Valda yang saat itu masih SD, jatuh cinta kepada teman dari perumahan seberang yang bernama Dera. Valda, dibantu teman-temannya, menyatakan perasaan kepada Dera di depan rumah Dera. Pernyataan cinta Valda ditolak mentah-mentah, hubungan antara mereka berdua pun menjadi renggang dan canggung. Kisah pun berlanjut, mengantarkan pada episode lain hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achmad Aditya Avery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bung Helmi: Kamus Anime Berjalan
Aku membeli minuman. Beberapa murid di sini memandangiku dengan tatapan yang aneh, bahkan ada yang senyum-senyum sendiri. Aku hanya bisa mengalihkan pandangan.
Memandang minuman teh dalam botol yang berdiri tegak di meja. Kami berdua berbincang-bincang. Rasanya bukan aku yang apa adanya. Ini tidak alami.
Perkataanku seakan-akan dibuat-buat, dalam pikiran terus terbayang jika punya pacar, apa yang akan terjadi?Untuk itulah, aku terus memperhatikannya.
Mencoba memasukkan dia ke dalam hati, tapi sepertinya tidak berhasil. Ya, tentu saja dia bukan virus atau bakteri yang bisa begitu saja masuk ke tubuh manusia.
Bel tanda jam istirahat berakhir berbunyi, akhirnya aku bisa kembali. Rasanya seperti terlepas dari ikatan yang erat dan sesak karena perasaan grogi yang parah ini. Sesampainya di kelas, beberapa teman langsung mengadakan sesi wawancara tentang apa yang terjadi di kantin tadi.
Aga langsung meminta sesuatu yang terdengar aneh di telingaku. Dia meminta PJ (Pajak Jadian). Apa maksudnya ini?
Siapa yang jadian? Bukankah tadi aku sudah mentraktir? Aku hanya tersenyum, mencoba tidak peduli.
Ana tertawa kecil sambil bertanya, “Gimana Val? Lancar?”
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum, dari segi teknis, perkenalan ini berhasil, tapi dari segi perasaan belum bisa sesuai dengan hati. Namun, aku tetap mencoba membuka hati. Perhatian yang membuat sedikit demi sedikit luluh.
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah terdengar sebelumnya seperti, ‘Apa kamu sudah makan? Sudah mandi? Lagi apa?’, benar-benar membuatku merasa berarti. Namun, aku yang belum yakin dengan perasaan ini mencoba untuk membiarkannya. Mungkin saja, perlahan aku akan menyukainya.
Suatu hari, saat sedang asyik bermain permainan daring, Ena mengirim SMS. Aku membalas dan terus balas-membalas. Pada akhir yang benar-benar tidak aku duga, dia bilang suka padaku.
Tanganku bergetar sambil memegang keyboard komputer yang kugunakan untuk bermain. Bingung hingga mata terus memperhatikan handphone yang tergeletak di meja.
Apa yang akan aku lakukan? Apa harus menolaknya? Aku pernah menolak perempuan sekali saat SMP. Apa aku harus mengulanginya?
Saat perasaan ragu menyelimuti. Aku memberanikan diri untuk menerimanya, dengan harapan suatu saat benar-benar bisa menerima dia sepenuh hati. Mungkin seiring berjalan waktu aku bisa mencintainya. Dengan kebaikannya itu, aku mencoba meyakini diri untuk menjadikan dia pacar pertama.
Keesokan harinya, pagi yang hening. Aku merasa sedikit gugup. Pagi ini sepertinya berjalan seperti biasa. Aku mencoba menutupi peristiwa kemarin. Jam istirahat tiba, saat aku hendak berjalan keluar kelas, Ana muncul di hadapan.
“Ciiee! Yang habis jadian! PJ kali!” ucap Ana sambil tersenyum lebar. Perkataan Ana tadi mengundang perhatian “kodok-kodok” lain yang haus akan berita ini. Seluruh anggota Mana Otak Genk, apalagi Aga, kecuali Amda. Saat itu aku dan Amda sedang renggang karena perasaan ingin menang sendiri.
Gosip ini menyebar dengan cepat keseisi kelas. Entah kenapa aku tidak jadi keluar kelas. Aku kembali duduk di pojok sambil tersipu, mungkin wajah ini memerah. Aku tidak terbiasa dengan semua ini.
Setiap jalan sedikit saja, selalu ada yang menyinggung tentang peristiwa itu. Berbagai pertanyaan sering muncul dari bibir beberapa teman seperti, “Kapan jadiannya? Bagaimana nembaknya? Langsung atau lewat SMS?”
Hingga pernyataan aneh seperti, “Wah! Sekarang Valda sudah normal ya, karena sudah punya pacar!” Aku hanya bisa mengusap dada saat itu.
Aku sempat kagum karena kebaikannya. Saat itu, terasa bisa lebih dekat, percakapan kami mulai sedikit lebih nyambung.
Aku sempat merasakan keindahan dari sebuah perhatian. Namun, setelah beberapa bulan kemudian, hati ini mulai merasa aneh. Sedikit demi sedikit perasaan ini pudar. Aku mencoba membangkitkan perasaan ini lagi. Namun,begitu sulit, seakan-akan mati.
Aku tidak mau mencabut semua ini dari orang baik seperti dia, tapi makin aku bertahan, semakin berat menjalaninya. Tanpa sadar, aku mulai bersikap jutek beberapa hari. Namun, dia tetap menganggapku sebagai pria yang baik. Sikap itu sedikit membuatku kembali bertahan beberapa minggu tapi setelah itu aku kembali kacau.
Hingga sampai pada titik, rasanya tidak bisa lagi meneruskan hubungan ini. Mungkin lebih baik kami menyelesaikan hubungan ini, dengan perasaan yang kini rasanya tidak layak mendapat kebaikan darinya.
Itu hanya membuat dia makin membuang waktu. Akhirnya aku memutuskan hubungan ini, dalam pikiran hanya terbayang sebuah karma yang mungkin akan datang suatu saat nanti.
Siap tidak siap, harus siap menerima karma untuk membalas kejahatan ini. Entah kenapa hati terasa lebih lega saat sendiri. Namun, perasaan berdosa tetap menyelimuti. Aku dan Ena akhirnya memutuskan untuk berteman saja. Dia memang baik meski jelas-jelas sudah dilukai hatinya, tetap akrab dan tidak menjauh.
Dia masih memperhatikanku meskipun kami sudah bukan lagi sepasang kekasih. Aku benar-benar merasa tidak pantas menerima kebaikannya.
Berkali-kali mencoba menghindar, kuharap sampai dia menemukan seseorang yang akan menggantikanku di hatinya.Semoga saja dia mendapatkan pengganti secepatnya.
Setelah beberapa minggu mengganti status menjadi single, lebih banyak rasanya menghabiskan waktu dengan Mana Otak Genk. Aku menjadi pendiam selama berpacaran, entah kenapa beban itu berkurang, hati terasa ringan. Apa ini kejam atau memang sesuatu yang wajar?
Ana sempat marah karena aku memutuskan hubungan dengan Ena, tapi sungguh tidak bisa melanjutkannya. Aku minta maaf dan menjelaskan semua, hingga akhirnya Ana kembali berteman denganku.
Nilai Ujian Tengah Semester hancur lebur. Lebih dari dua pelajaran mendapatkan nilai merah, sebagian besar kelas X.3 dipanggil wali kelas yaitu Bu Zeni untuk diberi nasihat agar belajar lebih giat lagi karena nilai ini sangat berpengaruh untuk nilai Ujian Akhir Semester.
Untuk yang mendapat nilai merah lebih dari lima pelajaran, maka akan dipanggil orang tuanya oleh wali kelas. Itulah yang saat ini ada di pikiran. Saat itu, salah satu anggota Mana Otak Genk yang dipanggil orang tuanya adalah Aga. Beberapa ada yang hampir dipanggil tapi diberi kesempatan oleh wali kelas.
Sejenak melepaskan penat atas hasil Ujian Tengah Semester. Saat ini aku kembali berteman dengan Amda. Amda berniat membuat sebuah identitas baru bagi para anggota Mana Otak Genk yaitu sebuah pin Mana Otak Genk.
Awalnya kami merencanakan untuk membuat kaus atau jaket. Hanya saja karena masalah biaya, kami memutuskan membuat pin untuk masing-masing anggota. Ini merupakan berita baik bagi kami.
Satu hal yang luar biasa, aku baru saja mendapat teman baru bernama Helmi. Dia adalah murid kelas sebelah, X.4. Kami bertemu diawali sebuah percakapan yang tidak terduga yaitu membahas soundtrack anime. Kami langsung akrab dengan pembahasan itu meskipun saat itu tidak memiliki handphone bermemori besar untuk menyimpan lagu.
Saat itu, pertama kali meminjam handphone Helmi. Dia mengenalkanku dengan soundtrack anime yang tidak asing di telinga. Nadanya sangat dikenal, Wada Kouji dengan judul Butterfly yang merupakan lagu pembuka dari anime Digimon. Saat kecil, terbiasa mendengar versi bahasa Indonesia, sekarang puas juga bisa mendengar versi aslinya yang bahasa Jepang.
Setiap bertemu Helmi, hampir tidak ada hal lain yang dibahas selain anime dan lagu-lagunya. Ini membuat wawasan bertambah, ya walaupun tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Setidaknya punya bahan pembicaraan.
Kebetulan saat itu, sedang senang-senangnya menggambar anime. Semakin semangat rasanya menggambar meskipun aku hanya pemula. Jika diingat kembali, nonton anime yang cukup membekas itu saat kelas 3 SMP kemarin.
Itu saja baru beberapa anime di antaranya yaitu Tokyo Mew-Mew, anime yang menceritakan tentang sebuah kelompok pemberantas kejahatan beranggotakan lima orang gadis yaitu Ichigo Momomiya, Minto Aizawa, Lettuce Midorikawa, Pudding Fong, dan Zakuro Fujiwara. Tugas mereka adalah menghancurkan alien yang ingin menguasai bumi. Anime lain yang kuingat pernah ditonton di antaranya Rokumon Tengai Mon Colle Knights, Nube, Ghost at School, Minky Momo, Digimon, Pokemon, dan lain sebagainya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...