinfeksi?"
Zhi Yi tercengang, tidak menduga gadis berbakat ibukota sangat bodoh.
Luka yang tidak dirawat adalah sebuah gerbang yang terbuka dan mengundang bakteri serta mikroba lainnya untuk masuk ke dalam luka. Kolonisasi bakteri ini kemudian menyebabkan infeksi dan akhirnya penyakit.
Jika seseorang bertindak cepat dan tepat waktu, semua masalah ini dapat dihindari.
Mendisinfeksi luka sangat diperlukan untuk menghilangkan berbagai mikroba yang menyebar melalui cambuk, tetapi disinfeksi tidak bisa dilakukan dalam sekejap.
Selain itu, orang yang merawat luka harus mengetahui apa yang perlu dilakukan dan juga harus memiliki pengetahuan tentang apa yang tidak boleh dilakukan.
Membuat kesalahan saat merawat orang yang terluka terkadang lebih banyak merugikan daripada membawa manfaat!
"Kamu tidak waras, minggir!" Liu Sanniang mendorong Zhi Yi ke samping.
"Aku sangat waras!" Zhi Yi menyalak seolah-olah ingin menggigit keangkuhan beserta kebodohan Liu Sanniang. "Aku tunangannya."
Dia sengaja menggunakan identitasnya untuk menekan Liu Sanniang. "Jika memang harus, maka aku yang akan menyeka lukanya!"
Liu Sanniang tidak bereaksi, dia tercengang.
"Berikan padaku!" Zhi Yi merebut handuk putih dari tangan Liu Sanniang.
"Dia sepupuku, aku selalu merawat luka-lukanya sejak kecil!" Liu Sanniang kembali merebut handuk yang semula dia pegang dari tangan Zhi Yi. "Keluar dari sini!"
"Berikan padaku!" Zhi Yi tidak ingin mengalah, dia juga merampas handuk itu. "Keluar!"
"Tidak, berikan padaku!"
Pada akhirnya, kedua gadis itu tidak hanya berdebat, tetapi juga saling berebut handuk.
"Berhentilah, jalian berdua membuatku pusing! Jika kalian tidak segera mengobatiku, aku mungkin akan segera mati." Pangeran Xu sangat kesakitan, perdebatan antara Zhi Yi dan Liu Sanniang hanya membuatnya semakin tersiksa.
"Kemari, cepat obati lukaku." Pangeran Xu meraba-raba pakaiannya, berniat menyingkap kain yang menutupi lukanya.
Pandangan Zhi Yi mengikuti gerakan tangan Pangeran Xu, sebelum akhirnya segera memejamkan mata dan memalingkan wajahnya. 'Aku lupa, lukanya ada di pntatnya.'
semangat kak...🥰🥰🤗