NovelToon NovelToon
Inara & Juanda

Inara & Juanda

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ervina Dwiyanti

Seorang gadis remaja sederhana akhirnya mampu meluluhkan perasaan dari Juanda dan merubah kehidupan Juanda menjadi sosok laki-laki muda yang lebih baik dari sebelumnya. Lantas apakah Juanda mampu untuk meredam emosinya yang selama ini meletup-letup?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Cemburu

Agar Kirana tidak terlalu tersinggung dan dengan cepat Juanda pun mengatakan kalau misalkan Kirana adalah perempuan terjamin di sekolah dan ia merasa beruntung banget memiliki seorang pacar seperti Kirana dan Kirana pun malu-malu dengan apa yang diucapkan oleh Juanda.

"Kamu jangan malu-malu kayak begitu dong. Mereka tuh emang kayak begitu orangnya jadi nggak usah terlalu gimana-gimana, santai aja di sini tuh kita saling membaur satu sama lain."

Kirana pun langsung mendekat mengatakan kepada Inara nggak usah sok-sokan cantik di rumah ini karena pada dasarnya Kirana lah yang menjadi pemenangnya karena di sini posisinya Kirana adalah pacarnya Juanda dan Inara cuma sekedar buru lesnya doang jadi nggak usah terlalu berekspektasi tinggi untuk dipuji-puji.

Inara pun tersenyum dengan apa yang diucapkan oleh Kirana dan ia merasa sama sekali nggak ada sesuatu hal yang berpikiran ke arah sana yang paling penting itu ya udah sebagai tamu undangan aja nggak ada yang gimana-gimana banget.

"Sumpah ini orang kenapa sih nyebelin banget gue sama sekali nggak suka atas kehadiran dia datang ke sini, kalau misalkan bukan karena di rumahnya Juanda bisa-bisa nanti gue bakalan ngamuk untung aja ini gue bisa menahan emosi nyebelin banget sih jadi orang! Sok-sokan kayak begitu!" batin Kirana dalam hati yang sama sekali nggak suka atas kehadiran Inara di sini dan ia pun akan tetap mengambil perhatian dari kedua orang tuanya Juanda agar bisa dekat dengan mereka.

"Mah aku tuh paling nggak suka tahu nggak sih kalau misalkan diajak Inara datang ke rumah, aku tuh udah bawa pacar aku Mah seharusnya dia tuh nggak usah dekat-dekat kayak begini aku kan jadi ngerasa nggak enak sama dia."

"Apaan sih kamu ngomong kayak begitu udahlah santai aja lagi pula kan Inara nggak ngapa-ngapain kenapa kamu berpikiran nggak jelas kayak begitu nggak boleh kalau misalkan kayak begitu!" bisik mama yang mencoba untuk menjelaskan kepada Juanda kalau misalkan nggak kenapa-napa juga kali kalau misalkan diundang Inara di rumah.

Juanda menarik napas sejenak dan ia pun merasa nggak suka dengan apa yang mama katakan tapi ya udahlah biarin aja selama itu membuat Kirana nggak kenapa-napa ya itu oke.

Juanda mengambilkan makanan untuk Kirana dan mengatakan kalau misalkan jangan marah atau jangan baper yang paling penting itu happy aja ketika datang ke rumah apalagi tadi udah kenalan sama beberapa sepupunya.

"Ya aku nggak kenapa-napa sih tapi mama kamu tuh kayak suka banget ya sama Inara, aku sama sekali kayak ngerasa tersingkir kan gitu padahal kan jadi jelas yang pacar kamu tuh aku tapi malah dia yang kayak disanjung-sanjung di rumah ini. Apa jangan-jangan nanti ketika kamu udah lulus sekolah kamu baru dan jadian dan bakalan menikah sama dia?"

Juanda tersenyum dengan apa yang diucapkan oleh Kirana kenapa tiba-tiba aja berpikiran kayak begitu apakah ada kecemburuan yang terjadi?

"Kamu kenapa malah senyum-senyum nggak jelas kayak begitu emang ada yang lucu sama muka aku?"

"Kamu kenapa sih kayak cemburu banget aku tuh nggak ngapa-ngapain lagi pula aku kan nggak pernah ngelihat dia, kamu kenapa sih kan kita udah lama kenal juga sama dia ngapain juga kamu berpikiran ke arah sana dia tuh bukan level aku tahu nggak sih!"

"Ya tapi tetap aja kalau misalkan udah lama kamu tuh bakalan suka sama dia yang namanya juga keseringan ketemu kan bakalan kayak gitu kan kamu tahu sendiri siklus manusia tuh kayak gimana mau ngomong kayak gimanapun ya bakalan berubah seiring berjalannya waktu."

Juanda seketika langsung memegang pundak Kirana nggak usah berpikiran kayak gitu yang paling penting itu yang mereka berdua aja ngapain memikirkan Inara.

"Udah kamu ngapain sih ngeliat ke belakang nanti kamu bakalan ngerasa panas terus, aku yang nantinya bakalan kasih tahu sama mamaku kalau misalkan nggak usah kayak gitu lagi soalnya nanti kamu bakal ngerasa nggak suka, mama aku tuh baik sama semua orang jadi kamu nggak usah berpikiran yang aneh-aneh!"

Kirana cemberut dan ia pun mencoba untuk memahami apa yang diucapkan oleh Juanda tapi tetap aja namanya juga rasa cemburu yang gak akan pernah bisa dirubah-rubah sampai kapanpun.

Kirana masih memiliki jiwa kekanak-kanakan dan masih belum merujuk ke arah dewasa tapi ya Juanda sangat paham sih namanya juga seorang perempuan pasti memiliki rasa cemburu tetapi ya pada intinya ya tetap memiliki Kirana bukan yang memilih Inara yang menurutnya bukan tipenya itu.

"Iya kalau gitu kita berpamitan dulu ya Tante mudah-mudahan nanti kita punya waktu lagi dan Insya Allah nanti ya kita ngobrol-ngobrol lagi kalau gitu," ucap Robert yang langsung berpamitan kepada mereka dan Inara pun langsung mengiyakan ketika Robert mengajak untuk pulang barengnya langsung.

Robert berpamitan terlebih dahulu untuk pulang ke rumah karena tiba-tiba aja ada kabar yang sangat mendadak banget dan Robert pun berpamitan kepada mereka berdua.

"Kita pulang terlebih dahulu ya, gue duluan ya bro bikin Kirana gue duluan!" ucap Robert yang berpamitan kepada mereka berdua yang sebelumnya sudah berpamitan juga di dalam kali ini ia harus mengantarkan Inara pulang juga karena tadi kan menjemput jadi ya nggak bisa kalau misalkan nggak dianterin pulang.

"Aku ngerasa ada hal yang aneh deh sama mereka berdua kayaknya mereka tuh memiliki hubungan satu sama lain tapi nggak berani untuk mengungkapkan masih silent gitu," pikir Kirana yang mengatakan langsung kepada Juanda dan Juanda pun mengatakan hal yang sama kepada mereka berdua.

Ketika berada di dalam mobil Inara merasa yakin banget kalau misalkan mereka berdua tuh pasti ngegibahin mereka berdua tapi Robert sama sekali nggak peduli yang paling penting mah jalan aja dengan apa yang kita pengen jalankan nggak usah mikirin mereka.

"Ya udahlah ya ngapain sih kita memikirkan sesuatu hal yang kayak gitu, itu terserah mereka mau sebaik apapun kita kalau misalkan pada dasarnya mereka mau berkomentar membuat komentar aja."

"Iya, masih banyak ya kamu udah nganterin aku pulang ke rumah pokoknya makasih banyak udah jemput makasih banyak udah nganterin aku jadi berpikir ngereponin kamu deh."

"Iya nggak kenapa-napa kok santai aja ya udah kalau gitu gue pulang dulu ya soalnya takutnya nanti gue dimarahin dan gue harus cepet-cepet juga sampai di rumah."

"Iya, semoga cepat sembuh ya dan mudah-mudahan aja bisa kembali seperti semula ya udah kalau gitu aku masuk dulu ya hati-hati pulangnya jangan terlalu ngebut-ngebut."

Inara pun akhirnya duduk di ruang tamu juga di rumah ternyata rumah tadi nyaman itu ya rumah sendiri walaupun sederhana berbeda dengan orang lain tapi tetap aja ngerasa sejuk itu di rumah sendiri.

"Loh aku sebentar banget sih acaranya?"

"Iya neneknya Robert lagi sakit makanya disuruh pulang dan aku juga nggak mau juga terlalu lama-lama di rumahnya Juanda Ini kan udah malam juga jadi aku pengen istirahat di rumah apalagi besok kan udah ke sekolah lagi."

"Em gimana orang-orang yang ada di sana baik-baik nggak sama kamu biasanya kan orang kaya itu kayak gimana gitu," ucap mama yang sudah kebiasaan banget kalau misalkan ngeliat anaknya baru pulang ke rumah pasti diintrogasi deh panjang kali lebar.

"Baik, semuanya baik-baik aja kalau nggak ada sesuatu hal yang ingin aku juga merasa senang ketika ada di sana mereka pada baik nggak ada yang gimana-gimana banget,"

1
Dwi Sulistyowati
semangat kak
IG ervinadwiyanti: Makasih ya ✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!