"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Dari kejauhan senyuman manis Lada sudah menyambut kedatangan Vinder diPrambanan Cafe, Dan senyum itu semakin merekah, kala Vinder sudah berada didepannya.
"Hai Vin...!"
"Sudah lama nunggunya...?" tanya Vinder sembari medudukkan bokongnya dikursi.
"Enggak kok..!" jawab Lada kembali menuliskan sesuatu kata pada lembaran kertas diatas meja.
"Apa itu...?"
"Setelah menikah, Rey Andra mau melanjutkan studinya diAmerika. Dia juga mendapat kesempatan untuk bekerja diperusahaan teknologi terbesar disana. Aku harus kerumah sakit melakukan pemeriksaan kesehatan, untuk visanya."
"Kamu mau keAmerika...? Tinggal disana..?" tanya Vinder tak percaya.
Lada mengangguk.
Lagi dan lagi, kabar yang dibawa Lada membuatnya patah hati.
"Kapan mau kerumah sakit..? bukannya sekarang kita mau membeli kebaya..?" tanya Vinder.
"Setelah membeli kebaya, nanti aku langsung kesana."
"Sama Rey Andra..?"
Lada menggeleng "sendiri..!"
"Aku temani."
Setelah selesai Lada mengisi formulir untuk tes kesehatan, mereka pun pergi ketoko yang khusus menjual kain brukat dengan kualitas terbaik. Ditoko itu juga menjual kebaya yang sudah jadi.
Toko yang sangat diminati kalangan menengah keatas. Toko dua lantai dengan luasnya lebih dari dua ribu meter, yang selalu ramai pengunjung disetiap harinya.
"Bagus yang mana..?" tanya Lada didepan lima manekin yang memakai kebaya modern dengan model berbeda.
"Coba semua saja." jawab Vinder yang berdiri tepat dibelakang Lada.
"Oke...!" jawab Lada bersemangat.
Vinder meminta tolong pada pelayan toko tersebut untuk membantu Lada mencoba kebaya-kebaya itu.
"Lihat kainnya indah sekali, semuanya kelihatan cantik ya..?" kata Lada menunjuk kesemua kain berukat yang tergantung menjuntai diruangan itu.
"Kamu bisa pilih yang kamu mau nanti." jawab Vinder menatap wajah Lada yang bebinar bahagia.
Lada masuk kekamar pas, mencoba kebaya pertama lalu menunjukan kepada Vinder.
"Ganti...!"
Lada pun menurut.
Kedua, ketiga, keempat, lalu yang kelima, sudah selesai Lada coba. Dan pilihan Vinder jatuh pada kebaya yang nomor dua. Kebaya dengan panjang selutut, dengan ornamen bunga serta bagian leher sedikit tinggi.
"Yakin yang itu tadi bagus..?" tanya Lada untuk kesekian kali.
"Iya La..! kebaya itu sangat bagus, apalagi dibagian dadanya tertutup. Bahannya sederhana tapi cantik, elegant, sopan tapi berkelas."
Setelah urusan kebaya selesai, mereka lalu melihat-lihat kesekeliling toko. Menghampiri ratusan kain dengan aneka warna juga jenis yang tergantung dibagian tengah ruangan.
Senyum dibibir keduanya tak juga luntur, entah mengapa dengan melihat dan menyetuh kain-kain itu membuat keduanya sangat bahagia.
Tapi sayangnya senyum itu seketika sirna, kala Lada menyibak kain untuk melihat keruangan sebelah, keharmonisan sebuah keluarga yang terlihat justru amat menyakitkan baginya.
Disana ada ayah, ibu juga Umbra yang sedang memilih kain. Berulang kali sang ayah merekomendasikan kain mana yang bagus untuk Umbra. Binar bahagia juga sangat kentara diwajah ketiga orang itu.
Vinder langsung menghela nafas berat.
Lada berbalik, bergegas pergi dari tempat itu.
"La...!" seru Vinder mengejar Lada yang sepertinya akan keluar dari toko.
"Mas, itu kebayanya...?" tegur pelayan toko saat Vinder mau melewati pintu keluar.
"Nanti saya kembali, ini pegang untuk jaminan." ucap Vinder menyerahkan ponsel mahalnya.
"Eh...!" respon aneh pelayan toko
"La..!" panggil Vinder lagi dan langsung mencekal pergelangan tangan Lada saat berhasil mengejar gadis itu.
Vinder menggiring Lada menghampiri mobilnya yang terparkir didepan toko, membuka pintu penumpang dan memberi titah.
"Masuk...!"
Lada menurut.
"Diam disini jangan kemana-kemana." peringatan Vinder setelah ia menyalakan mesin pendingin mobil.
Vinder masuk kembali kedalam toko, membayar kebaya yang tadi sudah dipilih dan juga handphonenya, lalu bergabung dengan Lada yang menangis tergugu dimobil.
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆