Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keberangkatan!
Malam telah larut ketika Chen Yu kembali ke kamarnya. Setelah pertemuan penuh tekanan dengan Wen Ling dari Klan Wen, pikirannya dipenuhi kemungkinan-kemungkinan terburuk. Ia menyadari satu hal. dunia kultivasi bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga intrik dan politik.
Saat ia hendak menutup pintu kamar dan kembali bermeditasi, sebuah ketukan pelan terdengar.
Tok... Tok... Tok...
Chen Yu membuka pintu. Ternyata seorang pelayan muda berdiri di sana. Wajahnya canggung dan gugup, tetapi tatapannya tulus.
“Tuan muda Chen Yu. saya diutus oleh Nona Muwan.”
Chen Yu mengerutkan alis. “Muwan?”
Pelayan itu mengangguk cepat, lalu menyodorkan sebuah gulungan surat kecil yang diikat dengan pita merah. Surat itu memiliki aroma samar dari bunga anggrek aroma yang dikenalnya sebagai milik Muwan.
“Nona bilang. jangan beri tahu siapa pun. Bahkan para tetua Klan Mu. Surat ini hanya untukmu.”
Setelah memberikan surat itu, pelayan itu membungkuk dalam-dalam lalu segera pergi tanpa menunggu tanggapan.
Chen Yu menutup pintu dan duduk di sisi ranjang. Ia menatap gulungan surat itu lama, sebelum akhirnya membukanya perlahan.
Tulisan tangan Muwan begitu rapi, tegas, dan penuh keanggunan, tapi tak dapat menyembunyikan kesan dinginnya.
Untuk Chen Yu.!!
Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya sekarang. Tapi sejak insiden penusukan malam itu, ada sesuatu dalam dirimu yang berbeda.
Seseorang yang lemah dan bodoh sepertimu seharusnya tidak bisa bertahan dari serangan seberbahaya itu. tapi kau bertahan. Dan lebih dari itu, aura mu berubah.
Mungkin aku salah menilai. Atau mungkin kau benar-benar menyembunyikan sesuatu.
Apapun itu, aku menulis ini bukan karena peduli.
Tapi aku tidak suka dikhianati. Jika kau sedang memainkan permainan licik, maka ingatlah aku berasal dari Sekte Langit Merah (Hongtian Sect) dan kami tidak memberi ampun kepada pengkhianat.
Namun jika yang terjadi malam itu benar-benar bukan salahmu, maka anggap surat ini sebagai peringatan.
Waspadalah terhadap Klan Wen. Mereka punya mata dan telinga bahkan di tempat yang tak terduga.
Jika mereka tahu kau mulai menunjukkan potensi, maka bukan hanya mereka, tapi banyak pihak lain akan mulai menargetmu.
Kau bukan siapa-siapa saat ini. Tapi jika kau hidup cukup lama. mungkin kita akan bertemu kembali di kondisi yang berbeda.
*Mu Wan*
Chen Yu memejamkan mata setelah membaca surat itu.
“dia tidak sepenuhnya acuh. Dia memantaiku. Dia tahu aku bukan Chen Yu yang dulu lagi. Banyak hal janggal disini. Mu Wan ternyata tau aku ditusuk, tapi dia tidak menyebarkan berita tersebut. Apa yang sedang dia pikir kan."
Chen Yu menggenggam surat itu erat. Hatinya bergejolak, bukan karena marah atau terharu, tapi karena perasaan bingung melanda hatinya.
Pagi hari berikutnya!!
Matahari baru saja naik ketika Chen Yu tengah menyempurnakan gerakan teknik tempur dasar di halaman belakang. Tubuhnya basah oleh keringat, tapi matanya memancarkan ketekunan. Setiap pukulan, setiap tarikan napas, ia lakukan dengan penuh konsentrasi.
Terlihat pakaian hijau yang dia kenakan dengan rambut panjang yang di ikat sanggul memperlihatkan aura yang elegant dan ketampanan yang luar biasa.
Setiap gerakan latihan nya, terlihat indah dan sulit untuk tidak diperhatikan.
Namun pagi itu, sebuah suara pelan memecah latihan yang sedang ia jalani.
“Tuan muda Chen Yu… maaf mengganggu.”
Seorang pelayan wanita muda berdiri dengan kepala tertunduk dalam-dalam. “Tuan Patriarki memanggil Anda ke Aula Utama Sekarang juga.”
Chen Yu mengerutkan kening, menghapus keringat di dahinya dengan lengan, lalu mengangguk.
“Baik. Aku akan segera ke sana.”
Aula Utama Klan Mu megah dan dipenuhi ukiran-ukiran naga dan simbol keberuntungan. Di tengah aula, Mu Tuzhi patriark Klan Mu duduk dengan postur gagah dan mata tajam, mengenakan jubah hitam berlapis benang emas.
Di sekelilingnya, lima tetua keluarga duduk di kursi kehormatan, semuanya menatap Chen Yu yang baru masuk dengan sorot mata yang sulit dibaca. sebagian dingin, sebagian jijik, sebagian netral.
Chen Yu menundukkan kepala dan menangkupkan kedua tangan nya sebagai bentuk hormat.
“Salam hormat untuk Patriark dan para Tetua.”
Mu Tuzhi menatapnya dalam diam beberapa saat sebelum akhirnya bicara dengan nada datar:
“Chen Yu. Kami telah mempertimbangkan keberadaanmu di Klan ini. Dan keputusan telah diambil.”
Salah satu tetua seorang pria tua berjanggut panjang dengan mata menyipit menambahkan dengan nada menusuk:
“Kami tidak membutuhkan beban di keluarga Mu. Nama kami tak boleh dinodai oleh seorang menantu yang lemah dan tidak memiliki bakat.”
Chen Yu tetap tenang. Dadanya bergejolak, namun wajahnya tidak menunjukkan reaksi. Tetapi dia bergumam dalam hatinya. "Mengapa aku dijadikan menantu jika tidak ingin memiliki menantu lemah, bodoh"
Pada saat ini Mu Tuzhi melanjutkan:
“Dua hari dari sekarang, kau akan dikirim ke Sekte Langit Cerah (Qingtian Sect). Sekte itu menerima murid luar biasa. dan juga menerima murid kiriman dari keluarga besar.”
“Kami tidak berharap banyak darimu. Tapi jika kau benar-benar ingin disebut sebagai bagian dari Klan Mu, maka buktikan dirimu di sana.”
“Atau lenyaplah sebagai sampah.”
Suasana di aula terasa menekan. Bahkan udara pun seperti lebih berat dari biasanya. Chen Yu perlahan mengangkat kepalanya, menatap langsung ke arah Mu Tuzhi.
“Baik. Dua hari lagi, aku akan pergi ke Sekte Langit Cerah.”
“Dan saat aku kembali, aku tidak akan mengecewakan mu ayah mertua. "
Beberapa tetua mendengus pelan, menganggap perkataan itu sebagai kesombongan tak berdasar. Tapi Mu Tuzhi menatap Chen Yu lebih lama, seolah mencoba membaca isi pikirannya.
“Kau boleh pergi.”
Chen Yu membungkuk lagi, lalu berbalik dan meninggalkan aula dengan langkah tenang. Namun di dalam dirinya, kobaran api telah menyala.
“Sekte Langit Cerah. tempat di mana aku akan menapaki jalan membangun kekuatan.”
“Jika ini cara dunia memperlakukanku. maka aku akan membalasnya bukan dengan keluhan, tapi dengan kebangkitan.”
Malam perlahan tiba, menyelimuti kediaman Klan Mu dengan ketenangan palsu. Angin berhembus lembut membawa aroma bunga liar dari taman belakang. Tapi di kamar Chen Yu, suasana berbeda sunyi dan berat, penuh pemikiran dan persiapan.
Chen Yu duduk di depan meja, menggulung satu per satu pakaiannya ke dalam tas kecil dari kulit binatang. Di atas meja, sebuah pedang kayu tergeletak diam. Meski tampak sederhana, itu adalah hadiah terakhir dari sang kakek sebelum meninggal. Ia memasukkannya ke dalam tas dengan hati-hati.
“Sekte Langit Cerah… aku tak tahu apa yang menantiku di sana. Tapi satu hal pasti, aku tak akan membiarkan diriku diremehkan lagi.”
Chen Yu berdiri dan berjalan ke jendela, menatap langit malam. Cahaya bulan memantul lembut di matanya yang kini jauh lebih tajam dibandingkan saat ia pertama kali ‘terbangun’ dalam tubuh ini.
“Tapi bagaimana dengan Klan Wen…?”
Ingatan tentang tikaman di perutnya saat pembunuhan itu kembali menyeruak. Wajah-wajah asing, dan kesan samar akan aura yang bukan berasal dari orang biasa. Ia mengatupkan rahangnya.
“Aku belum punya bukti. tapi hatiku yakin, Klan Wen ada di balik ini.”
“Jika aku pergi ke Sekte Langit Cerah sekarang, bagaimana aku bisa menyelesaikan urusan yang belum selesai ini?”
Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Tapi kemudian ia menghela napas panjang, berusaha meredam emosi.
“Tenang Chen Yu. Kekuatan Itu kuncinya. Tanpa kekuatan bahkan jika kau tahu siapa pelakunya, kau tak akan bisa berbuat apa-apa.”
Ia melangkah ke sisi ranjang dan membuka laci. Di dalamnya ada selembar surat surat dari pelayan kepercayaan Muwan. Belum lama ini, ia membacanya berulang kali.
Isi surat itu masih melekat di pikirannya:
"Berhati-hatilah. Tak semua orang di rumah ini ingin kau hidup. Tuan Putri memang terlihat dingin, tapi ia bukan tanpa hati. Dia memperhatikanmu. Jangan biarkan orang-orang itu melihat kelemahanmu.”
Chen Yu menghela napas dalam.
“Muwan ini. meskipun kita menikah secara paksa, tampaknya kau bukan sekadar wanita angkuh seperti yang terlihat di luar.”
Ia menatap bulan sekali lagi.
“Sekte Langit Cerah. mungkin tempat yang tepat untukku tumbuh. Tapi keluhan ini, dendam ini, tidak akan kulupakan. Klan Wen cepat atau lambat, aku akan kembali mencarimu.”
Pagi harinya, Chen Yu mendatangi ruang latihan. Ia kembali berlatih teknik dasar tempur yang telah ia pelajari selama beberapa hari terakhir. Setiap gerakan kini terasa lebih mantap, lebih padat oleh tekad.
Pelayan yang ditugaskan mengantarkan perlengkapannya, berdiri di samping halaman, diam-diam mengamati dengan ekspresi kaget.
“Orang ini… benar-benar berbeda dari beberapa hari lalu…” kata pelayan itu sedikit terkejut.
Saat mentari pagi naik sepenuhnya, sebuah kereta kuda berhias lambang Klan Mu telah disiapkan di gerbang utama. Dua penjaga dan satu pelayan menemani Chen Yu dalam perjalanan ke Sekte Langit Cerah.
Sebelum naik ke dalam kereta, Chen Yu berhenti sejenak, menoleh ke arah kediaman besar Klan Mu. Tatapannya tenang, namun dalam.
“Selamat tinggal, Sekarang waktunya membuka jalan baru.”
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya