Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyapa asa
"Gimana mas, tempat kerja yang sekarang lebih baik?" aku membuka obrolan sabtu pagi di teras samping rumah mamah
"Alhamdulillah Er, tempat kerja yang sekarang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Mas bisa lebih berkreasi," wajah mas Handi tampak senang.
"Syukurlah mas. Akhirnya ketemu juga tempat kerja yang sesuai sama keahlian mas. Semoga langgeng kerjanya ya mas. Perusahaannya juga makin maju nantinya," doaku.
"Aamiin... Mas juga berharap begitu. Capek juga ngelamar kerja sana sini. Umur mas juga sudah gak masuk buat persyaratan ngelamar kerja jaman sekarang. Yang di cari rata-rata maksimum 25 tahun."
Aku mengangguk tanda setuju.
"Mas, aku kan pernah ngomong sama mas kalau aku ngelamar kerja lagi bulan kemarin,"
"Oh iya. Gimana, udah ada kabar?"
"Alhamdulillah lusa aku ada test mas," ucapku gembira.
"Alhamdulillah... cepat juga kamu dapat panggilan test. Semoga kamu juga lolos ya Er, cepat di terima kerja nantinya," harap mas Handi.
"Aamiin... Makasih doanya mas," aku bahagia sekali. Ternyata mas Handi mau memberikan izin padaku untuk bekerja kembali.
Sebelumnya mas Handi tak mengizinkanku untuk melamar kerja. Kami sempat ribut besar. Tapi untungnya mas Handi segera mendapat panggilan test dan tak lama di nyatakan lolos di terima kerja di perusahaan tempat dia bekerja saat ini. Mungkin karena sudah sibuk pada pekerjaanya, jadi sekarang dia tidak peenah membahasnya lagi.
Dua minggu sudah berlalu, kabar yang ku tunggu akhirnya tiba juga. Aku di nyatakan lolos dan di terima untuk bekerja di perusahaan yang aku impikan. Dengan berbekal pengalaman kerja di perusahaan yang dulu, posisiku yang sekarang tentu tidak seperti sebelumnya. Saat ini aku menjadi staff. Tapi aku sangat bersyukur karena masih ada perusahaan ternama yang masih mau menerimaku sebagai karyawannya.
"Minggu besok kita main ke ibu ya. Semenjak kerja kita belum main ke sana," mas Handi mengajakku mengunjungi orang tuanya.
"Boleh. Mau bawa apa besok buat ibu dan bapak," tanyaku sambil menyiram pohon kemuning kesukaanku.
"Bawa buah-buahan aja. Bapak senang buah," jawab mas Handi. " Biar nanti malam aku yang beli."
Aku mengangguk dan tetap fokus menyiram pohon belimbing yang tumbuh subur di sebelah pohon kemuning.
***
"Assalamualaikum..." suara mas Handi dari pintu ruang tamu terdengar jelas sampai ke becak yang mengantar kami di luar pagar.
"Wa'alaikum salam...Wah...Handi, gimana kabarnya, sehat nak," sapa ibu ramah.
Setiap hari minggu pintu ruang tamu memang selalu terbuka lebar. Biasanya bapak yang rajin membukanya. Biar sirkulasi udara lancar keluar masuk. Sementara bagi ibu tentu untuk menyambut kunjungan anak dan cucu kesayangannya siapa lagi kalau bukan mas Yoga dan Dito anaknya.
"tumben baik, biasanya ketus dan masa bodoh. Apa jangan-jangan karena sekarang mas Handi udah kerja kali ya. Kita lihat gimana responnya ke aku."
"Sehat bu. Ibu sehat kan? Ini Handi bawakan buah-buahan. Ada anggur, pisang, jeruk sama yang lain-lain. Di makan ya bu," mas Handi meletakkan totebag besar berisi buah-buahan yang di belinya kemarin malam.
"Repot-repot segala kamu Han... Lain kali kalau ke sini gak usah bawa apa-apa. Di datangi kamu juga udah seneng kok ibu," ucap ibu terdengar basa-basi.
Setelah membayar becak, aku masuk ke dalam rumah menyusul mas Handi. Menebak-nebak sambutan apa yang bakal ku terima apalagi jika semua keluarganya tau kalau aku sebentar lagi segera bekerja.
Agak ragu juga mau berjalan ke arah pintu masuk rumah ini. Rumah yang memberikanku banyak pelajaran tapi juga rumah yang membuatku trauma untuk kembali lagi tinggal di sini.